Tuesday, March 10, 2009

Doa Orang Beriman

Markus 7:24-30

Kedatangan Yesus di daerah Tirus (kafir), walau diam-diam ternyata diketahui juga. Seorang perempuan Siro-Fenisia tidak dapat menahan diri untuk bertemu Yesus (ayat 25). Ada beban berat yang mendorong dia datang. Anak perempuannya dirasuk setan (ayat 26). Maka saat mendengar bahwa Yesus datang ke daerahnya, tanpa buang waktu ia segera menemui Yesus. Jawaban Yesus ternyata tidak sesuai harapan (ayat 27). Yesus menyebut dia sebagai anjing yang tidak layak menerima makanan yang disediakan bagi anak-anak. Bangsa Israel memang menyebut bangsa-bangsa kafir anjing, karena mereka dianggap najis. Yesus tidak menghina, Ia hanya mengingatkan posisi nonYahudi, yang tidak termasuk dalam perjanjian Allah. Namun si perempuan tidak mundur karena pernyataan ini. Ia sadar siapa dirinya. Ia memang tidak termasuk bangsa Israel yang dilayakkan untuk menerima kasih karunia Tuhan. Namun justru kesadaran itulah yang membuat dia berani berargumen dan meminta 'remah-remah' kasih karunia itu. Dan iman yang gigih ini diperkenan Tuhan. Kerendahan hati membuat harapannya dikabulkan (ayat 29-30)


Pernahkah kita berdoa sedemikian gigih buat orang lain, siapapun dia? Kegigihan dalam berdoa memang perlu. Lamanya menanti jawaban doa kadang-kadang membuat kita merasa tidak ada gunanya berdoa lebih lama lagi. Apalagi bila kita melihat bahwa orang yang kita doakan tetap saja hidup dalam dosa. Namun mari kita bayangkan betapa bersukacitanya perempuan itu ketika menemukan anaknya su-dah dapat tidur karena setan sudah tidak lagi merasuki anaknya. Imannya kepada Kristus dan kegigihannya membuat ia mendapatkan apa yang ia minta dari Tuhan.

Marilah kita tetap bertahan dalam doa-doa kita bagi orang lain. Sebutlah tiap nama yang kita ingin doakan, yang keras, yang berkelakuan paling buruk, maupun yang paling sulit untuk percaya pada Kristus. Mungkin saja kita tidak dapat dengan segera melihat jawaban Tuhan. Namun jangan putus asa, karena Tuhan pasti mendengar kita.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/02/24/

0 komentar:

Post a Comment