Saturday, March 7, 2009

Hanya dengan Doa

Markus 9:14-29

Salah konsep bisa menyebabkan salah bertindak. Maka penting sekali memiliki konsep yang benar untuk mendasari setiap sikap dan tindakan kita.

Para murid sebelumnya telah menerima kuasa untuk mengusir setan (Mrk. 3:14-15). Mereka pun telah berhasil melakukannya (Mrk. 6:6b-13). Namun seolah ilmu yang cukup dipelajari sekali untuk selamanya, mereka mengira bahwa kuasa itu akan tetap ada pada mereka. Dengan anggapan demikian, mereka berusaha mengusir setan yang menguasai seorang anak hingga dia bisu. Lalu apa yang terjadi? Mereka gagal (ayat 17-18). Kenapa? Pertanyaan Yesus menyiratkan bahwa mereka kurang beriman (ayat 19). Kebersamaan mereka dengan Yesus selama itu ternyata tidak menumbuhkan iman dan pemahaman mereka. Padahal kedekatan dengan Yesus itulah yang membuat si ayah anaknya untuk disembuhkan para murid.



Selanjutnya Yesus menjelaskan bahwa mereka kurang berdoa (ayat 28-29). Tampaknya para murid mengandalkan kemampuan diri dalam melakukan mukjizat sehingga mereka tidak bergantung pada Allah. Padahal kuasa untuk melakukan mukjizat mengharuskan para murid memelihara hubungan secara konstan dengan Pribadi yang memberikan mereka kuasa. Dan hubungan itu terpelihara melalui doa.

Namun perlu kita catat bahwa bukan doa itu sendiri yang membuat para murid memiliki kuasa. Doa bukanlah mantera. Doa adalah disiplin rohani yang membawa orang semakin dekat pada Allah. Doa merupakan ekspresi dari ketergantungan total kepada Allah. Seorang hamba Tuhan bernama Warren Wiersbe berkata bahwa otoritas yang Yesus berikan pada para murid hanya efektif jika dilakukan dengan iman. Dan iman bertumbuh melalui disiplin rohani.

Jelas bahwa kegagalan para murid berakar dari perspektif mereka yang terbatas. Mereka tidak memahami keterbatasan mereka dan ketidakterbatasan kuasa Tuhan. bagaimana relasi doa dan kuasa dalam pelayanan kita?

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/05/

0 komentar:

Post a Comment