Thursday, March 12, 2009

Potret Seorang Anak

Seorang pria yang kaya raya dan anaknya lelakinya sangat senang mengkoleksi karya-karya seni yang eksklusif. Mereka memiliki karya-karya besar di dalam koleksi mereka, dari Picasso sampai Rafael. Mereka suka duduk bersama dan mengagumi karya-karya seni hebat tersebut.

Pada saat pecahnya perang Vietnam, anak lelakinya pergi perang. Dia seorang yang sangat pemberani dan meninggal di medan perang pada saat menyelamatkan seorang tentara lainnya. Ayahnya menerima pemberitahuan tersebut dan sangat berduka-cita atas meninggalnya anak lelaki satu-satunya.

Satu bulan kemudian, sebelum hari Natal tiba, ada ketukan pada pintu rumah pria tua tersebut. Seorang pria muda berdiri dengan membawa paket besar di tangannya. Dia berkata, "Tuan, Anda tidak mengenal saya, tetapi saya adalah tentara yang telah diselamatkan oleh anak Anda. Dia menyelamatkan banyak orang pada hari itu, dan dia membawa saya ke tempat yang aman dimana pada saat itu peluru menghantam dia pada jantungnya dan ia langsung meninggal. Dia sering bercerita mengenai Anda, dan cinta Anda pada karya seni."

Pria muda itu memberikan paketnya.

"Saya tahu ini tidak banyak. Saya bukan seorang pelukis yang besar, tetapi saya berpikir anak Anda menginginkan Anda untuk memiliki ini."

Ayah itu membuka paketnya. Itu adalah potret anak lelakinya, dilukis oleh pria muda itu. Ayah itu memandang potret tersebut dengan sangat kagum. Tentara muda itu berhasil menggambarkan kepribadian anaknya pada lukisan tersebut. Ayah tersebut sangat tertarik dengan mata anaknya pada potret itu sehingga matanya sendiri dipenuhi dengan air mata. Dia berterima kasih kepada pria muda tersebut dan menawarkan untuk membayar lukisan tersebut.

"Oh, tidak tuan, saya tidak mungkin dapat pernah membayar apa yang telah anak Anda lakukan untuk saya. "Ini adalah hadiah."

Ayah tersebut menggantung potret anaknya. Setiap ada tamu yang datang ke rumahnya dia membawa mereka untuk melihat potret anak lelakinya sebelum dia menunjukkan karya seni besar lainnya. Pria itu meninggal beberapa bulan kemudian. Lalu diadakan suatu lelang yg besar untuk lukisan-lukisannya. Banyak orang-orang penting yang berkumpul dan sangat antusias untuk dapat melihat karya-karya besar itu dan memiliki kesempatan untuk membeli salah satu dari koleksi tersebut. Pada panggung dipajang potret anak lelakinya.

Petugas lelang itu memukulkan palunya. "Kami akan memulai lelang ini dengan menawarkan potret dari anak laki-lakinya. Siapa yang akan mulai menawar lukisan ini?" Keadaan menjadi sunyi senyap. Kemudian suara datang dari belakang ruangan berteriak "Kami ingin melihat lukisan-lukisan yang terkenal. Lewati saja yang ini. "Tetapi petugas lelang berkata dengan tegas, "Adakah yang akan menawar lukisan ini? Siapa yang ingin memulai pelelangan ini? $100, $200?" Ada suara lain yang berteriak dengan marah. "Kami tidak datang untuk melihat lukisan ini. Kami datang untuk melihat lukisan karya Van Goghs, Rembrandts. Mulailah penawaran yang sesungguhnya!" Tetapi petugas lelang tersebut masih terus berteriak. "Anak lelaki! Anak lelaki! Siapa yang akan mengambil anak lelaki ini?"

Akhirnya, ada suara yang datangnya dari ruangan yang paling belakang. Itu adalah tukang kebun yang sudah bekerja sekian tahun dengan pria dan anaknya. Saya memberi $10 untuk lukisan itu." Sebagai orang yang miskin, itu adalah semua yang dapat dia berikan. "Ini ada penawaran $10, siapa yang akan menawar $20?" Tetapi orang banyak berteriak, "Berikan kepadanya untuk $10. Mari lihat karya-karya hebat lainnya." Petugas lelang berteriak lagi, "$10 adalah penawarannya, apakah ada yang mau menawar $20?"

Hadirin mulai marah. Mereka tidak mau potret anak lelaki itu. Mereka hanya mau karya-karya seni yang berharga untuk menambah koleksi mereka. Petugas lelang itu memukulkan palunya. "Satu, dua, dan terjual seharga $10!" Seorang pria yang duduk di baris kedua berteriak. "Sekarang mari kita teruskan dengan koleksinya!"

Petugas lelang meletakkan palunya.

"Maafkan saya, pelelangan ini sudah berakhir. Ketika saya dipanggil untuk melaksanakan pelelangan ini, saya diberitahu akan permintaan rahasia di warisan pria itu. Saya tidak boleh membocorkan permintaan rahasia tersebut sampai pada saat pelelangan berakhir. Hanya lukisan anak lelaki itu yang akan dilelangkan. Siapapun yang membeli lukisan tersebut akan mewarisi seluruh kekayaan, termasuk lukisan-lukisan yang lain. Orang yang membeli anak lelaki itu mendapatkan semuanya!"

Tuhan memberikan anaknya 2,000 tahun yang lalu untuk meninggal dengan kejamnya diatas kayu salib. Seperti kebanyakan dari pelelangan, Pesannya hari ini adalah, "Anak lelaki, anak lelaki, siapa yang mau menerima anak lelaki?

- Anny H.
sumber : http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/potret_seorang_anak.htm

0 komentar:

Post a Comment