Saturday, March 7, 2009

Mau Ikut Mesias yang Menderita?

Markus 8:27-33

Sejak saat pertama bertemu dengan Yesus, murid-murid telah meyakini Dia sebagai Mesias (Yoh. 1:41). Namun saat itu mereka masih memahami Mesias hanya sebagai pemimpin politik. Seiring perjalanan waktu, perlahan-lahan Yesus mengajari mereka mengenai keberadaan diri-Nya.

Penyembuhan seorang tuli yang dilakukan Yesus telah melahirkan pengakuan murid-murid akan kebesaran-Nya (Mrk. 7:37). Penyembuhan seorang buta juga membuka mata murid-murid tentang kemesiasan Yesus, sebagaimana disuarakan oleh Petrus (ayat 29). Saat itu segala kabut, yang menghalangi penglihatan dan pengertian para murid akan Yesus, seolah sirna. Jawaban Petrus memperlihatkan bahwa terang penyataan Allah mulai menyingsing. Meski demikian, seperti si buta dalam penyembuhan tahap (Mrk. 8:22-26), penglihatan atau pemahaman Petrus tentang Yesus masih belum sempurna. Ia memang mengakui Yesus sebagai Mesias, tetapi bukan Mesias yang mengalami penderitaan dan kemudian mati tersalib (ayat 31-32). Menurut Yesus, konsep ini salah karena Petrus tidak melihat hal itu berdasarkan sudut pandang Allah. Petrus malah bertindak seperti Iblis yang mencobai Yesus untuk melawan kehendak Allah dengan tidak mengikuti jalan salib.


Yesus diutus Bapa-Nya ke dunia bukan untuk menyenangkan dan memuaskan keinginan manusia. Itu sebabnya Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahu orang lain bahwa Dia adalah Mesias. Selain karena orang harus menemukan hal itu secara pribadi, juga agar orang tidak punya motivasi salah saat mengikut Dia.

Petrus ternyata punya pengikut. Banyak orang yang lebih suka mengenal Yesus sebagai Tuhan yang menyelesaikan kesulitan dan memenuhi kebutuhan mereka. Padahal Yesus datang terutama untuk menyelesaikan masalah fundamental yang dihadapi manusia, yaitu dosa. Bagaimana tanggapan dan sikap Anda? Ia yang menentukanbagaimana Anda harus bersikap atau Anda yang mengatur Dia?


e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/02/


1 komentar:

Admin said...

KasihNya melebihi kasihku padaNya..
CintaNya melebihi cintaku padaNya..
PengorbananNya melebihi pengorbananku untukNya..
Karena Dia adalah sumber dari Kasih, Cinta dan Pengorbanan.

Post a Comment