tag:blogger.com,1999:blog-18123272791498134842024-03-04T21:09:32.711-08:00Kabar BaikMemberitakan KABAR BAIK Bagi Semua BangsaGomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.comBlogger1111100tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-59253029570202362202011-03-31T19:35:00.000-07:002011-03-31T19:37:48.990-07:00Kekekalan (Lukas 20:27-44)Banyak pertanyaan-pertanyaan sulit yang kita jumpai dalam kehidupan ini. Terutama pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan dunia yang akan datang, yaitu dunia setelah kematian manusia. Suatu misteri yang sulit diungkap, tetapi pemikiran tentang dunia itu ada dalam tiap agama di dunia ini.<br /><br />Dalam rangkaian pelayanan yang hendak diselesaikan Yesus, segolongan orang Saduki mendatangi Dia dan melontarkan suatu pertanyaan. Golongan Saduki adalah golongan dari bangsa Yahudi yang tidak memercayai adanya kebangkitan.<br /><br />Yesus menjawab mereka dengan memaparkan bahwa kehidupan dunia sekarang ini berbeda dengan kehidupan dunia yang akan datang, yaitu dunia setelah kebangkitan. Jika di dunia, anak manusia kawin dan dikawinkan, tidak demikian dengan dunia kekal. Sebagaimana pemikiran manusia dalam kehidupan dunia ini tidak boleh disamakan dengan pemikiran pada dunia setelah kebangkitan. Pemikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa sangat terbatas dalam dunia sekarang ini. Jadi bagaimana mungkin dunia yang terbatas memahami keberadaan dunia kekal? Maka perlu percaya dahulu akan adanya kebangkitan, baru dapat memikirkannya. Lalu Yesus melanjutkan bahwa Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Meskipun mereka sudah mati secara fisik, tetapi mereka tetap hidup di hadapan Allah. Maka sebutan itu tetap ada pada Allah. Mengacu pada kutipan Musa (Kel. 3), itulah Allah yang sama, yang menjumpai Musa waktu dipanggil.<br /><br />Allah yang sama adalah Allah yang disembah oleh kita, orang percaya yang hidup dizaman ini. Memercayai Allah membuat kita tahu bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Kehidupan kekal itu sama sekali berbeda dengan kehidupan duniawi yang kita hidupi sekarang ini. Maka jangan terjebak pada filosofi dunia tentang dunia kekal. Lebih baik percaya terlebih dahulu kepada Kristus yang kekal, maka kita akan memahami kekekalan dalam pengertian yang benar, karena Dialah Kekekalan itu sendiri dan dari Dialah kekekalan kita berasal.Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-49471719900116116952011-03-31T19:27:00.000-07:002011-03-31T19:31:58.983-07:00Jangan sia-siakan anugerah (Lukas 20:9-19)Walau seringkali mendapat teguran dari Yesus, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala tetap bersikukuh pada kebenaran diri mereka masing-masing. Memang orang berdosa tidak mungkin bisa berubah dan bertobat dari dosa-dosanya kalau bukan karena anugerah Tuhan yang lebih dahulu dicurahkan kepada mereka.<br /><br />Hari ini, melalui perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus, kita melihat lagi betapa jahat perbuatan ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala. Yesus mengumpamakan mereka sebagai penggarap-penggarap yang menyewa kebun anggur dari pemilik kebun anggur yang melambangkan Allah sendiri. Ketika suatu kali, si pemilik mengutus hambanya untuk meminta hasil kebun anggurnya, para penggarap kebun malah memukul dan menyuruh dia pulang tanpa hasil. Demikianlah kejadian ini berulang sampai hamba yang ketiga diutus. (Bdk. Luk. 11 : 49). Terakhir, si pemilik kebun anggur mengutus anaknya sendiri untuk melakukan tugas yang sama, seperti yang telah dilakukan hamba-hamba ayahnya sebelumnya. Namun apa yang terjadi? Mereka melempar si anak keluar dan membunuh dia karena dialah ahli waris dari pemilik kebun anggur itu. Para penggarap ternyata tidak melaksanakan tugas dengan benar. Malah mereka melakukan kejahatan yang luar biasa besar. Maka Tuhan menegur dengan keras, bahwa barangsiapa yang masih bermain-main dengan Tuhan, akibatnya ia akan hancur dan remuk (ayat 18).<br /><br />Ini adalah gambaran bangsa Israel yang berulang kali menolak Kerajaan Allah. Berkali-kali Allah mengutus nabi-nabi-Nya kepada mereka, hingga pada puncak-Nya, Dia mengirimkan Yesus, Anak-Nya untuk berbicara kepada mereka. Namun tetap saja, mereka menolak. Mereka justru kemudian menyalibkan Yesus sebagai puncak pemberontakan mereka. Sungguh ironis!<br /><br />Sebagai orang percaya di zaman sekarang ini, kita tentu tidak meragukan Yesus sebagai Anak Allah, Juruselamat yang telah diberikan Bapa kepada kita. Maka jangan sia-siakan anugerah yang luar biasa itu. Marilah kita selalu membuka hati dan menerima kedatangan-Nya.Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-41775149154664797932010-11-30T10:03:00.000-08:002010-11-30T10:05:44.987-08:00Berhikmat dalam mengambil keputusan (2 Samuel 19:24-43)Penyelesaian masalah tidak selalu berlangsung cepat dan mulus. Ada saja benang kusut yang harus diurai dengan hati-hati dan makan waktu, bahkan boleh jadi tidak tuntas.<br /><br />Kasus Mefiboset adalah salah satunya. Daud bertemu Mefiboset yang mengadukan pengkhianatan hambanya, Ziba (26-27). Ziba memfitnah Mefiboset dengan mengatakan bahwa ia mau memakai kesempatan kalahnya Daud untuk mendapatkan kembali kerajaan ayahnya (2Sam. 16:3). Kelihatannya Mefiboset berkata jujur. Namun mungkin karena Daud sudah terlanjur mengambil <br /><span class="fullpost"><br />keputusan untuk memberikan semua milik Mefiboset kepada Ziba (2Sam. 16:4), Daud enggan untuk membongkar lagi masalah itu. Daud hanya memerintahkan supaya harta Mefiboset dibagi dua dengan Ziba (29). Bila Mefiboset berkata jujur, maka keputusan Daud jelas tidak adil. Namun Daud kelihatannya tidak perduli.<br /><br />Lalu ada masalah lain yang lebih besar. Ayat 40-43 menunjukkan bahwa ada keretakan antara Yehuda dengan Israel (suku-suku utara). Israel mengeluh bahwa Yehuda mendapat tempat istimewa dalam mengawal Daud menyeberangi Yordan (41). Padahal Yehudalah yang pertama-tama mendukung pemberontakan Absalom. Yehuda pula yang terakhir mengakui Daud kembali sebagai raja. Maka menurut orang Israel, sungguh tidak pantas jika orang Yehuda mendapat hak istimewa itu. Sementara Yehuda sendiri merasa bahwa mereka adalah kerabat Daud sehingga mereka tidak menemui ketidakpantasan untuk mengawal Daud.<br /><br />Sungguh banyak masalah yang harus diselesaikan oleh Daud, walaupun kasus pemberontakan Absalom telah berakhir. Untuk itu Daud harus bersikap bijak dan berpikir masak-masak sehingga tidak mengambil keputusan yang keliru, seperti yang pernah dia lakukan terhadap Mefiboset.<br /><br />Namun bukan hanya raja yang perlu bersikap bijak dalam mengambil keputusan. Kita pun harus demikian. Maka sangat perlu bagi kita untuk meminta hikmat Tuhan sebelum mengambil keputusan, dalam hal apa pun.<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-83986500600557142352010-11-30T09:55:00.000-08:002010-11-30T09:57:31.600-08:00Celik melihat Tuhan (2 Tawarikh 28:1-27)Betapa jauh hati Ahas dari Allah. Kalau kita perhatikan kehidupan Raja Ahas, maka tak ada satu pun dari antaranya yang menunjukkan perhatiannya terhadap Tuhan, Allah Israel. Hidupnya bergerak hanya dalam kegelapan.<br /><br />Ahas melakukan penyembahan berhala yang melibatkan ritual keji, yaitu dengan mengurbankan anak-anak (2-4). Sungguh mengerikan. Dia tak menyadari bahwa perbuatan yang menyakiti hati Tuhan itu akan membangkitkan murka-Nya. Tak heran bila Allah kemudian menghukum Ahas dengan membangkitkan raja Aram untuk menyerang dia (16-21). Namun hal ini pun tidak membuat mata Ahas <br /><span class="fullpost"><br />menjadi celik. Mata hatinya telah menjadi buta hingga tak dapat melihat bahwa Tuhan berada di balik semua itu. Malah tanpa merasa malu, ia mengharapkan pertolongan dari raja negeri Asyur (16-21). Suatu harapan yang justru kemudian berbalik menjadi bumerang bagi dia (20-21). Iman Raja Ahas pun makin terpuruk. Teguran dan hajaran Tuhan tidak membuat mata hatinya terbuka untuk melihat maksud Tuhan. Kegelapan hati justru membuat Ahas mengira bahwa raja Asyur menang karena pertolongan allahnya. Maka dalam kebodohannya, Ahas malah mempersembahkan korban kepada allah asing (22-25). Ironis sekali! Sungguh tak ada satu pun cerminan bahwa Ahas adalah anak dari Yotam, raja yang hidupnya berkenan bagi Allah.<br /><br />Hidup Ahas menjadi suatu peringatan bagi kita. Bila tak ada satu pun peristiwa dalam hidup yang membuat mata hati kita terbuka untuk melihat bahwa ada maksud Tuhan di dalamnya, maka kita perlu waspada. Kita perlu memeriksa diri, apakah sesungguhnya kegelapan sedang menyelubungi hati kita, hingga tak dapat melihat satu pun karya Allah dalam hidup kita, walau hanya berupa suatu sentilan kecil. Bila hal itu yang sedang terjadi dalam hidup kita, datanglah pada Tuhan. Minta Dia menyingkapkan selubung itu dari hati kita agar kita dapat melihat Dia dan terbuka pada karya dan maksud-maksud-Nya di dalam hidup kita, bagi kemuliaan-Nya.<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-12434363888458842502010-11-30T09:51:00.000-08:002010-11-30T09:54:11.505-08:00Pemimpin yang takut akan Allah (2 Tawarikh 29:1-36)Keberadaan seorang pemimpin sangat mempengaruhi kehidupan orang-orang yang dia pimpin. Setelah dipimpin oleh Raja Ahas, yang hidupnya tidak menyenangkan hati Allah, Yehuda kemudian dipimpin oleh Hizkia, yang hidupnya berbeda jauh dibandingkan dengan hidup ayahnya, Ahas. Hizkia hidup dengan menyenangkan hati Tuhan.<br /><br />Berbeda dengan Ahas, kita dapat melihat kasih Hizkia kepada Allah melalui perhatiannya pada bait Allah. Ahas telah menutup bait Allah (6-7) dan mendirikan pusat penyembahan kepada Allah lain di tanah itu <br /><span class="fullpost"><br />(28:24-25). Namun Hiz-kia membuka kembali bait itu dan memperbaikinya agar bisa digunakan sebagaimana mestinya (3, 5). Sebagai raja, ia ingin bangsanya kembali kepada Allah (10). Maka hal berikut yang dia lakukan adalah memerintahkan kaum Lewi untuk melakukan pentahiran bait Allah, termasuk perkakas yang dibuang pada masa pemerintahan Raja Ahas (11-18). Lalu ibadah pun dimulai. Korban bakaran dipersembahkan di atas mez-bah (24) dan puji-pujian bagi Tuhan dilantunkan (29-30). Semua rakyat bersukacita atas apa yang terjadi saat itu (36).<br /><br />Sungguh besar pengaruh Raja Hizkia sehingga terjadi perubahan radikal dalam kehidupan rakyat. Bila sebelumnya rakyat berbalik dari Allah, kini rakyat kembali kepada Allah. Rakyat serta para pemimpin kota, para imam dan kaum Lewi, semuanya bergerak seiring dengan pembaruan yang Hizkia sedang kerjakan.<br /><br />Kita tentu senang bila memiliki pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas. Visi dan misi yang mengarah pada suatu perubahan yang membawa pembaruan. Pembaruan untuk meninggalkan keterpurukan iman, untuk mencelikkan mata hati yang buta, yang mendorong hati untuk terbuka pada kasih dan karya Allah. Kita perlu berdoa agar bangkit pemimpin-pemimpin yang demikian di lingkungan gereja dan masyarakat kita. Kita pun perlu mempersiapkan orang-orang muda agar suatu saat kelak mereka menjadi pemimpin, yang bukan hanya ingin dihormati, tetapi yang melayani.<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-47020403805024202462010-11-30T09:45:00.000-08:002010-11-30T09:49:46.616-08:00Meniru teladan (2 Tawarikh 27:1-9)"Orang yang bijak adalah orang yang berhati-hati dan menjauhi kejahatan..." demikian kata penulis Amsal (Ams. 14:16). Maka dapat dikatakan bahwa Yotam termasuk orang bijak, sebab ia tahu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak. Yang tidak benar harus dijauhi.<br /><br />Uzia, ayah Yotam, adalah raja yang dapat disebut berhasil dalam kepemimpinannya. Ketika memerintah saat berusia dua puluh lima tahun, Yotam meneruskan apa yang telah dilakukan ayahnya, yang menurut catatan Alkitab, benar di mata Tuhan (2). Sama seperti ayahnya telah meniru teladan dari kakek Yotam, yaitu Amazia (2Taw. 26:4). Banyak hal yang Yotam lakukan dalam masa pemerintahannya (3-5). Alkitab <br /><span class="fullpost"><br />mencatat bahwa semua itu terjadi karena Yotam setia dan taat kepada Allahnya (6). Meski demikian, Yotam cukup kritis sehingga tidak menelan bulat-bulat apa yang dia lihat dalam hidup ayahnya. Dari bacaan kemarin, kita tahu bahwa Uzia, ayah Yotam, telah melakukan hal yang tidak disukai Tuhan. Setelah berhasil sebagai raja, Uzia merasa berhak masuk ke Bait Allah dan melakukan tugas imam. Padahal Tuhan mengkhususkan tugas itu hanya bagi para imam keturunan Harun (2Taw. 26:16). Maka dalam hal ini, Yotam menunjukkan perubahan dan kemajuan. Kita memang perlu bersikap kritis dalam mempelajari hidup seseorang, karena tak seorang pun yang sempurna. Yang patut menjadi cerminan kita hanyalah Kristus, Tuhan kita. Dialah yang sempurna dan mulia.<br /><br />Namun sayang, dalam gambaran yang nyaris sempurna sebagai seorang raja, Yotam belum berhasil memengaruhi rakyatnya untuk hidup takut akan Tuhan sama seperti dirinya (2). Mereka tidak meniru teladan Yotam, raja mereka. Kita memang tidak bisa menyalahkan Yotam, sebab mungkin saja ia pernah berusaha melakukan pembaruan, tetapi rakyat berkeras hati dan tak mau bertobat. Ini menjadi catatan bagi kita, bahwa bisa saja orang yang kita bimbing tidak mengikuti teladan kita. Namun jangan sampai kita tawar hati, apa lagi mundur. Kita harus setia mendoakan mereka.<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-42418736634797873892010-11-25T06:03:00.000-08:002010-11-25T06:08:35.593-08:00Ketika Tuhan MemintaSetelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Kejadian 22 : 1-2<br />Sering kali keinginan yang muncul dalam hati Anda terkadang merupakan cara Tuhan menaruh sebuah visi dalam hidup kita. Walaupun sepertinya keinginan tersebut sepertinya tidak berkaitan dengan panggilan kita, namun dalam perjalanan menuju penggenapan, maka kita akan menemukan bagaimana Tuhan menjalin semua itu menjadi sebuah kesatuan untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup Anda.<br />Namun dalam perjalanan menuju penggenapan janji atau visi itu, ada suatu saat dimana Anda mengalami seperti pengalaman Abraham. Saat Abraham sedang bersukacita dan menikmati waktunya bersama Ishak sang “anak perjanjian”, tiba-tiba Tuhan meminta agar anak tersebut dikorbankan dihadapan-Nya.<br /><span class="fullpost"><br />Bagaimana jika Anda menjadi Abraham? Mungkin Anda akan berkata, “Kok, Tuhan tega sekali sih.. Mengapa sesuatu yang sudah Dia berikan kok diminta lagi?” Namun tidak demikian dengan respon Abraham. Dia tidak mempertanyakan perintah Tuhan, karena dia percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Tanpa banyak alasan, dia menuju bukit pengorbanan itu.<br />Kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." Kejadian 22: 16-18<br />Tuhan disenangkan dengan respon Abraham. Yang Tuhan minta dari Abraham sebenarnya bukanlah Ishak, namun hati Abraham. Tuhan menguji hatinya, apakah hati Abraham masih milik Tuhan atau milik Ishak. Tetapi Tuhan menemukan bahwa hati Abraham masih tetap tertuju padanya dan tidak teralihkan sekalipun ia dilimpahi dengan berkat yang melimpah. Bagaimana dengan Anda, masihkah hati Anda tertuju pada Tuhan? Ketika Tuhan meminta sesuatu yang bagi kita merupakan sesuatu yang sangat berharga, kalau mau jujur sering kali kita menolak, hati kita sakit, kita menjadi kecewa dengan Tuhan. Tapi biarlah melalui pelajaran mengenai Abraham ini menguatkan kita. <br /><br /><!-- PromoteBurner.com 300x250 Ad Code START --><!-- !! DO NOT MODIFY !! --><center><iframe allowtransparency="false" hspace="0" vspace="0" marginheight="0" marginwidth="0" src="http://www.promoteburner.com/code.php?id=6730&l=3" width="300" frameborder="0" height="250" scrolling="no"></iframe> <a href="http://www.promoteburner.com/" target="_blank" style="text-decoration: none;"><span style="font-size:12px;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Ad by PromoteBurner.com</strong></span></span></a>'; } ?> </center><!-- PromoteBurner.com 300x250 Ad Code END --></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-42590050163240331092010-07-11T01:43:00.000-07:002010-07-11T01:49:33.239-07:00Pemimpin yang dipimpin (Yehezkiel 48:21-22)<div style="text-align: justify;">Kitab Yehezkiel adalah kitab terpanjang dari semua kitab di dalam Alkitab. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang paling gamblang dalam pemaparan visualnya. Setiap penggambaran di dalam kitab Yehezkiel memiliki makna penting. Pemaparan tata letak Israel yang baru kini beralih pada perencanaan letak wilayah kerajaan.<br /><br />TUHAN mengkhususkan satu blok wilayah di tengah <a href="http://kairos.web.id/">Israel</a> untuk kehidupan bersama. Ketujuh suku di utara dan kelima suku di selatan dipisahkan oleh satu strip wilayah yang terdiri atas wilayah kerajaan dan wilayah berbentuk persegi yang dikhususkan untuk TUHAN. Wilayah di tengah ini merupakan wilayah pemersatu dan fokus kehidupan <a href="http://kairos.web.id/">Israel.</a> Pusat kehidupan <a href="http://kairos.web.id/">beragama</a>, sosial, dan politik ada di situ.<br /><br />Sebagaimana tata letak yang TUHAN berikan mengatur kehidupan Israel sebagai bangsa dan umat, begitulah TUHAN menghendaki agar jelas bagi semua orang keluarga kerajaan, seluruh rakyat, dan semua bangsa lain bahwa di Israel, kekuasaan tertinggi terletak pada TUHAN, bukan di tangan raja. Bisa saja TUHAN menyediakan dua<br /><br /><span class="fullpost">wilayah berbeda, satu dikhususkan untuk TUHAN dan yang lain untuk</span><span class="fullpost"> raja, tetapi itu bisa dimaknai sebagai pemisahan kekuasaan antara</span><span class="fullpost"> TUHAN dan raja, dua kekuasaan yang saling independen.</span><br /><br /><span class="fullpost">Raja adalah alat TUHAN untuk memimpin umat. Namun tidak terjadi</span><span class="fullpost"> pemisahan kekuasaan antara raja dan TUHAN. <a href="http://kairos.web.id/">Raja mengatur</a></span><span class="fullpost"> kehidupan sosial-politik, dan TUHAN mengatur kehidupan beragama.</span><span class="fullpost"> TUHAN mengatur kehidupan raja dan melalui raja, TUHAN mengatur</span><span class="fullpost"> kehidupan rakyat. Raja harus tunduk kepada TUHAN. Itulah pesan</span><span class="fullpost"> yang hendak disampaikan melalui tata letak wilayah Israel yang</span><span class="fullpost"> berjenjang. Inilah tatanan sosial-kemasyarakatan yang baru,</span><span class="fullpost"> sebuah Israel ideal yang TUHAN janjikan kepada <a href="http://kairos.web.id/">umat-Nya</a>.</span><br /><br /><span class="fullpost">Jika TUHAN memercayakan kepada Anda tugas untuk memimpin orang lain,</span><span class="fullpost"> bagaimana Anda memposisikan diri sebagai pemimpin yang takut akan</span><span class="fullpost"> TUHAN? Bagaimana Anda mengizinkan TUHAN memimpin melalui jabatan</span><span class="fullpost"> Anda? Sumber <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/09/">E-SH</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-50064484323623710182010-07-11T01:32:00.000-07:002010-07-11T01:36:24.251-07:00Pergumulan dan doa (Kejadian 32:22-32)<div style="text-align: justify;">Ini episode mendebarkan dalam hidup Yakub! Akhirnya Yakub sadar bahwa bukan harta kekayaan atau istri dan anak yang dapat melindungi dia dari Esau atau yang dapat diandalkan menyelesaikan masalah lama itu. Ia sendiri harus bergumul dengan Allah untuk menyelesaikan semua itu!<br /><br />Seseorang bergulat dengan <a href="http://kairos.web.id">Yakub</a> semalaman sampai fajar menyingsing. Tidak dikatakan siapa orang itu, tetapi ada beberapa petunjuk untuk kita simpulkan. Sesudah bergulat tanpa bisa dihentikan, Yakub akhirnya sadar dengan siapa ia sedang bergulat. Ia lalu meminta berkat (26). Orang itu memiliki kuasa sehingga berhak menanyakan dan mengubah nama <a href="http://kairos.web.id">Yakub</a> menjadi Israel, tetapi ônamanyaö sendiri tetap rahasia. Ia berhak memberi atau mengubah nama, Yakub tidak punya kuasa untuk mengetahui "nama"nya.<br /><br /><br /><span class="fullpost">Jika Ia Allah, bagaimana mungkin <a href="http://kairos.web.id">Yakub</a> kuat semalaman bergulat melawan</span><span class="fullpost"> Dia? Jika Ia Allah yang berdaulat mengubah nama Yakub jadi Israel,</span><span class="fullpost"> bagaimana mungkin Yakub sang-gup "memaksa" Dia untuk memberkati?</span><span class="fullpost"> Hos. 12:4-5 menegaskan bahwa "Ia bergumul dengan Malaikat dan</span><span class="fullpost"> menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya. Di Betel</span><span class="fullpost"> ia bertemu dengan Dia, dan di sana Dia berfirman kepadanya: yakni</span><span class="fullpost"> TUHAN, Allah semesta alam, TUHAN nama-Nya."</span><br /><br /><span class="fullpost"><a href="http://kairos.web.id">Yakub</a> perlu diubah dari mengandalkan kekuatan otot dan akal jadi</span><span class="fullpost"> bergantung pada anugerah dan berkat Allah. Jika ia yang penuh dosa</span><span class="fullpost"> sanggup bergulat dengan Allah, tentu karena secara misterius Allah</span><span class="fullpost"> yang yang melawan dia itu juga yang membantu dia bertahan. Kini ia</span><span class="fullpost"> tidak lagi mengandalkan keahlian manusia berdosa dengan mengatur</span><span class="fullpost"> tipu daya. Ia memohon Allah sendiri memberkatinya. Dalam</span><span class="fullpost"> pergumulan doa yang serius dan akhirnya membuat otot dan akalnya</span><span class="fullpost"> takluk, ia akhirnya sanggup memahami hakekat berkat dalam hidup.</span><span class="fullpost"> Dan saat itu ia diubah Allah menjadi Israel.</span><br /><br /><span class="fullpost">Ketika masalah terasa berat dan diri terasa lemah, bertekun dan</span><span class="fullpost"> bergumullah dalam doa, sebab Ia menanti dengan berkat-Nya dan</span><span class="fullpost"> secara ajaib melawan-membela <a href="http://webkabarbaik.blogspot.com">kita!</a></span><br /><span class="fullpost">Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/07/04/">e-sh</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-31453770446328090132010-07-07T06:33:00.000-07:002010-07-07T06:35:46.548-07:00Pelayan yang berempati (1Korintus 9:19-23)<div style="text-align: justify;">Empati merupakan syarat mutlak bagi pelayan Tuhan. Paling tidak, itulah sikap dan tindakan Paulus sepanjang pelayanannya. Dapat dikatakan bahwa prinsip ini adalah sumber efektivitas pelayanan Paulus. Apa sebenarnya empati? Apa bedanya dari simpati? Akar dari kedua kata itu adalah pathos, dari bahasa Yunani yang berarti perasaan. Simpati adalah sikap yang membuat orang merasakan perasaan atau suasana batin orang lain, sedangkan empati berarti sikap yang membuat orang masuk atau menempatkan diri dalam posisi orang lain sehingga ia memahami posisi dan kondisi orang tersebut.<br /><br />Kepada orang Yunani, Paulus jadi seperti orang Yunani. Kepada orang bertaurat Paulus bagai Yahudi saleh yang menjunjung ting-gi Taurat. Terjemahan ke suasana sekarang, kira-kira begini: kepada orang Jawa, saya (nonJawa) jadi seperti orang Jawa (bahasa, cara berpikir, dll.). Kepada orang yang kritis, pelayan Tuhan berpikir secara kritis pula (Injil tidak gampangan). Kepada orang lemah,<span class="fullpost"> sang pelayan tidak datang sebagai orang sempurna tak ke-nal gagal</span><span class="fullpost"> atau masalah. Kepada orang kaya, pelayan Tuhan bersikap kaya juga</span><span class="fullpost"> (mungkin bukan kaya harta materi, tetapi kaya dalam anugerah-Nya</span><span class="fullpost"> yang melimpah). Kepada orang terpinggir (entah karena stigma</span><span class="fullpost">m sosial, kemiskinan, dosa, dlsb.) sang pelayan datang sebagai anak</span><span class="fullpost"> hilang yang ditemukan Bapa surgawi yang murah hati.</span><br /><br /><span class="fullpost">Semoga contoh-contoh tadi menolong kita menyelami maksud Paulus:</span><span class="fullpost"> bukan menganjurkan sikap kompromis membunglon, tetapi sikap</span><span class="fullpost"> konsisten dengan Allah yang dalam Kristus menjadi manusia sejati.</span><span class="fullpost"> Inkarnasi Kristus yang sesungguhnya lebih dalam dari empati,</span><span class="fullpost"> itulah sumber dari prinsip pelayanan Paulus. Dengan berinkarnasi</span><span class="fullpost"> Kristus menjadi sesama manusia. Ia berkawan dengan pemungut</span><span class="fullpost"> cukai, pelacur, tanpa ikut terseret arus dosa mereka. Ia</span><span class="fullpost"> menyentuh orang kusta, orang sakit pendarahan, tanpa dinajiskan</span><span class="fullpost"> tetapi merangkul, menerima, memulihkan mereka jadi utuh seperti</span><span class="fullpost"> rencana Allah semula. Dengan kata lain, kelimpahan anugerah Allah</span><span class="fullpost"> membuat pelayan Tuhan berempati, yaitu berbagi apa yang ia miliki</span><span class="fullpost"> kepada orang yang tidak memiliki, tetapi juga memikul beban orang</span><span class="fullpost"> lain sehingga orang itu diringankan. <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/09/26/">E-SH</a></span><br /><span class="fullpost"><!-- PromoteBurner.com 300x250 Ad Code START --><!-- !! DO NOT MODIFY !! --><center><iframe allowtransparency="false" hspace="0" vspace="0" marginheight="0" marginwidth="0" src="http://www.promoteburner.com/code.php?id=6730&l=3" width="300" frameborder="0" height="250" scrolling="no"></iframe> <a href="http://www.promoteburner.com/" target="_blank" style="text-decoration: none;"><span style="font-size:12px;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span></span></a></center><!-- PromoteBurner.com 300x250 Ad Code END --></span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-71852783105351498562010-07-07T06:21:00.000-07:002010-07-07T06:27:42.041-07:00Allah Terus Mengikuti (Kejadian 31:1-21)<div style="text-align: justify;">Jika Anda adalah Yakub yang mengalami empat belas tahun masa sulit dalam kerja keras tanpa upah, apa yang akan Anda pikirkan tentang Allah? Percayakah Anda bahwa segala yang terjadi di masa itu merupakan penyertaan Allah?<br /><br />Sesudah empat belas tahun Yakub jadi pekerja keras berintegritas, barulah dibukakan bahwa selama itu Allah terus menerus menyertai dia. Hasil kerja Yakub yang menguntungkan Laban pun sebenarnya adalah bukti penyertaan dan berkat Allah. Penyertaan dan berkat Allah paling berharga adalah berbagai pelajaran yang harus Yakub terima, yang berpengaruh pada perubahan drastis dalam karakter dan tindak tanduknya. Sungguh penyertaan dan berkat terbesar Allahn bagi umatNya adalah ketika Ia memecah dan menggosok kita dari batu rongsokan jadi batu berharga yang gemerlapan.<br /><br /><span class="fullpost">Ada saat Allah menyertai diam-diam seperti Yakub alami empat belas</span><span class="fullpost"> tahun. Ada saat Allah membuat penyertaan-Nya nyata, yaitu saat Ia</span><span class="fullpost"> mengintervensi sampai sepuluh kali dengan mementahkan upaya Laban</span><span class="fullpost"> untuk tidak berbagi anak ternak kepada Yakub. Jelas bahwa "trik"</span><span class="fullpost"> bodoh yang terpikir oleh Yakub sesungguhnya adalah cara intervensi</span><span class="fullpost"> Tuhan. Di bolak-balik bagaimana pun oleh Laban, berkat Allah tetap</span><span class="fullpost"> jatuh ke Yakub. Dari kejadian ini terlihat kontras orang dunia</span><span class="fullpost"> yang terikat harta dengan umat yang mengandalkan Tuhan.</span><br /><br /><span class="fullpost">Di puncak episode ini, Allah menjelaskan apa yang telah Ia lakukan</span><span class="fullpost"> kepada Yakub; mengokohkan panggilan dan berkat-Nya kepada Yakub</span><span class="fullpost"> sebagai penerus kakek dan ayahnya. Sangat mengharukan ketika Allah</span><span class="fullpost"> menegaskan bahwa Dialah Allah yang menyatakan diri kepada Yakub di</span><span class="fullpost"> Betel. Empat belas tahun Allah mengikuti Yakub, tetapi sampai</span><span class="fullpost"> detik genting itu belum juga keluar pengakuan Yakub bahwa Allah</span><span class="fullpost"> kakek dan ayahnya adalah juga Allahnya pribadi. Allah mengejar</span><span class="fullpost"> Yakub dan menunggu sampai pengakuan itu lahir, tanda bahwa relasi</span><span class="fullpost"> sedang terjalin!</span><br /><br /><span class="fullpost">Dalam rencana Allah, berkat sesungguhnya adalah relasi dengan Allah,</span><span class="fullpost"> bukan sekadar berkat moral atau material. <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/06/29/">E-SH</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-40922786813851865172010-07-06T07:14:00.000-07:002010-07-06T07:17:18.636-07:00Pembelaan Allah dan Pembelaan Yakub (Kejadian 31:22-42)<div style="text-align: justify;">Bagaimana kita harus menghadapi tuduhan dan tekanan dari orang yang membuat banyak masalah agar kita tidak terprovokasi? Sejauh mana kita patut memaparkan kebenaran kita kepada orang yang telah bersalah kepada kita?<br /><br />Tanpa Yakub berbuat apa pun, Allah sendiri membela dia. Allah menampakkan diri kepada Laban dan memberi peringatan keras agar tidak bersikap macam-macam dan mengucapkan perkataan yang tidak pantas kepada Yakub. Bisa kita simpulkan bahwa peringatan keras ini harus Allah tegaskan karena Laban adalah tipe orang yang keras dan berkata seenak perut sendiri. Bahkan sesudah endapat peringatan pun, semua tuduhan yang ia lancarkan kepada Yakub masih terasa menekan. Melalui peristiwa ini Yakub sekali lagi mengalami bagaimana Allah memihak dia. Sebab Allah punya rencana agung melalui dia, dan Allah ingin agar Yakub masuk dalam relasi yang hidup dengan-Nya.<br /><br /><span class="fullpost">Ada tiga tuduhan Laban. Pertama, Yakub melarikan diri. Kedua, ia lari</span><span class="fullpost"> diam-diam. Tersirat bahwa Yakub dianggap melarikan harta yang</span><span class="fullpost"> masih dianggap milik Laban. Ketiga, Yakub mencuri sesembahannya.</span><span class="fullpost"> Semua tuduhan itu tidak benar kecuali yang ketiga, tetapi yang</span><span class="fullpost"> mencuri pun bukan Yakub melainkan Rahel. Yakub sudah meminta izin</span><span class="fullpost"> untuk kembali ke tanah leluhurnya, maka tuduhan bahwa ia lari</span><span class="fullpost"> tidak benar. Yakub memang merancang kepergian diam-diam sebab</span><span class="fullpost"> Laban menunjukkan gelagat tidak rela melepas.</span><br /><br /><span class="fullpost">Menghadapi tuduhan ini Yakub, yang sebetulnya berwatak lembut dan</span><span class="fullpost"> sudah berubah karena pembentukan Ilahi, terpancing membela diri</span><span class="fullpost"> dengan nada marah. Ada tempat untuk membela diri dan marah karena</span><span class="fullpost"> alasan yang benar, maka Yakub menelanjangi ketidakadilan Laban.</span><span class="fullpost"> Yang indah, di bagian akhir pembelaannya secara tersamar Yakub</span><span class="fullpost"> mengakui campur tangan Allah membela dan memelihara dirinya.</span><br /><br /><span class="fullpost">Tuduhan tidak adil yang harus Yakub tanggung, dan mungkin kita alami</span><span class="fullpost"> juga, dapat menjadi alat Allah untuk membimbing ke dalam relasi</span><span class="fullpost"> yang hidup yang Ia inginkan. <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/06/30/">E-sh</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-59215090900569847632010-07-05T22:22:00.000-07:002010-07-05T22:24:42.448-07:00Menghapus noda dengan noda? (Kejadian 34:1-31)<div style="text-align: justify;">Noda yang sangat mengguncangkan kehidupan keluarga Yakub terjadi karena Dina, putri Yakub satu-satunya, diperkosa oleh Sikhem, anak Hemor, raja orang Hewi. Seharusnya sebagai pendatang, tidak pada tempatnya Dina yang baru berusia sekitar 15-16 tahun itu berjalan-jalan untuk melihat (dan dilihat) orang yang belum dikenal. Prinsip pergaulan seharusnya ditanamkan dengan baik oleh ayah dan ibunya, tetapi tidak demikian rupanya. Maka terjadilah musibah itu. Sikhem melarikan Dina dan memperkosa dia. Meski Sikhem telah berbuat salah, tetapi ia jatuh cinta kepada Dina dan meminta izin untuk boleh mengawini Dina.<br /><br /><span class="fullpost">Sesudah terjadi musibah itu Yakub tidak mengambil tindakan apa pun. Ia</span><span class="fullpost"> mendiamkan perkara itu sampai anak-anaknya pulang. Reaksi</span><span class="fullpost"> anak-anaknya yang menganggap kehormatan keluarga telah ternoda</span><span class="fullpost"> oleh pemerkosaan terhadap Dina, bercampur antara sakit hati dan</span><span class="fullpost"> marah (7). Niat baik Sikhem dan lamaran yang diajukan ayahnya</span><span class="fullpost"> tidak dapat menghapuskan sakit hati anak-anak Yakub. Nyata</span><span class="fullpost"> kemudian bahwa sakit hati dan kemarahan tidak menghasilkan</span><span class="fullpost"> pertimbangan yang didasari oleh kebajikan dan kebijakan.</span><span class="fullpost"> Sebaliknya dari merespons dengan tepat, mereka melakukan rencana</span><span class="fullpost"> jahat. Mereka berpura-pura menerima permintaan tersebut, tetapi</span><span class="fullpost"> mengajukan prasyarat religius. Sikhem, Hemor, dan semua laki-laki</span><span class="fullpost"> orang Hewi harus disunat. Suatu permintaan yang terkesan benar</span><span class="fullpost"> karena mengatasnamakan aturan agama, padahal berisi tipu muslihat</span><span class="fullpost"> keji.</span><br /><br /><span class="fullpost">Setelah sunat massal dan saat semua laki-laki orang Hewi sedang</span><span class="fullpost"> kesakitan, Simeon dan Lewi menyerang mereka secara keji. Bisa</span><span class="fullpost"> dibayangkan apa yang terjadi. Orang-orang yang kesakitan sesudah</span><span class="fullpost"> disunat menjadi korban kekejaman Simeon dan Lewi. Tidak cukup</span><span class="fullpost"> sampai di situ, mereka juga menjarah dan menawan anak serta</span><span class="fullpost"> perempuan orang Hewi.</span><br /><br /><span class="fullpost">Noda dapat dihindari dengan perilaku saleh. Namun saat noda terjadi,</span><span class="fullpost"> harus diatasi dengan motif dan tindakan benar, bukan amarah,</span><span class="fullpost"> sakit hati, dan memperalat aturan kesalehan! <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/07/06/">e-sh</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-43621670291667818812010-06-25T07:23:00.000-07:002010-06-25T07:25:30.843-07:00Menghormati kekudusan Allah (Yehezkiel 46:19-24)<div style="text-align: justify;">Sebagai rumah Allah, Bait Suci dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan kemahakudusan Allah. Bukan hanya pembagian pelataran, bahkan pembagian dapur pun dibuat dengan memperhatikan hal itu. Memang semua detail dalam rancangan Bait itu ditentukan<br /> oleh Allah sendiri.<br /><br />Ada dua dapur di Bait Allah yang diperlihatkan pada Yehezkiel. Satu untuk para imam dan yang lain untuk jemaat. Yang satu terletak di sebelah utara tempat kudus (ayat 19). Lokasi ini dipakai untuk memasak korban penebus salah dan korban penghapus dosa, serta untuk membakar korban sajian (ayat 20). Tugas memasak korban-korban tersebut dilakukan oleh para imam. Para imam juga diberi hak istimewa untuk menikmati bagian dari persembahan yang diperuntukkan bagi mereka. Dan dapur itulah yang menjadi tempat makan para imam. Posisi dapur tersebut memungkinkan imam untuk tidak bertemu jemaat agar mereka tidak mentransmisikan kekudusan kepada umat (bnd. Yeh. 44:19). Betapa agungnya kekudusan Allah hingga umat tidak bisa sembarangan memasuki tempat kudus-Nya, meskipun tempat itu hanya berfungsi sebagai sebuah dapur.<br /><br /><span class="fullpost">Dapur yang kedua terletak di pelataran luar, di keempat sudutnya.</span><span class="fullpost"> Yang memasak adalah petugas-petugas Bait Suci, suatu jabatan yang</span><span class="fullpost"> lebih rendah dari imam (bnd. Yeh. 44:11). Korban sembelihan dari</span><span class="fullpost"> umat Tuhan disiapkan di dapur ini.</span><br /><br /><span class="fullpost">Pembagian dua jenis dapur di Bait Allah dan berbagai aktivitas yang</span><span class="fullpost"> telah dirancang untuk dilakukan didalamnya, memperlihatkan adanya</span><span class="fullpost"> gradasi kekudusan seperti yang terdapat di pelataran. Ini</span><span class="fullpost"> mengajarkan tentang kekudusan Allah yang tidak bisa dibuat</span><span class="fullpost"> main-main. Tidak sembarang orang boleh memasukinya. Meski</span><span class="fullpost"> demikian kita juga melihat bahwa Allah bukanlah Allah yang tidak</span><span class="fullpost"> terhampiri. Ia ingin juga bersekutu dengan umat-Nya. Karena itu</span><span class="fullpost"> ada tempat yang disediakan bagi umat. Dari sini kita belajar</span><span class="fullpost"> bahwa ibadah di dalam berbagai aspeknya harus dilakukan dengan</span><span class="fullpost"> penuh penghormatan kepada kekudusan Allah.</span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-65071545420711547452010-06-23T01:24:00.000-07:002010-06-23T01:27:41.685-07:00Pelayan sebagai teladan (1Korintus 9:1-18)<div style="text-align: justify;">Mengapa banyak pelayan Tuhan tak bisa memberikan teladan yang baik? Mengapa sulit menjadi teladan? Khususnya bila menyangkut sikap dan perilaku di seputar uang, harta milik, atau fasilitas.<br /><br />Penyebabnya adalah karena yang bersangkutan tidak menempatkan hak dan pengorbanan secara tepat dan seimbang. Pertama, pelayan Tuhan harus hati-hati tentang haknya. Sifat dosa dapat membuat pelayan Tuhan egois sehingga bukan melayani sebaliknya menuntut pelayanan. Tak tertutup kemungkinan malah menjadikan Tuhan sebagai pelayan kepentingan dan kehormatan dirinya. Sebagai rasul, Paulus sebenarnya sudah berbuat sangat banyak. Secara manusiawi ia boleh disebut telah membuat jemaat Korintus berhutang Injil kepada Paulus. Maksudnya, pelayanan Pauluslah yang telah membuat mereka mengenal Kristus. Kegigihan dan<br /> pengorbanan Paulus telah menghasilkan banyak karunia yang dinikmati jemaat Korintus. Maka sebenarnya Paulus berhak atas hal-hal yang wajar, seperti membawa istri, beroleh tunjangan hidup, tidak usah bekerja agar dapat konsentrasi pada pelayanan,<span class="fullpost"> dsb. Menerima hak secara wajar adalah prinsip pertama agar</span><span class="fullpost"> seorang pelayan Tuhan menjadi teladan. Hanya jika ia menuntut</span><span class="fullpost"> lebih dari yang wajar, maka ia jatuh ke dalam ketamakan,</span><span class="fullpost"> keegoisan, dan menimbulkan citra buruk.</span><br /><br /><span class="fullpost">Kedua, keteladanan juga menyangkut kesediaan berkorban. Hak wajar</span><span class="fullpost"> yang seharusnya Paulus terima telah ia korbankan untuk menunjang</span><span class="fullpost"> kemajuan pelayanan. Maka karena tak beristri, ia tak perlu ongkos</span><span class="fullpost"> ekstra atau berbagi perhatian. Karena bekerja, ia tidak</span><span class="fullpost"> bergantung secara finansial pada dukungan pihak lain. Paulus</span><span class="fullpost"> meninggalkan keteladanan yang sangat terpuji. Namun di sini kita</span><span class="fullpost"> harus hati-hati. Berkorban berlebihan dalam pelayanan pun dapat</span><span class="fullpost"> membuat pelayan Tuhan meninggalkan teladan buruk. Jika pelayan</span><span class="fullpost"> Tuhan bekerja berlebihan sampai sakit-sakitan, misalnya. Atau</span><span class="fullpost"> sampai membuat anak-anaknya kehilangan ayah atau ibu karena</span><span class="fullpost"> mereka tidak punya waktu.</span><br /><br /><span class="fullpost">Maka layanilah Tuhan dan sesama dengan menjadi teladan, yaitu dengan</span><span class="fullpost"> membatasi hak dengan pengorbanan, pengorbanan dengan hak, secara</span><br /><span class="fullpost"> seimbang. Sumber : E sabda</span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-22504084331189244272010-06-17T06:51:00.000-07:002010-06-17T06:56:06.880-07:00Pemberita dan Pelaku Injil (Kisah Para Rasul 19:1-12)<div style="text-align: justify;">Sudah berapa lama Anda menyatakan diri sebagai orang Kristen? Apakah Anda memiliki sebuah hubungan pribadi yang indah dengan Dia? Menepati janji untuk kembali ke Efesus jika Tuhan menghendaki (Kis. 18:21), Paulus datang setahun kemudian ke kota itu. Di situ ia menemukan dua belas orang murid (1, 7). Namun ketika Paulus berbicara dengan mereka, ia merasakan sesuatu yang janggal sampai akhirnya ia menanyakan apakah mereka pernah mendengar tentang Roh Kudus (2). Ternyata belum. Mungkin mereka mengenal dan percaya pada Mesias secara umum saja, yakni berdasarkan penyataan yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Atau paling jauh, pengenalan berdasarkan khotbah Yohanes Pembaptis. Kita tentu masih ingat bahwa seperti ini jugalah keadaan Apolos sebelum ia bertemu dengan Akwila dan Priskila. Maka seperti Akwila dan Priskila mengajar Apolos, begitu pulalah Paulus mengajar kedua belas orang tersebut. Lalu ketika mereka percaya, mereka semua menerima Roh Kudus (4-6), sama seperti orang-orang percaya di Yerusalem pada peristiwa Pentakosta (Kis. 2), atau peristiwa di Samaria (Kis. 8), atau di Kaisarea (Kis. 10).<br /><span class="fullpost">Injil memang perlu disampaikan kepada orang-orang yang belum pernah</span><span class="fullpost"> mendengar, tetapi kita juga telah mempelajari bahwa Injil juga</span><span class="fullpost"> perlu diberitakan kepada orang-orang yang belum memahami bahwa</span><span class="fullpost"> orang perlu diperdamaikan dengan Allah melalui Anak-Nya, yaitu</span><span class="fullpost"> Tuhan Yesus Kristus. Hanya melalui Kristus saja orang dapat</span><span class="fullpost"> diselamatkan dan memiliki hubungan baik dengan Allah. Dan bila</span><span class="fullpost"> orang menerima keselamatan maka pada saat itu ia akan menerima Roh</span><span class="fullpost"> Kudus. Sebaliknya menerima Roh Kudus merupakan tanda bahwa</span><span class="fullpost"> seseorang telah diselamatkan.</span><br /><br /><span class="fullpost">Tentu saja orang yang mengalami kehadiran Roh Kudus akan terlihat</span><span class="fullpost"> nyata dalam kehidupannya. Bagaimana dengan hidup Anda? Akankah</span><span class="fullpost"> orang melihat kehadiran, damai, dan kuasa Roh Kudus dalam hidup</span><span class="fullpost"> Anda? Ataukah bila melihat Anda, orang masih meragukan ada Allah</span><span class="fullpost"> dalam hidup Anda?</span><br /><span class="fullpost">Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/06/13/">E-SABDA</a></span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-65062711592914573732010-06-16T07:19:00.000-07:002010-06-16T07:23:12.453-07:00Karena Engkau, Aku Menanggung Cela (Mazmur 69:1-19)<div style="text-align: justify;">Ada seorang ibu yang banyak menderita. Ia pernah mengalami sakit hebat karena kecelakaan saat mengerjakan urusan rumahtangga. Ia pernah menderita fisik karena harus bekerja keras mencari tambahan nafkah sesudah suaminya pensiun. Ia pernah mengalami ketidakadilan. Puji Tuhan, dalam anugerah ia dapat mengatasi semua itu.<br /><br />Pemazmur menderita lebih berat lagi. Penderitaan apakah yang dia gambarkan sebagai banjir atau rawa yang membuat dia nyaris tenggelam (ayat 2-3)? Yang membuat ia berdoa tanpa henti dan karena begitu sering berkeluh-kesah membuat kerongkongannya kering dan matanya nyeri (ayat 4)? Ia sadar bahwa ia adalah manusia biasa yang berdosa (ayat 6). Namun jelas bahwa penderitaan yang dia tanggung bukanlah hukuman Tuhan atas dosa-dosanya. Ia menderita karena keberpihakannya kepada Allah membuat orang membenci dia. Dan dunia ini kejam sekali. Mereka berkomplot melawan orang yang mengasihi Allah (ayat 5). Bahkan, entah karena ikut berkomplot atau karena takut terkena "getah," sanak saudaranya ikut membuang dia (ayat 9). Itulah penderitaan terberat, karena orang-orang terdekat menganggap dia sebagai orang berbahaya dan harus disingkirkan. Ia juga jadi objek sindiran (ayat 13).<br /><br /><span class="fullpost">Penderitaan, dalam terang Alkitab adalah senjata Allah menangguhkan</span><span class="fullpost"> iman (lih. Rm. 5:3-5; 1Ptr. 1:6-7). Dalam hal pemazmur,</span><span class="fullpost"> penderitaan membuat dia rindu akan pemulihan rohani yang bukan</span><span class="fullpost"> untuk kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain. Ia</span><span class="fullpost"> mengharapkan pelepasan supaya orang beriman lainnya tidak tawar</span><span class="fullpost"> hati (ayat 7). Namun berkat terindah dari menanggung cela karena</span><span class="fullpost"> Allah ialah penegasan iman kepada perkenan Allah, kasih</span><span class="fullpost"> setia-Nya, dan pertolongan-Nya (ayat 14). Irama sumbang para</span><span class="fullpost"> pengejeknya kini menyingkir menjadi latarbelakang yang tak</span><span class="fullpost"> berarti. Orang yang menderita ini masuk ke dalam hadirat kasih</span><span class="fullpost"> anugerah Allah yang ajaib. Kepada Allah, ia mempertaruhkan</span><span class="fullpost"> kasusnya. Dari Allah, ia beroleh peluputan yang mengalir semata</span><span class="fullpost"> dari anugerah perjanjian Allah yang terpercaya!</span><br /><span class="fullpost">Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/07/19/">E-Sabda</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-66138428744573980462010-06-05T06:39:00.000-07:002010-06-05T06:43:58.631-07:00Memancarkan karakter Allah (Yehezkiel 48:1-8)<div style="text-align: justify;">Tanah Israel dibagi dengan cara yang berbeda dibandingkan sebelum pembuangan. Ada pola yang sangat konsentris di dalam sistem pembagian itu. Tiap suku mendapat wilayah yang memanjang dari tepi Barat hingga tepi Timur wilayah yang baru. Suku Dan menempati wilayah paling utara. Tiga suku yang pertama disebut berasal dari para budak. Manasye dan Efraim adalah anak-anak Yusuf. Ruben adalah putra sulung Yakub. Yehuda memperoleh tempat prestisius, yang berbatasan dengan tanah yang dikhususkan sebagaipersembahan untuk TUHAN, karena Mesias yang dijanjikan akan datang dari suku Yehuda.<br /><br />Pembagian ini menunjukkan prioritas baru bagi Israel. Mereka akan hidup berdampingan dengan damai. Suku-suku besar tak lagi memanipulasi suku-suku kecil. Batas wilayah ditentukan sama rata (bnd. Bil. 33:54). Tiap suku mendapat wilayah yang mencakup pantai Laut Tengah di sisi barat, daerah pegunungan di tengah hingga perbatasan di timur.<br /><br /><span class="fullpost">Sesudah bagian Yehuda, ada satu bagian tanah yang secara khusus</span><span class="fullpost"> dipersembahkan kepada TUHAN. Bagian ini membagi Israel menjadi 7</span><span class="fullpost"> suku di utara dan 5 suku di selatan untuk mempertahankan posisi</span><span class="fullpost"> wilayah istimewa ini di tempat Yerusalem berada. Hal yang sama</span><span class="fullpost"> juga mencerminkan pembagian Kerajaan Utara yang lebih besar</span><span class="fullpost"> dibandingkan Kerajaan Selatan sebelum Israel dibuang dari tanah</span><span class="fullpost"> perjanjian.</span><br /><br /><span class="fullpost">Seluruh aspek kehidupan umat diatur demikian demi kebaikan hidup</span><span class="fullpost"> bersama di antara suku-suku Israel. Juga agar keteraturan dan</span><span class="fullpost"> ketertiban yang mereka tampakkan memancarkan karakter Allah</span><span class="fullpost"> kepada bangsa-bangsa lain. Kehidupan umat TUHAN tidak pernah</span><span class="fullpost"> dimaksudkan melulu untuk diri sendiri atau untuk terfokus kepada</span><span class="fullpost"> TUHAN dengan cara picik.</span><br /><br /><span class="fullpost">Allah menghendaki agar kita pun memancarkan karakter-Nya melalui tiap</span><span class="fullpost"> aspek kehidupan kita. Adakah karakter Allah tercermin dalam hidup</span><span class="fullpost"> Anda? Dengan cara bagaimana keluarga, pekerjaan, pergaulan,</span><span class="fullpost"> pengelolaan keuangan, dan tiap aspek dalam hidup Anda</span><span class="fullpost"> mencerminkan karakter Allah?</span><br /><span class="fullpost">Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/07/">E SABDA</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-57184923169164131982010-06-01T22:51:00.000-07:002010-06-01T22:54:32.952-07:00Kuasa kehadiran Allah (Yehezkiel 47:1-12)<div style="text-align: justify;">Masyarakat pada masa Yehezkiel memahami bahwa Bait Suci berfungsi terutama sebagai rumah Allah, selain sebagai tempat beribadah. Dan ketika Allah hadir, maka berkat Tuhan menjadi nyata bagi umat-Nya.<br /><br />Bait Suci yang digambarkan Yehezkiel tak pernah jadi kenyataan, tetapi gambaran yang diberikan mengenai sungai air kehidupan mengingatkan kita kepada Taman Eden di Kej. 2 dan kepada Yerusalem yang baru di Why. 22. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, kehilangan terbesar yang mereka alami bukanlah Taman Eden, mmelainkan hadirat Allah. Hadirat Allah inilah yang Yehezkiel lihat dijanjikan oleh Allah kepada Israel.<br /><br /><span class="fullpost">Dampak kehadiran Allah sangat dahsyat: air kehidupan mengalir ke</span><span class="fullpost"> wilayah Timur, menjadikan wilayah yang tidak subur itu menjadi</span><span class="fullpost"> tempat "amat banyak pohon" tumbuh subur. Bahkan Laut Mati akan</span><span class="fullpost"> penuh dengan kehidupan seperti Laut Tengah. En-Gedi dan En-Eglaim</span><span class="fullpost"> adalah dua wilayah permukiman di tepi Laut Mati, tempat di mana</span><span class="fullpost"> selama lebih dari 10.000 tahun terakhir masyarakatnya hidup dari</span><span class="fullpost"> bertambak garam. Namun Yehezkiel menyatakan bahwa masyarakat di</span><span class="fullpost"> dua tempat ini akan beralih menjadi masyarakat nelayan karena</span><span class="fullpost"> dahsyatnya sungai air kehidupan yang mengalirkan kehidupan ke</span><span class="fullpost"> salah satu habitat paling mematikan di muka bumi ini.</span><br /><br /><span class="fullpost">Bagaimana masyarakat itu akan memenuhi kebutuhan garam? Tuhan masih</span><span class="fullpost"> menyediakan deposit-deposit garam dalam kadar yang tepat untuk</span><span class="fullpost"> menyokong kehidupan umat.</span><br /><br /><span class="fullpost">Melalui semua itu kita melihat kuasa kehadiran Allah di bait-Nya dan</span><span class="fullpost"> di antara umat-Nya. Kuasa yang menghadirkan kebaikan bagi</span><span class="fullpost"> umat-Nya.</span><br /><br /><span class="fullpost">Sudah hadirkah Allah di dalam hidup Anda? Apakah orang-orang di</span><span class="fullpost"> sekitar Anda merasakan dampak yang mengalir dari hadirat Allah</span><span class="fullpost"> melalui kehidupan Anda? Sudahkah Anda menunjukkan sikap dan</span><span class="fullpost"> kesaksian yang seimbang dalam hidup Anda?</span><br /><span class="fullpost">Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/05/">E SABDA</a></span><br /></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-80473340824532184702010-05-29T04:18:00.000-07:002010-05-29T04:18:56.299-07:00Berdasarkan kasih karunia (Yudas 1:3-4)<div style="text-align: justify;">Bagai musuh dalam selimut, begitulah keberadaan oknum-oknum pengajar sesat yang menyelusup masuk ke dalam komunitas orang beriman. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang memutarbalikkan kebenaran tentang kasih karunia Tuhan agar dapat melakukan perbuatan dosa. Mereka berkata bahwa orang yang telah menerima kasih karunia Tuhan dapat melakukan apa saja yang mereka sukai. Meski perbuatan dosa sekalipun. Dan mereka tidak perlu takut akan hukuman Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Masalahnya umat tampaknya tak menyadari betapa berbahayanya mereka. Sebab itulah Yudas, yang semula ingin menulis surat yang berisi pengajaran tentang keselamatan, kemudian jadi menulis tentang pengajaran sesat. Surat Yudas ini menjadi penting karena pengajaran sesat memang harus dilawan. Jika tidak, orang yang lemah iman bisa tersandung. Bila sudah terpengaruh kesesatan itu, umat akan jadi susah memahami bahwa iman yang benar harus diikuti<span class="fullpost"> dengan tindak tanduk dan perbuatan yang benar pula. Maka sesatlah pengajaran yang mengatakan bahwa kasih karunia Allah membebaskan orang untuk melakukan segala sesuatu, apa pun bentuknya. Ini kasih karunia murahan namanya! Artinya kasih karunia tanpa pertobatan. Seolah-olah kasih karunia justru merupakan surat izin untuk berbuat dosa. Padahal bukan demikian! Terlebih lagi, sikap hidup demikian sesungguhnya merupakan penyangkalan terhadap Tuhan Yesus!<br />
<br />
Pengajaran yang benar adalah, kasih karunia Allah justru memberi kuasa kepada orang percaya untuk melakukan apa yang benar, yang sesuai dengan kehendak Allah. Paulus pun pernah mengatakan bahwa orang yang tidak menunjukkan pertobatan dengan terus melakukan dosa sesungguhnya bukanlah warga Kerajaan Allah (ayat 1Kor. 6:9-11; Gal. 5:19-21).<br />
<br />
Bagaimana pemahaman kita sendiri tentang kasih karunia? Kiranya kasih karunia Allah menolong kita untuk bertumbuh dalam pemahaman iman yang benar, sehingga melaluinya kita tahu bagaimana kita harus hidup.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/14/">E-Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-88205865920812131752010-05-29T04:10:00.000-07:002010-05-29T04:10:59.552-07:00Jangan sesat! (Yudas 1:5-19)<div style="text-align: justify;">Menjauh dari Allah?" Kita mungkin akan menggelengkan kepala untuk menolak ajakan itu. Namun mari kita perhatikan tindakan kita, gaya hidup kita, pola konsumsi kita, apakah semua itu sudah sesuai dengan kehendak Allah?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yudas memberi contoh untuk menjelaskan bahwa di antara komunitas orang beriman, ada yang memberontak terhadap Allah. Misalnya orang Israel yang mengalami kedahsyatan Allah saat dibebaskan dari Mesir (ayat 5). Beberapa dari antara mereka kemudian tidak mau memercayai Allah. Akibatnya Tuhan menghukum dengan tidak membiarkan mereka masuk ke tanah perjanjian. Atau sekelompok malaikat yang semula punya hak istimewa untuk tinggal di dekat Allah (ayat 6). Beberapa dari antara mereka memberontak melawan</div><div style="text-align: justify;">Allah. Tentu saja mereka akan menerima murka-Nya! Contoh lain adalah Sodom dan Gomora, dengan penyimpangan seksual mereka (ayat 7). Mereka menerima hukuman (Kej. 19:1-29).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Bagi Yudas, para penyesat itu seperti pemimpi yang hidup dalam dunia religius yang tidak nyata, yang menginginkan kehidupan beriman sesuai keinginan sendiri (ayat 8-10). Mereka seperti Kain, yang menjalankan ritual agama tanpa iman; atau seperti Bileam, yang mempraktikkan hidup keagamaan untuk keuntungan pribadi; atau seperti Korah, yang menolak otoritas Allah (ayat 11). Selain itumereka juga rakus (ayat 12). Tak heran bila Yudas menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak punya kualitas iman (ayat 12-13) karena hidup menuruti hawa nafsu fasik (ayat 18-19). Mereka tidak membiarkan Roh Kudus memimpin hidup mereka. Sebab itu Yudas memperingatkan bahwa mereka akan dihukum Allah (ayat 14-16).<br />
<br />
Bagaimana penilaian kita tentang hidup yang demikian? Mengerikan? Namun mari selidiki diri kita, masih adakah segi hidup yang tidak kita serahkan untuk dipimpin Roh Kudus? Masih adakah aspek hidup yang kita hindarkan dari mata tajam Allah karena keinginan memuaskan diri? Kiranya kita memperlihatkanlah hidup yang sesuai dengan iman dan pengenalan akan Tuhan yang kudus.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/15/">E-Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-20956617687606866312010-05-27T09:36:00.000-07:002010-05-27T09:36:09.542-07:00Waspada dalam pergaulan (1Korintus 10:1-11:1)<div style="text-align: justify;">Hal yang berharga bagi kehidupan bisa juga mengandung bahaya yang besar. Pisau kecil meski cukup untuk melukai, tetapi tidak sebahaya belati atau kapak. Demikian halnya dengan pergaulan. Pergaulan adalah salah satu karunia mulia untuk hidup manusia. Pergaulan membuat kita mengenal diri, bertumbuh dalam relasi, mengembangkan berbagai fungsi sosial, dan aspek kemanusiaan lainnya. Namun selain merusak diri sendiri, pergaulan yang buruk dapat menyebarkan infeksi kejahatan lebih jauh lagi dalam masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kota Korintus, tempat orang Kristen penerima surat ini tinggal, merupakan kota metropolitan yang terkenal dengan gaya hidup yang bebas. Selain godaan kemakmuran (materialitis), berhala dan percabulan juga luar biasa dahsyatnya di sana. Beberapa dari orang Kristen di Korintus sudah terjerat oleh gaya hidup cemar yang melawan kekudusan Tuhan, rupanya karena tidak berhati-hati dalam pergaulan. Maka Paulus mengingatkan jemaat Tuhan agar belajar dari kegagalan umat Israel zaman Keluaran. Waktu itu semua sudah mengalami karya penyelamatan Allah melalui<span class="fullpost"> kepemimpinan Musa. Mereka telah menyeberangi batas dan sudah siap memasuki tanah perjanjian; mereka menerima pimpinan Allah, dipelihara Allah melalui manna dari surga, dan banyak lagi berkat Ilahi lain. Namun tidak satu pun dari mereka yang akhirnya diizinkan masuk tanah perjanjian. Berbagai sifat jahat membuat mereka didiskualifikasi Allah!<br />
<br />
Kita semua sedang melintasi dunia menuju surga mulia. Dalam dunia ini kita harus bergaul, sebab itu merupakan hakikat sosial kita, juga merupakan panggilan misi. Untuk menjaga kekudusan, jalan paling mudah adalah langsung masuk surga, alias mati secepatnya. Namun Allah menjadikan padang gurun kehidupan dunia bagai sekolah untuk memurnikan kita. Melaluinya kita mengalami penyertaan dan kuasa Allah yang memelihara serta menguduskan. Maka pergaulan dengan orang dunia adalah suatu keharusan. Orang Kristen harus belajar bergaul dengan memancarkan terang Allah sehingga pergaulan itu bukan merusak diri, tetapi membawa kemungkinan terjadinya dampak anugerah kepada yang belum mengalami.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/10/">E SH</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-37125319038524133282010-05-27T09:32:00.000-07:002010-05-27T09:32:20.454-07:00Taatilah Allah (Yunus 1:1-9)<div style="text-align: justify;">Perjanjian Allah dengan Abraham menyebutkan bahwa melalui keturunan Abraham, Allah akan memberkati bangsa-bangsa. Namun belum ada orang Israel yang pernah pergi ke bangsa lain untuk menceritakan kebesaran Allah. Inilah satu-satunya kisah di PL, di mana ada orang Israel yang diperintahkan untuk pergi ke bangsa nonIsrael mewartakan panggilan pertobatan (ayat 1-2).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana reaksi Yunus? Ia memang tidak mengatakan apa pun. Ia hanya pergi ke Yafo dan dari situ ia naik kapal ke Tarsis (ayat 3), bukan ke Niniwe seperti yang diperintahkan Tuhan. Yunus menolak menaati perintah Allah. Bagi dia, orang Niniwe tidak layak menerima kasih karunia Allah. Yang patut mereka terima hanyalah murka Allah. Itulah sebabnya Yunus melarikan diri dari Allah. Yunus mungkin lupa bahwa Allah berkuasa atas alam raya ini. Jadi ke mana pun dia pergi, Allah pasti tahu. Benar saja, Allah yang berkuasa itu kemudian mengirimkan badai yang membuat laut bergelora (ayat 4). Rasa takut yang muncul karena nyawa terancam membuat awak kapal berdoa kepada allah mereka. Sementara si hamba Allah justru tidur nyenyak (ayat 5). Yunus jadi tidak peka pada apa yang sedang dilakukan Allah. Sementara orang-orang yang tidak<span class="fullpost"> mengenal Allah justru sadar benar bahwa bencana itu terjadi karena ada yang menyebabkan. Walaupun kemudian Yunus mengatakan bahwa ia takut akan Tuhan (ayat 9), tindakannya sama sekali tidak memperlihatkan hal itu. Jika Yunus memang takut akan Allah, ia pasti akan menaati Allah atau setidaknya berdoa ketika terjadi badai.<br />
<br />
Yunus dikenal bukan karena kesalehan, melainkan karena pemberontakannya. Dialah satu-satunya nabi yang tercatat melarikan diri dari Allah. Lalu seperti apa orang lain mengenal kita, dalam hal hubungan kita dengan Allah? Seperti Yunus, kita mungkin sering ingin menghindar dari kehendak Allah. Namun belajar dari kisah Yunus, kita melihat bahwa penting bagi kita untuk mematuhi perintah Allah dengan pemahaman bahwa Dialah yang utama dalam hidup kita.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/19/">E-SH</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-30439205085979212622010-05-25T20:50:00.000-07:002010-05-25T20:50:18.498-07:00Restorasi hidup (Yehezkiel 48:30-35)<div style="text-align: justify;">Bangsa Israel dipanggil untuk menjadi saksi bagi semua bangsa. Pengharapan yang dijanjikan kepada Israel mencapai klimaks dengan sebuah kota yang berperan sentral dalam kehidupan Israel sebagai bangsa yang dipanggil menjadi saksi bagi semua bangsa. Sentralitas kota terlihat melalui lokasi yang dikhususkan untuk TUHAN. Namun kota ini terletak bukan di wilayah yang dikuduskan. Artinya dapat diakses oleh siapa saja: orang awam, bahkan orang asing.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kota ini memiliki dua belas pintu keluar yang diberi nama menurut kedua belas anak Yakub. Ini menunjukkan setiap orang Israel punya hak yang sama atas kota ini. Pemilihan kata "pintu keluar" alih-alih "pintu gerbang" atau "pintu masuk" menunjukkan bahwakota ini berorientasi keluar: orang akan keluar dari kota itu, berkat TUHAN akan keluar dari kota itu, kemuliaan TUHAN juga akan terpancar keluar dari kota itu. Kota itu akan jadi pengingat bagi Israel bahwa mereka dipanggil untuk menjadi kesaksian bagi bangsa lain.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Nama kota ini dalam bahasa Ibrani memiliki bunyi yang mirip dengan kata "Yerusalem". Penghindaran penggunaan "Yerusalem" nampaknya adalah upaya menegaskan bahwa Israel dan Yerusalem baru tak akan seperti Israel dan Yerusalem lama. Akan ada pembaruan drastis karena TUHAN dan umat akan bersekutu secara riil, tidak lagi melalui ritual ibadah tak bermakna, yang membawa mereka ke pembuangan.<br />
<br />
Klimaks yang intens dan berakhir dengan nama yang indah itu menunjukkan bahwa yang terpenting bukanlah pemulihan kondisi politis atau pembangunan kembali infra-struktur yang telah hancur. Melebihi semuanya, kehadiran TUHAN dalam persekutuan dengan umat-Nya, itulah yang terutama. Kehilangan terbesar manusia ketika jatuh ke dalam dosa adalah persekutuan dengan Allah, dan restorasi terbesar yang TUHAN janjikan adalah TUHAN hadir bersama umat-Nya. Sudahkah restorasi itu terjadi di dalam hidup Anda? Bagaimana hidup Anda mengkomunikasikan restorasi itu kepada orang-orang di sekitar Anda?<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/12/">E-SH</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-91269825962894951732010-05-25T20:16:00.000-07:002010-05-25T20:16:07.501-07:00Tenang, ada Allah (Yudas 1:24-25)<div style="text-align: justify;">Dalam dunia selam (diving) berlaku aturan bahwa seorang penyelam tidak boleh menyelam sendirian. Ia harus ditemani orang lain yang disebut buddy. Gunanya adalah agar mereka bisa saling melindungi saat berada di kedalaman laut. Hal yang hampir sama juga ada dalam kehidupan orang Kristen. Di tengah belantara dunia dengan berbagai ajaran sesat yang selalu berusaha menghadang perjalanan iman, orang Kristen tidak boleh sendirian. Yang berbeda adalah, orang Kristen ditemani oleh satu pribadi yang jauh lebih berkuasa, yaitu Allah. Inilah yang diyatakan Yudas di bagian penutup suratnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yudas ingin meyakinkan para pembaca suratnya mengenai kuasa Allah yang akan menolong mereka, agar tetap setia di tengah berbagai ancaman terhadap iman mereka. Bagian penutup ini seolah ingin mengangkat semua permasalahan yang dihadapi orang percaya di bumi ke hadapan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Yudas memang tidak ingin pembaca suratnya terpojok dalam kegelapan masalah. Ia ingin mengingatkan mereka bahwa Allah berkuasa membawa setiap orang, yang adalah milik-Nya, ke hadapan-Nya. Selain itu, pernyataan Yudas di akhir surat mengenai Allah memperlihatkan bahwa Ia adalah Juruselamat melalui Tuhan Yesus Kristus. Maka apa pun yang dikatakan oleh para penyesat itu, orang percaya harus yakin bahwa hanya ada satu Allah dan Juruselamat. Di dalam Dialah ada kemuliaan, kebesaran, kekuatan, dan kuasa (ayat 25). Maka seberapa besar pun ancaman dari si penyesat, Allah jauh lebih besar. Dialah Pemenang. Hanya jika kita tetap tinggal di dalam Dia, kita mendapat jaminan untuk menang juga. Hanya dengan beriman kepada kuasa Allah kita akan berdiri teguh dalam iman kita kepada Dia.<br />
<br />
Yudas adalah kitab yang penuh dengan peringatan akan bahaya, tetapi kemudian ditutup dengan penuh keyakinan akan Allah dan kuasa-Nya. Bahaya yang dihadapi orang beriman, memang seharusnya semakin memperkokoh iman kita kepada Allah yang Maha Kuasa itu.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/10/18/">E - SH</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-82435366971496131892010-05-21T02:52:00.000-07:002010-05-21T02:52:06.341-07:00Kedatangan Anak Manusia (Matius 24:29-36)<div style="text-align: justify;">Bagaimanakah Tuhan Yesus akan datang untuk keduakalinya? Kedatangan-Nya akan bersifat universal dan diketahui oleh semua bangsa di dunia (ayat 29-30).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua membawa pesan yang berbeda dari kelahiran-Nya di kandang Betlehem yang sederhana dan dari kematian-Nya di kayu salib yang terkutuk. Kedatangan-Nya yang kedua menunjukkan kemuliaan dan kekuasaan-Nya (ayat 30). Para malaikat Tuhan akan pergi ke seluruh penjuru dunia untuk mengumpulkan umat pilihan-Nya menyongsong Tuhan (ayat 31).Kebenaran ini akan memberikan semangatjavascript:void(0) baru bagi semua umat percaya di dalam menghadapi Akhir Zaman dengan penuh kekuatan dan pengharapan, meskipun mereka harus melewati masa-masa sulit sebelumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedatangan Yesus yang kedua akan terjadi dengan segera (ayat 24) dan pasti (ayat 25), meskipun Tuhan tidak mengisyaratkan waktunya (ayat 36). Kesegeraan kedatangan Yesus tidak dapat disangkali dari perikop yang kita baca pada hari ini, meskipun pesan tersebut tidaklah harus diartikan secara hurufiah seluruhnya. Nampak jelas bahwa Yesus tidak menginginkan umat-Nya lengah di dalam menantikan kedatangan-Nya. Bahkan Ia menjamin bahwa apa yang Ia firmankan pasti akan terjadi (ayat 25).</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Kapan waktunya? Malaikat-malaikat di surga tidak tahu. Tuhan Yesus menggunakan ungkapan `anak manusia' untuk melukiskan tentang diri- Nya sendiri, dan mengatakan bahwa Ia sendiripun tidak tahu kapan saatnya. Hanya Allah Bapa yang mengetahuinya. Usaha-usaha untuk meramal hari kedatangan-Nya adalah sia-sia. Sikap positif yang dapat kita lakukan adalah berjaga-jaga dan berpegang pada pengharapan pasti yang telah dijanjikan-Nya.<br />
<br />
Mari bersyukur untuk janji Tuhan akan kedatangan-Nya. Ia akan datang mengumpulkan kita dalam kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Waktunya sudah dekat dan pasti akan segera datang!<br />
Sumber :<a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/19/"> sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-55738309509222663422010-05-21T02:47:00.000-07:002010-05-21T02:47:29.137-07:00Siksaan dan penyesatan di akhir zaman (Matius 24:15-28)<div style="text-align: justify;">Yesus menekankan betapa dahsyatnya penderitaan dan siksaan yang akan dialami umat percaya menjelang zaman ini berakhir (lih. 24.9-13). Yesus mengutip nubuat Daniel bahwa penderitaan itu akan dilakukan oleh pembinasa keji yang mengambil tempat dari takhta raja yang diurapi/tempat kudus (ayat 15; lih. Dan. 9:20-27). Nubuat ini secara sejarah sudah digenapi dengan kehancuran Yerusalem di tahun 70, tetapi akan digenapi lebih dahsyat dan tuntas pada akhir zaman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yesus menggambarkan kedahsyatan penderitaan tersebut secara jelas (ayat 16-22). Maka orang dinasihatkan untuk menyelamatkan jiwa daripada mempertahankan harta (ayat 17-18), sebaiknya tidak menambah beban dengan hamil dan memiliki bayi (ayat 19). Berdoa supaya saat melarikan diri dihindarkan dari musim dingin dan hari Sabat (ayat 20). Siksaan ini begitu dahsyat, yang jika tidak dipersingkat waktunya maka tidak akan ada yang mampu bertahan (ayat 21-22). Lukisan di atas tidak mendorong kita untuk menjadi pengecut yang lari dari kenyataan. Lukisan di atas berfungsi untuk menggambarkan betapa seriusnya dan beratnya siksaan yang dilakukan oleh si pembinasa keji.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Lukisan mengenai si penyesat, mesias palsu, dan nabi palsu juga diperjelas (ayat 23-26). Mereka digambarkan sebagai penyesat yang dapat melakukan tanda-tanda dan mukjizat yang dahsyat. Banyak orang akan tertipu oleh tanda-tanda tersebut bahkan termasuk orang-orang pilihan.<br />
<br />
Baik gambaran mengenai beratnya penyiksaan oleh pembinasa keji dan dahsyatnya penyesatan oleh Mesias palsu dan nabi palsu mengingatkan kita untuk bersikap waspada dan tidak terlena. Sekuat apa pun iman kita, Yesus mengingatkan bahwa kita rentan.<br />
<br />
Doa: Tuhan berikan kepada kami kekuatan untuk bertahan di dalam masa- masa sulit di akhir zaman. Tolong kami untuk bersikap rendah hati, tidak lengah, dan hanya mengandalkan perlindungan-Mu.<br />
Sumber : <a href="http://www.blogger.com/%20http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/18/">Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-62619100484347340302010-05-19T01:53:00.000-07:002010-05-19T01:53:43.902-07:00Melayani dari Hati (1Tawarikh 11:10-47)<div style="text-align: justify;">Adakah hamba Tuhan yang sukses dalam pelayanan tanpa dukungan orang lain? Bahkan Tuhan Yesus selama masa pelayanan-Nya di Palestina menerima dukungan dari beberapa wanita untuk kebutuhan hidup-Nya dan para murid-Nya (Luk. 8:1-3).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perikop ini memperlihatkan banyak orang yang berperan di balik kesuksesan Daud sebagai raja. Mereka adalah hamba-hamba Tuhan sama seperti Daud. Melalui merekalah Tuhan memberikan kemenangan besar (ayat 14). Mereka menjadi pendukung Daud yang setia, bahkan yang rela berkurban demi raja mereka. Daud memelihara relasi yang dekat dan timbal balik dengan para pendukungnya. Mereka setia mendukung Daud, Daud menghargai kesetiaan mereka dan lebih bertanggung jawab lagi dalam tugas menggembalakan umat Tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Satu kisah yang mengharukan dicatat di sini. Tiga kepala pasukan Daud dengan berani menerobos perkemahan pasukan musuh untuk mengambilkan air minum bagi Daud dari perigi di Betlehem. Betlehem sebagai kota kelahiran Daud, pasti menimbulkan nostalgia baginya. Respons Daud membuktikan kepeduliannya atas anak buahnya. Dengan tidak meminum air pemberian itu, sebaliknya<span class="fullpost"> mempersembahkannya kepada Tuhan, Daud menyatakan penghargaannya yang besar kepada ketiga anak buahnya itu. Apa yang mereka lakukan bagi Daud karena kecintaan mereka terhadap dia, kini Daud peruntukkan bagi Tuhan. Seakan-akan kata-kata Yesus diwujud nyatakan lewat peristiwa ini, "Apa yang kamu lakukan kepada salah seorang yang kecil ini, kamu lakukan untuk Aku" (Mat. 25:40).<br />
<br />
Baik Daud maupun para pendukungnya, melakukan pelayanan karena hati yang mengasihi Tuhan sehingga mereka pun saling mengasihi. Kiranya pelayanan kita pun juga memiliki motivasi serupa. Apalagi kasih Kristus sudah nyata dalam hidup kita. Mari kita dukung para pemimpin kita dengan dukungan yang tulus, yang lahir dari kasih Ilahi.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2008/08/16/">Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-39710187660481107182010-05-19T01:31:00.000-07:002010-05-19T01:31:08.971-07:00Pelayan Tuhan (1Tawarikh 6:1-30)<div style="text-align: justify;">Ketika masih kecil, saya beberapa kali mendengar komentar orang-orang tua bahwa menjadi hamba Tuhan bukanlah profesi yang menjanjikan masa depan yang cerah. Saya rasa orang tua saya pun dulu demikian berpikirnya. Namun hari ini saya adalah seorang yang melayani Tuhan secara penuh waktu, dan orang tua saya tidak malu untuk mengatakan bahwa anaknya adalah seorang hamba Tuhan. Anak-anak saya pun bangga memiliki ayah seorang yang mengabdikan dirinya untuk pekerjaan Tuhan. Bahkan, saya bersyukur untuk putri sulung saya yang sudah mempersembahkan dirinya untuk melayani Tuhan penuh waktu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah menyajikan silsilah dari berbagai suku Israel, yang semuanya tentu menimbulkan kebanggaan bagi masing-masing orang, penulis Tawarikh sekarang memfokuskan pasal 6 untuk menuturkan silsilah dari suku Lewi. Tuhan telah memilih suku Lewi secara khusus untuk melayani Dia di rumah Tuhan. Tiga anak Lewi yang menjadi tiga keluarga besar, Gerson, Kehat, dan Merari, masing-masing memiliki tugas di dalam pengelolaan rumah Tuhan (lih. Bil. 3).</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Dari keluarga Kehat dipilih secara lebih khusus keluarga Harun untuk menjabat sebagai imam besar turun temurun. Harun adalah cucu Kehat dari Amran. Keluarga Harun memiliki posisi sentral dalam ibadah rumah Tuhan. Oleh karena itu silsilahnya dipaparkan terlebih dahulu (ayat 4-15). Setelah itu berturut-turut keluarga Gerson (ayat 20-21), Kehat (ayat 22-28), dan Merari (ayat 29-30).<br />
<br />
Kebanggaan karena merupakan keturunan seorang hamba Tuhan atau karena ada anggota keluarga yang berprofesi hamba Tuhan seharusnya bukan menimbulkan kesombongan, melainkan dorongan untuk ikut terjun<br />
dalam pelayanan. Menjadi hamba Tuhan adalah panggilan dan pilihan Tuhan sesuai dengan anugerah-Nya. Bukan jabatan atau status yang diutamakan, tetapi pekerjaan yang dipercayakan Tuhan, yang harus disyukuri dan dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2008/08/10/">Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-15247802938946607412010-05-18T00:49:00.000-07:002010-05-18T00:49:52.204-07:00Jangan cobai Rajamu! (Mazmur 95)<div style="text-align: justify;">Apa dosa umat Israel yang terus menerus diulang? Tidak memercayai Tuhan dengan sepenuh hati! Mereka terus menerus mencobai Dia dengan berbagai hal. Baik dengan menggantikan Dia dengan dewa-dewi bangsa lain, ataupun dengan terus bersungut-sungut untuk setiap masalah yang menimpa hidup mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berbagai hajaran keras sudah Tuhan timpakan kepada mereka atas ketidakpercayaan mereka. Salah satu yang paling dahsyat adalah ketika mereka harus kehilangan tanah perjanjian dan identitas mereka sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Namun di mazmur ini (8-11), salah satu hukuman dahsyat paling awal yang diingat pemazmur adalah ketika nenek moyang mereka untuk satu generasi kehilangan kesempatan masuk ke tanah Perjanjian gara-gara sikap tidak percaya mereka kepada Tuhan (lih. Bil. 14).</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Hukuman dahsyat Tuhan tidak pernah dimaksudkan untuk menghancurkan melainkan untuk pertobatan. Hukuman dashyat seharusnya menyadarkan mereka, bahwa Tuhan adalah Raja mereka yang berdaulat serta berhak mendapatkan sembah, hormat, dan ketaatan mereka.<br />
<br />
Inilah inti dari ayat 1-7. Pemazmur mengajak umat Tuhan beribadah kepada Tuhan dengan masuk ke hadirat-Nya (perhatikan ay. 1 “Mari…”; ay. 2 “biarlah kita menghadap…”; ay. 6 “Masuklah …”) karena Tuhan adalah Raja, Sang Pemilik umat-Nya. Dia bukan hanya Raja atas umat-Nya, tetapi atas alam semesta. Tidak ada satu pun di alam ciptaan ini yang dapat berkata, “Aku bebas menentukan hidupku sendiri”. Tuhan adalah Raja, berarti Dia harus menjadi segala-galanya bagi hidup umat-Nya. Itu berarti hanya ada kesetiaan tunggal kepada Dia, satu komitmen teguh kepada kehendak- Nya.<br />
<br />
Kesadaran bahwa Tuhan adalah Raja yang berdaulat dan pemilik hidup kita seharusnya membawa kita pada ketaatan tanpa syarat. Apalagi di dalam Kristus, Sang Raja yang sudah menang itu, kita dipelihara dengan kepastian dan jaminan penuh dari Tuhan sendiri.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/05/05/">sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-23342248122364131022010-05-11T04:55:00.000-07:002010-05-11T04:55:50.286-07:00"Sisa" umat di tengah yang ditolak (Roma 11:1-10)<div style="text-align: justify;">Bagaimanakah sikap dan reaksi kita ketika kesaksian kita tentang Injil Yesus Kristus ditolak sebagian besar orang? Bagaimanakah menurut kita sikap Allah dalam kasus tersebut? Samakah sikap dan reaksi kita dengan sikap Allah?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penolakan Israel terhadap Yesus menimbulkan permasalahan teologis. Israel adalah umat pilihan Allah untuk menjadi berkat bagi segala bangsa, yaitu menjadi bangsa yang melahirkan Juruselamat dunia.Kedudukan mereka dalam rencana keselamatan Allah untuk dunia sangat istimewa. Namun sebagaimana Abraham diperhitungkan benar karena imannya dan bukan karena perbuatan atau status, demikian juga keselamatan semua orang Israel harus didasarkan atas iman kepada Juruselamat. Tragis sekali ketika Mesias benar-benar datang dan melayani mereka, Ia ditolak dan disalibkan.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Masalahnya ialah, apakah Israel yang menolak Yesus itu tetap umat Allah? Atau karena telah menolak Yesus sang Penggenap janji Mesias, yaitu hal hakiki yang menjadikan Israel umat pilihan, maka mereka bukan lagi umat pilihan? Apakah Allah membuang mereka? Jika begitu, betapa sedih Paulus. Sebagai orang Yahudi, ia rindu bangsanya tetap umat Allah dan mengalami keselamatan yang dijanjikan Allah dan digenapi dalam Yesus. Alangkah ironis karena salah satu dari umat terbuang itu kemudian menjadi rasul bagi orang kafir!<br />
<br />
Penolakan Israel tidak membuat rencana Allah buyar, tidak juga membuat Israel kehilangan status keterpilihannya (ayat 2). Di balik penolakan yang akibat ngerinya harus dipikul tiap orang Yahudi yang menolak Injil, Allah tetap mempertahankan sisa umat (ayat 5). Seperti halnya Paulus akhirnya merespons Yesus dengan benar, seperti pada zaman Elia Allah memelihara 7000 orang yang tetap setia pada-Nya, demikian pun secara misterius Allah pasti membuat ada sebagian orang Israel yang akhirnya percaya pada Yesus. Sungguh ajaib anugerah dan jalan Allah! Maka dalam kesaksian kita pun, jangan mudah putus asa karena penolakan orang. Berharaplah penuh pada keajaiban anugerah dan jalan-jalan Allah!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/16/">Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-15441834839249900422010-05-07T01:57:00.000-07:002010-05-07T01:57:11.734-07:00Beritakan terus! (Roma 10:16-21)<div style="text-align: justify;">Israel dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mereka memang keras kepala dan tidak mudah percaya. Sehingga walaupun telah mendengar firman Tuhan, mereka belum tentu mau memberikan respons positif (ayat 18).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Begitu pula mengenai pemberitaan tentang keselamatan di dalam Kristus. Mereka menolak Mesias yang sebenarnya sudah dinanti-nantikan oleh bangsa Israel sejak lama. Maka Allah beralih kepada bangsa-bangsa lain (bdk. Yes. 65:10). Allah memperdengarkan berita keselamatan itu kepada bangsa-bangsa di luar Israel. Bangsa-bangsa ini kemudian merespons dengan iman dan menerima anugerah keselamatan. Walau demikian Allah tidak menutup pintu rapat-rapat bagi orang Israel. Meski Allah telah menyatakan belas kasih-Nya kepada bangsa-bangsa lain, kasih-Nya kepada bangsa Israel masih tetap tercurah. Mereka masih melekat di hati-Nya. Sebab itu Allah selalu berusaha menjangkau Israel (ayat 21). Ia mau mengajak mereka untuk kembali kepada-Nya dan menikmati kasih karunia-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Kisah kasih setia Allah kepada bangsa Israel ini mengingatkan kita pada orang-orang yang sudah berulang kali kita perdengarkan beritakan keselamatan, tetapi belum juga terbuka pada Injil dan mau bertobat. Jangan pernah menyerah. Allah masih ingin memakai kita untuk berbicara kepada orang-orang yang mengeraskan hati dan menutup diri terhadap Injil. Walaupun ada masa kita merasa bahwa pemberitaan kita sia-sia, bagai menguap tak berbekas, ingatlah bahwa Roh Kudus masih setia bekerja. Jadilah seperti Paulus, yang tetap memiliki keterbebanan agar bangsanya diselamatkan walaupun mereka menolak Kristus. Yakinlah bahwa pemberitaan kita tidak akan sia-sia. Benih Injil itu masih punya kesempatan untuk bertumbuh. Ketahuilah bahwa Allah tidak menghendaki seorang pun binasa, Ia ingin semua orang bertobat (2Ptr. 3:9). Bila kita tetap setia dan tidak jemu, orang dapat terus mendengar Injil dan punya kesempatan menerima kasih karunia Allah.<br />
Sumver : <a href="http://www.blogger.com/%20%20http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/15/">Sabda<br />
</a></span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-67724069259869733622010-05-07T01:53:00.000-07:002010-05-07T01:53:38.484-07:00Beritakanlah (Roma 10:4-15)<div style="text-align: justify;">Hukum Taurat adalah kebenaran Ilahi, yang berfungsi sebagai rambu-rambu penunjuk jalan. Orang tak akan pernah sampai kepada Allah hanya dengan berpedoman Hukum Taurat. Kristuslah jalan. Hanya melalui Dia sajalah orang dapat sampai kepada Allah. Namun orang Israel merasa sulit menerima pemahaman tersebut. Bagaimana mungkin meniadakan kesalehan dan mengutamakan kasih karunia?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal pengajaran Paulus begitu sederhana: mereka hanya perlu beriman kepada Yesus Kristus dan mengakui Dia sebagai Tuhan yang telah bangkit dari maut (ayat 9-10). Keselamatan ini tidak lagi terbatas hanya pada sekelompok orang tertentu, melainkan terbuka bagi setiap orang yang mau per-caya, tanpa memandang ras (ayat 11-13). Tak ada seorang pun yang perlu meragukan bahwa dia tak akan kebagian kasih karunia ini. Tak ada istilah bangsa pilihan dalam hal ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena Allah menujukan keselamatan bagi semua bangsa, tanpa memandang ras, tentu perlu ada orang yang menyebarluaskan berita keselamatan ini. Banyak orang di berbagai penjuru dunia yang belum pernah mendengar tentang Kristus, sebab itu perlu ada orang yang mau pergi ke tempat mereka dan memberitakan keselamatan di dalam Dia (ayat 14-15).<span class="fullpost"> Sebagai orang yang telah menerima anugerah keselamatan, kita pun beroleh tugas untuk memberitakan warta keselamatan itu. Di mana kita dapat melakukannya? Di rumah, di kantor, atau di lingkungan sekitar kita? Namun ada juga orang-orang yang memiliki kerinduan untuk mewartakan Injil ke tempat-tempat asing yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Untuk mereka, kita perlu berdoa agar banyak pintu yang terbuka bagi pemberitaan mereka.<br />
<br />
Gereja pun, terutama yang sudah lama berdiri, seharusnya tidak hanya berkutat dengan masalah pelayanan internal. Sudah saatnya memikirkan dan mendoakan secara serius untuk mengirimkan utusan Injil ke tempat-tempat jauh itu agar semakin banyak orang yang memiliki kesempatan untuk mendengar dan merespons Injil.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/14/">Sabda</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-40415138881937378092010-05-05T20:18:00.000-07:002010-05-05T20:18:10.562-07:00Tak dapat dipisahkan (Roma 8:31-39)<div style="text-align: justify;">Apakah keselamatan kita berlaku tetap dalam segala situasi dan kondisi? Ketika kita mengalami masalah atau penderitaan, bukankah kadang kala kita bertanya-tanya, merasakan apakah Allah sedang menjauhi kita? Atau apakah Allah masih mengasihi kita?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Paulus tidak menolak fakta bahwa orang Kristen juga menghadapi musuh dan masalah (bdk. Mzm. 44:23). Namun orang percaya harus tahu bahwa pencobaan dan penderitaan bukan merupakan tanda bahwa Allah mengalihkan kasih-Nya. Karena itu Paulus mengemukakan fakta lain yang jauh lebih penting, yaitu Allah berada di pihak orang percaya (ayat 31)! Maka tidak ada satu pihak pun yang dapat mengalahkan atau menggugat orang-orang pilihan Allah di hadapan Allah (ayat 33). Lalu jika Allah yang menjadi jaminan kita, mengapa kita harus takut? Allah berada di pihak kita! Siapakah yang dapat melawan kita jika Allah yang Maha Kuasa itu ada di pihak kita?</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Kita pun harus mengingat bahwa salib telah mendemonstrasikan anugerah Allah yang begitu besar bagi manusia. Jadi jika Allah telah bersedia mengaruniakan Anak-Nya yang terkasih, tentu tidaklah mengherankan bila Ia tidak akan menahan segala sesuatu untuk mkebaikan umat-Nya. Karya Allah melalui Anak-Nya itu seharusnya meyakinkan kita bahwa tak ada seorang pun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Sehingga walaupun kita mengalami penderitaan, kita harus memandang hal itu sebagai konsekuensi dari identifikasi kita dengan Kristus (bdk. 1Ptr. 2:21-25; 4:14-19). Iman kita pun memang harus mengalami ujian agar bertumbuh.<br />
<br />
Maka jangan lagi dikuasai ketakutan atau keraguan karena Tuhan kita, Yesus Kristus, telah menjadi Pengantara kita. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. kita harus meyakini bahwa salib Kristus merupakan jaminan bagi kemenangan iman kita dalam situasi apa pun yang kita hadapi. Bersukacitalah karena hal ini.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/09/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/09/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-67101044092609246042010-05-05T20:13:00.000-07:002010-05-05T20:13:12.624-07:00Berbuah bagi Tuhan (Mazmur 92:13-16)<div style="text-align: justify;">Ada seorang kawan saya yang memiliki rumah dengan halaman belakang kebun buah yang luas. Di kebun itu ia menanam berbagai pohon buah: rambutan, mangga, duku, durian, dan entah apa lagi lainnya. Ketika pohon-pohon itu berbuah, dengan bangga dan senang teman saya itu membagikan buah-buah itu kepada kami, kawan-kawannya. Atau kadang kami diundang bertandang ke rumahnya, lalu menikmati waktu untuk ngobrol dan menikmati buah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pernahkah terpikir oleh Anda mengapa banyak bagian Alkitab khususnya Mazmur, yang menggambarkan hidup orang beriman sebagai pohon buah dan diharapkan mengeluarkan buah yang baik dan lebat? Dalam kehidupan nyata apakah Anda tergolong pohon yang berbuah baik dan lebat, atau sebaliknya? Jika kita berbuah baik dan lebat, sang pemilik kebun yaitu Allah akan bersukacita. Ketika kita mengeluarkan banyak buah karakter, perilaku, dan pelayanan yang indah serta serasi dengan maksud-maksud Allah untuk hidup kita, kita juga menyukakan banyak pihak. Hidup yang berbuah baik dan lebat adalah hidup yang menyenangkan hati Allah dan membawa berkat bagi sesama.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Apa prasyarat agar kita me-miliki hidup yang berhasil, menyukakan hati Allah, dan jadi berkat bagi sesama? "Mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita." Seperti semua pohon di kebun kawan saya mendapat perhatian dan perawatan sampai berbuah lebat, demikian juga kita harus benar-benar ada dalam lingkup pemeliharaan, hadirat, dan berbagai ungkapan campur tangan-Nya dalam hidup kita. Apakah Anda memiliki hubungan akrab dengan Allah? Apakah Anda memelihara komunikasi intim dalam doa dan menerima siraman firman-Nya secara teratur? Apakah Anda menyambut dengan taat ketika Ia membersihkan bagian hidup yang mengganggu proses pertumbuhan dan pematangan buah karakter serta pelayanan Anda? Apakah dalam keterbukaan pada pertolongan Roh-Nya Anda makin menyatu dengan Allah hingga semua aspek hidup Anda sepenuhnya dihidupi dalam hadirat-Nya? Bila ya, kita pasti menghasilkan berbagai ungkapan hidup dan karya yang memuliakan Dia.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/17/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/17/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-91405082117486529092010-05-05T20:05:00.000-07:002010-05-05T20:05:44.411-07:00Meniru Kristus, memuliakan Allah (Roma 15:1-13)<div style="text-align: justify;">Adakah praktik dan tindakan dalam gereja Anda yang terkesan aneh untuk orang kebanyakan? Adakah sikap dan gaya hidup Anda yang bisa dinilai tidak lazim? Jika tidak ada, jangan-jangan gereja Anda dan hidup Anda belum sungguh memberlakukan sikap hidup Kristus!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedemikian pentingnya menerapkan sikap dan perilaku Kristus, sampai di tengah nasihatnya Paulus menaikkan doa kepada Allah (ayat 5-6). Tidak ada hal lebih penting untuk gereja praktikkan daripada meniru sikap Kristus yang beranugerah, yang mempersatukan jemaat dan mempertajam daya kejut kehadiran Kristen di tengah dunia. Jika kita tidak memiliki keberanian untuk radikal dan revolusioner ala Yesus Kristus, kita tidak memiliki daya kejut itu! Karena nasihatnya tidak mudah untuk dilakukan, maka Paulus menyebut dua sifat Allah: sumber ketekunan dan penghiburan!</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Meniru Kristus dalam sikap dan perilaku bergereja membawa dampak radikal. Namun mengusahakan secara konsis-ten dan benar bukan hal mudah. Itu sebabnya Paulus berdoa kepada Allah yang tekun dan menghibur. Jika kita senada dengan kasih Allah dan pengorbanan Kristus dalam inkarnasi serta penderitaan-Nya demi menghasilkan perubahan dalam hidup manusia, maka akan terjadi hal yang radikal. Agar kita peka, mari renungkan: kehidupan Kristen dan kondisi gereja macam apa yang tidak menerapkan sikap Yesus? Bila gereja tidak peduli pada kaum terpinggir; bila keanggotaan gereja atau kelompok persekutuan kita homogen (ras, tingkat pendidikan, kelompok ekonomi, dlsb.); bila pelayanan dan tata krama gereja disesuaikan dengan zona nyaman orang yang menganggap diri paling tahu dan rohani ketimbang oleh kebutuhan orang yang sering<br />
diabaikan; inilah ciri gereja yang tidak seradikal sikap Yesus yang limpah anugerah!<br />
<br />
Yesus mengurbankan kepentingan diri-Nya, merangkul yang lemah, terkulai, dan tak berdaya supaya kemuliaan Allah meraih mereka dan menciptakan umat yang hidup-mati hanya untuk meniru Ia dan memuliakan Allah saja!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/27/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/27/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-61856784026350229642010-05-03T21:33:00.000-07:002010-05-03T21:33:28.214-07:00Jangan jadi Tuhan! (Roma 14:1-12)<div style="text-align: justify;">Ssst! Tahukah Anda siapa-siapa saja di gereja atau persekutuan yang tidak rohani? Coba perhatikan cara berpakaian mereka, cara doa mereka, apa saja yang mereka makan. Psst! Kelompok persekutuan atau gereja mana saja yang tidak rohani? Tradisi ibadah apa saja yang tidak mereka turuti?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada berbagai isu yang oleh Alkitab tidak diberikan garis jelas, yang menyebabkan orang Kristen saling menghakimi. Dalam perikop ini Paulus mengacu pada dua isu, soal makanan (ayat 2) dan hari-hari khusus (ayat 5). Perbedaan pendapat muncul karena perbedaan latar belakang kelompok Kristen Yahudi dan bukan Yahudi. Daging yang dijual di tempat umum di kota-kota Romawi-Yunani dianggap tidak halal oleh orang Yahudi. Mungkin karena sudah dipersembahkan di kuil-kuil kafir. Maka orang Kristen Yahudi memiliki keberatan nurani untuk memakan daging. Terjadilah saling tuduh, yang makan daging merasa lebih kuat iman, yang tidak makan merasa lebih rohani. Pertikaian lain adalah di sekitar hari-hari raya. Meski sudah Kristen, orang asal Yahudi masih merayakan hari raya sesuai<span class="fullpost"> tradisi keyahudian mereka. Yang tidak berasal dari tradisi sama merasa tidak relevan merayakan hari raya tersebut. Maka terjadi lagi saling tuding. Kalau dibiarkan tentu tak baik bagi keutuhan gereja dan kesaksiannya!<br />
<br />
Tentang hal-hal yang Alkitab tidak bicarakan dengan jelas, orang Kristen tak perlu saling menilai. Baik tentang makanan, hari raya, atau isu lain yang seringkali kita tidak sepakat sebab Alkitab tidak menyatakan dengan jelas. Kita harus berlapang dada untuk saling menerima. Bagaimana mempraktikkan sikap toleran ini. Pertama, masing-masing harus melakukan dengan hati yang yakin bukan dalam keraguan. Kedua, masing-masing melakukan dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Apa pun perbuatan kita bukan untuk menyenangkan orang lain, tetapi untuk mensyukuri Allah. Ketiga, prinsip terpenting, semua orang harus hidup dalam tanggungjawab kepada Allah (ayat 12). Kita tidak berhak menilai! Jika kita menghakimi, kita mengambil posisi dan hak Allah!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/25/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/25/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-6093356372079586082010-05-03T21:24:00.000-07:002010-05-03T21:24:47.311-07:00Menjadi terang (Kisah 13:47)<div style="text-align: justify;">Alangkah berani khotbah pembelaan Paulus di Antiokhia di Pisidia ini! Ketika sebagian orang Yahudi menolak Injil yang Paulus dan Barnabas beritakan, Paulus mengklaim bahwa Allah telah membuat mereka menjadi terang bagi orang asal kafir. Terjemahan harfiah klaim tersebut bisa seperti ini: "Aku telah menjadikan kamu terang bangsa-bangsa kafir." Mari kita periksa berbagai tekanan dahsyat dalam pernyataan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertama, untuk para pendengar Paulus, klaim ini merupakan peringatan keras bahkan ultimatum yang tidak main-main. Terang Injil yang Paulus beritakan telah mereka tolak. Maka terang itu digeser dari mereka, tidak lagi menyinari mereka, tetapi sekarang dibawa pergi untuk menyinari bangsa-bangsa yang hidup dalam ketidaktahuan akanAllah. Mengerikan! Umat pilihan Tuhan pun akan mengalami kegelapan jika terus menolak terang Injil!</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Kedua, Paulus menegaskan bahwa Allahlah yang telah menetapkan ia menjadi terang bangsa kafir. Tentu kita mengerti bahwa sebagai manusia yang terbatas tidak mungkin Paulus menjadi terang bangsa kafir. Tentu yang dimaksud adalah pelayanan Paulus, Injil yang ia beritakan, Yesus Kristus yang menghasilkan Injil itulah yang<br />
sejatinya terang bangsa kafir. Istilah "terang" ini bisa juga diterjemahkan secara tajam menjadi "keselamatan," maka klaim Paulus itu berbunyi: "Aku telah menjadikan kamu keselamatan bangsa-bangsa kafir!" Hanya Kristus yang hidup dan karya-Nya adalah terang, dapat mengenyahkan kegelapan dosa, menghasilkan hidup yang penuh dengan pengharapan dan berkat.<br />
<br />
Meski inti klaim tersebut adalah Kristus, tetap saja kita merasakan betapa agungnya pelayanan mewartakan Injil Yesus Kristus itu. Sebab dengan perkataan dan perilaku kita menyaksikan Yesus Kristus, dengan hidup dan kesaksian kita sedemikian menyatu dengan sang Terang, kita dimuliakan menjadi terang yang membawa pengharapan serta keselamatan kepada orang yang hidup dalam gelap!<br />
<br />
Sekitar kita gelap! Kegelapan nurani, moral, juga nalar terjadi akibat orang memberi diri kepa-da dosa. Kristus dalam kita adalah terang untuk kegelapan ini. Bicaralah, bertindaklah, pancar-kan terang Injil dalam hidupmu!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/24/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/24/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-79202639679331123072010-05-03T21:10:00.000-07:002010-05-03T21:10:13.926-07:00Otoritas Allah di dalam pemerintah (Roma 13:1-7)<div style="text-align: justify;">Salah satu partai besar di negara kita beberapa waktu lalu mengadakan pemilihan pemimpin. Kita mendengar bagaimana kompetisi antar calon tak hanya melibatkan kepiawaian menjabarkan visi-misi, tetapi juga kasak-kusuk penggalangan suara dengan iming-iming uang! Bisa kita bayangkan bagaimana dampak permainan kuasa dan politik uang semacam itu ketika mereka duduk dalam pemerintahan! Tak heran bila kita cenderung berpikir negatif tentang pemerintah!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Waktu Paulus menulis surat ini dan memberikan nasihatnya kepada jemaat di Roma, kondisi pemerintah Roma dan aparatnya waktu itu malah lebih buruk lagi. Kita curiga bahwa kehausan akan kuasa dan upaya memperolehnya dengan segala cara, sudah setua usia peradaban manusia. Maka cerita seperti yang terjadi di tanah air kita, pasti terjadi juga di negara lain. Lebih lagi, pada waktu awal Kekristenan, pemerintah Kerajaan Roma tidak bersahabat malah memusuhi orang beriman. Maka banyak alasan sah untuk orang Kristen di kerajaan Roma membangun penilaian buruk dan bersikap negatif terhadap pemerintah Kerajaan Roma.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Bagaimana nasihat firman Tuhan? Orang Kristen diajar tunduk kepada pemerintah dan memenuhi kewajiban sebagai warga negara yang baik. Alasan firman Tuhan bersifat pragmatis, yaitu pemerintah dibutuhkan supaya dengan pedang yang disandangnya kejahatan dapat diredam (ayat 4). Alasan firman Tuhan juga bersifat prinsip, yaitu bahwa Allah sendiri yang memberikan otoritas pada pemerintah, maka kita harus tunduk kepadanya. Dengan kata lain, tidak menaati pemerintah sama dengan tidak menaati Allah atau menolak otoritas Allah untuk manusia. Bila kita teliti, jelas bahwa firman ini tidak menganjurkan kita menaati secara membabi-buta. Dalam ketundukan mutlak kepada Allah, kita tunduk agar kehormatan dan kebenaran Allah sungguh diberlakukan dalam pemerintah dan kehidupan kita bermasyarakat. Kita tunduk, melakukan kewajiban, dan mendoakan pemerintah agar kebaikan Allah terpancar dalam tatanan sosial manusia.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/22/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/22/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-65658862658440239282010-05-03T21:00:00.000-07:002010-05-03T21:00:11.196-07:00Etika kasih dan hukum (Roma 13:8-14)<div style="text-align: justify;">Menurut Anda mana yang benar: kasih dan hukum adalah alternatif dalam etika Kristen, atau kasih dan hukum adalah dua sisi dari satu kenyataan yang sama? Dalam pengalaman Anda sendiri, sungguhkah kasih dan hukum berjalan serasi dalam perilaku keseharian Anda?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nasihat Paulus merupakan gema dan uraian lanjut dari ajaran Tuhan Yesus sendiri. Jika orang sungguh mengasihi Allah dan sesama manusia, maka ia pasti menggenapi semua hukum Allah baik yang mencakup relasi dengan Allah maupun dengan sesama (ayat 8-9). Inti dari hidup kudus dan benar adalah kasih kepada Allah dan sesama. Sebaliknya, inti dari semua perbuatan dosa adalah tidak mengasihi. Lebih tajam lagi, semua pelanggaran hukum Allah terhadap sesama disebabkan oleh kasih yang timpang; kasih yang ditujukan hanya</div><div style="text-align: justify;">kepada diri sendiri, tetapi tidak didampingi oleh kasih kepada sesama. Sehingga terjadilah hutang kasih, ketimpangan kasih! Karena kasih ditujukan hanya pada diri sendiri, kasih merosot menjadi egoistis dan penuh hasrat liar yang merendahkan orang lain. Karena egoistis, orang melakukan berba-gai perbuatan yang adalah lawan dari kasih kepada sesama. Maka terjadilah pelanggaran hukum dalam wilayah sosial.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Jawaban untuk kejahatan sosial tidak cukup dengan law enforcement (pelaksanaan hukum secara tegas), tetapi harus didorong oleh love enforcement (memberlakukan kasih secara gigih). Hukum bukan sumber etika, tetapi rambu atau kerangka etika. Nafas yang menghasilkan kehidupan etis adalah kasih kepada Allah dan sesama seperti kepada diri sendiri. Apabila kita menekankan pelaksanaan hukum tanpa motivasi kasih, kita akan "kudus" tetapi munafik atau "benar" tetapi legalistis. Sebaliknya menekankan kasih tanpa peduli hukum akan menciptakan kekacauan moral dan kemerosotan kasih menjadi kasih yang egoistis atau hasrat pemuasan nafsu secara liar. Etika Kristen memberi jawaban indah dan kuat. Kita harus melunasi hutang kasih kita kepada sesama; kasih yang lengkap dan utuh ini serasi dengan perilaku manusia terang!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/23/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/23/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-78729223703007569592010-04-28T06:06:00.000-07:002010-04-28T06:06:22.155-07:00Ketika kita sungguh mengasihi (Roma 12:9-21)<div style="text-align: justify;">Betapa ajaib sikap dan tindakan Tuhan Yesus, ketika Ia dalam kasih mengerjakan rencana penyelamatan Allah untuk kita. Akan dahsyat juga kenyataan hidup dan pelayanan kita, bila kasih yang sama kita izinkan beroperasi nyata!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apa saja wujud kasih dalam kehidupan dan pelayanan kita? Pertama, kasih serasi dengan kekudusan dan kebaikan. Kasih akan membuat kita tidak menjahati sesama, tetapi melakukan hal yang membangun dan membuat indah hidup sesama. Kedua, kasih menempatkan penilaian tentang diri dan sesama jadi serasi dengan penilaian Allah terhadap setiap orang (ayat 16). Kasih tak salah menilai baik diri sendiri maupun orang lain; maka ia tak meninggikan atau merendahkan diri maupun orang lain. Kasih akan menghasilkan suasana saling menghormati. Menghormati orang lain bukan karena kapasitas manusiawi, tetapi karena penilaian Allah sendiri. Ketiga, menyadari besarnya kasih Allah kita akan mengasihi Dia dalam semangat yang menyala-nyala (ayat 11). Orang yang melayani dengan semangat, kesungguhan, dan daya besar adalah orang yang merespons kasih Kristus dengan benar.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Paulus juga menunjukkan bagaimana kenyataan konkret kasih ketika orang menghadapi masalah, dan dalam kehidup-an bersama. Ketika kita diizinkan Allah menanggung kesusahan hidup, kasih akan membuat kita tetap berpengharapan dan menanggung dengan sabar sambil terus berdoa. Orang yang hidup dalam kasih Kristus selalu melimpah dengan sikap beranugerah kepada sesama. Kristus memberi diri-Nya dan dengan berkurban membuat anugerah Allah menjadi pengalaman kita; demikian juga kasih yang sama membuat kita selalu ingin memberkati, berbagi, bukan mengutuk, apalagi membalas jahat dengan jahat! Orang percaya yang konse-kuen melanjutkan kasih Kristus dalam hidup keseharian akan berdaya besar menaklukkan kejahatan<br />
dengan kebaikan.<br />
<br />
Kasih Kristus sudah kita terima. Jangan berhenti hanya pada pengakuan dan ucapan syukur. Lanjutkan dengan hidup sebagai instrumen kasih!<br />
Sumber :<a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/21/"> http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/21/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-59755684560822268042010-04-28T05:43:00.000-07:002010-04-28T05:43:34.431-07:00Karena bukan milik sendiri, kita melayani (Roma 12:1-8)<div style="text-align: justify;">Tahukah Anda ciri apa yang ada pada orang yang mengalami kemurahan Allah, dalam gaya hidup keseharian dan dalam konteks persekutuan? Ia insyaf bahwa dirinya bukan lagi miliknya. Maka ada dorongan kuat untuk memberi, memberkati, dan melayani sesamanya! Inikah ciri kita?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang Kristen adalah orang yang telah mengalami transformasi. Transformasi itu menyangkut sikap dan prinsip hidup terdalam yang akhirnya mewujud dalam keseharian. Hidup kita bukan lagi milik kita sendiri, tetapi milik Kristus. Itu logis, sebab Kristus telah membeli kita dari perbudakan kejahatan, dengan kurban nyawa-Nya sendiri. Kita merespons fakta ini secara sadar tiap hari dengan jalan menyerahkan hidup sepenuhnya menjadi milik Yesus, Penebus kita. Dengan keputusan secara sadar, kita memberlakukan transformasi roh secara terus menerus dalam perilaku fisik kita. Kita tak lagi hidup mengikuti hasrat diri dan dunia, tetapi berusaha agar kehendak-Nya digenapi dalam diri kita (ayat 2).</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Sikap hidup yang terus menerus menjalani transformasi anugerah serasi dengan gairah untuk melayani. Kita percaya bahwa dalam rencana-Nya, Allah bukan saja menganugerahkan keselamatan, juga menganugerahkan rupa-rupa kapasitas untuk melayani. Di balik pemberian berbagai karunia pelayanan yang berbeda, ada maksud besar Allah untuk gereja-Nya yaitu agar Gereja berfungsi sebagai Tubuh Kristus di dunia ini. Gereja yang sanggup berperan sebagai kehadiran Kristus dalam dunia ini, haruslah gereja yang benar-benar hidup. Yaitu gereja yang di dalamnya berbagai wujud pelayanan anugerah Allah dipraktikkan secara aktif. Karena kita bukan lagi milik sendiri, tetapi milik sang Penebus, kita mensyukuri tiap karunia yang telah Ia percayakan kepada kita.<br />
<br />
Sebagai bagian dari Tubuh Kristus, kita tidak saling bersaing dan iri, tetapi dengan penuh syukur akan keistimewaan karunia-Nya untuk masing-masing, kita saling berbagi pelayanan! Hanya dengan memberi diri dalam pelayanan, kita menemukan keistimewaan karunia yang Ia berikan pada kita!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/20/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/20/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-34091777165472248462010-04-23T19:25:00.000-07:002010-04-23T19:25:21.826-07:00Berintegritas di tengah kebobrokan (Matius 27:57-66)<div style="text-align: justify;">Mempertahankan hidup yang penuh integritas dan berani tampil beda di tengah manusia, dunia atau sistem yang sudah rusak oleh dosa tidaklah mudah. Tidak sedikit orang yang akhirnya terseret mengikuti arus dunia sehingga menjadi orang yang gagap atau hidup menurut kelakuan orang fasik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dosa merusak segala aspek kehidupan, termasuk aspek keagamaan. Sebagai bukti, Mahkamah Agama Yahudi yang hidup penuh kemunafikan. Sehari- hari mereka mengajarkan hukum Taurat dengan berbagai tradisi ketat buatan mereka sendiri. Namun mereka sendiri yang melanggarnya. Mereka tidak puas dengan hanya berhasil membunuh Yesus, mereka ingin memastikan tubuh Yesus yang dikubur tidak dicuri oleh para</div><div style="text-align: justify;">murid. Mereka rela melanggar hukum Sabat dengan meminta kepada Pilatus untuk mendapatkan penjaga dan segel (ay. 62 mengatakan "keesokan hari sesudah hari persiapan" berarti hari Sabat). Dahulu mereka mengecam Yesus sebagai pelanggar hari Sabat (ayat 12:2, 10). Kini, bahkan mereka terjun langsung melanggar peraturan mereka sendiri dengan melakukan dan mengatur penjagaan tersebut (ayat 66).</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Sebaliknya, Yusuf yang termasuk anggota Mahkamah Agama, berani tampil beda (Luk. 23:50) Ia tidak menyetujui pembunuhan Yesus (Luk. 23:51). Ia berani menyatakan bahwa dirinya adalah murid Yesus dan ia tidak takut dibenci dan dikucilkan oleh rekan-rekannya di Mahkamah Agama Yahudi. Ia menyatakan kasih yang penuh pengorbanan dengan meminta izin dari Pilatus untuk mengurusi mayat Yesus serta mempersembahkan kuburan yang terbaik dan masih baru untuk Dia.<br />
<br />
Demikian juga dengan perempuan-perempuan yang menyaksikan peristiwa penyaliban, mereka hadir terus untuk menunjukkan kasih dan hormat mereka pada Sang Guru. Justru, sebaliknya kesebelas murid Yesus tak satu pun yang muncul.<br />
<br />
Janganlah sampai Anda terjebak kemunafikan seperti para pemuka agama Yahudi atau kepengecutan para murid, Sebaliknya teladani Yusuf yang tulus dan berintegritas dan para perempuan yang tetap hadir saat Tuhan mereka disalib.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/05/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/05/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-81102666588783498322010-04-23T18:50:00.000-07:002010-04-23T18:50:57.734-07:00Kemunafikan vs Kasih (Matius 22:15-40)<div style="text-align: justify;">Menurut Anda pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para pemuka agama secara silih berganti kepada Yesus apakah jujur dan tulus untuk mengenal dan mendapatkan kebenaran? Dari cara Tuhan Yesus merespons kita tahu bahwa jawabannya tidak!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang Farisi bisa bersekutu dengan orang Herodian ada-lah suatu hal yang luar biasa. Orang Farisi biasanya membenci orang Herodian karena mereka dianggap pro-pemerintah, sedangkan biasanya orang Farisi pro- rakyat. Namun demi menjatuhkan Yesus, mereka bersekongkol dengan pertanyaan yang menjebak, yaitu apakah seorang Yahudi boleh membayar pajak kepada Kaisar. Jawaban Yesus menegaskan integritas-Nya dan juga tuntutan integritas pada semua orang yang mengikut Dia.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Orang Saduki memang tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Pertanyaan mereka mengenai siapa yang akan menjadi suami pada hari kebangkitan (ayat 24-28) bukan sedang mencari jawaban kebenaran, tetapi menjebak Yesus secara teologis. Jawaban Yesus jelas menegaskan prinsip Alkitab menafsirkan Alkitab serta Dialah Firman Hidup.<br />
<br />
Jawaban Yesus atas pertanyaan seorang ahli Taurat mengenai hukum yang terutama, menukik tajam kepada permasalahan dari para pemuka agama Yahudi tersebut. Kasih adalah rangkuman dari semua pengajaran Taurat. Taurat tidak mengajarkan legalisme ataupun ektremisme, tetapi hukum kasih. Aturan dibuat bukan untuk mengekang tindak tanduk seseorang melainkan untuk membentuk motivasi dan tujuan dia bertindak.<br />
<br />
Dorongan untuk menjebak seseorang bukan keluar dari kasih kepada Allah apalagi kepada sesama. Kemunafikan seperti itu harus disadari dan orang yang munafik harus bertobat. Ia perlu belajar mengasihi Allah, dengan menerima dan melakukan kebenaran. Ia perlu belajar mengasihi sesama, sehingga tidak marah malah bersyukur kalau Tuhan memakai sesamanya untuk menegur dirinya!<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/11/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/11/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-18789095117826086862010-04-23T18:44:00.000-07:002010-04-23T18:44:53.856-07:00Penolakan vs Pernyataan Kasih (Matius 26:1-16)<div style="text-align: justify;">Dari pemberitahuan Yesus kepada para murid-Nya mengenai begitu dekatnya Ia pada salib (ayat 2), menunjukkan bahwa Yesus tahu dan pegang kendali atas apa yang akan terjadi pada diri-Nya. Itu berarti, apa yang sedang disepakati oleh para imam kepala dan tua-tua untuk mencari jalan menangkap Yesus (ayat 3-5) maupun rencana pengkhianatan Yudas (ayat 14-16), tidaklah mengejutkan Dia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penulis Matius dengan lugas mengontraskan rencana keselamatan Allah untuk manusia melalui Yesus dengan rencana jahat para pemimpin agama untuk menyingkirkan Yesus. Matius tidak hanya mengontraskan, tetapi juga memadukannya. Kelicikan Kayafas, yang dipaparkan oleh sejarawan Yahudi yang terkenal yaitu Yosefus, mewakili kedengkian para pemimpin agama Yahudi. Pengkhianatan Yudas mewakili ketamakan manusia. Keduanya dipakai Allah untuk menggenapkan maksud-Nya, yaitu penyelamatan umat manusia dari belenggu dosa melalui kematian Yesus.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Secara indah Matius menyelipkan kisah yang mengharukan mengenai pengurapan Yesus di antara intrik-intrik para musuh-Nya. Ternyata di tengah kedengkian dan ketamakan mereka, ada kasih yang tulus dan yang penuh kemurahan dicurahkan kepada Yesus. Sikap para murid yang mengecam tindakan kasih itu sebagai pemborosan merupakan tanda bahwa mereka pun tak beda dari Yudas, memandang Yesus semata-mata dari sudut pandang kepentingan diri sendiri. Hanya Yesus yang melihat keluhuran pemberian kasih itu dan menyatakan pujian-Nya (ayat 10-13).<br />
<br />
Di minggu-minggu sengsara ini, mari kita memeriksa hati kita. Jangan- jangan seperti para musuh Yesus, yang hati dan pikirannya terobsesi untuk kepentingan diri. Atau kita sedang menghayati kasih pengurbanan Kristus sehingga, seperti wanita yang tak disebut namanya oleh Matius ini, kita memberi respons terhadap kasih Yesus yang dicurahkan pada kita, merespons dengan kasih yang tulus dan yang tidak pernah berlebihan!<br />
Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/25/<a href="http://www.blogger.com/%20http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/25/"></a> <br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-40626485015302120432010-04-23T04:10:00.000-07:002010-04-23T04:10:36.871-07:00Gagal dan BANGKIT Lagi (Matius 26:69-27:10)<div style="text-align: justify;">Mengapa Petrus jatuh pada dosa menyangkali Yesus? Mengapa Yudas tega menjual Yesus demi tiga puluh keping perak? Petrus tidak berani menunjukkan identitasnya sebagai pengikut Yesus. Ia takut ditangkap dan mengalami hal yang sama dengan yang Gurunya alami. Padahal ia pernah sesumbar tak akan lari menghindari bahaya (ayat 26:33, 35). Dalam belas kasih Tuhan, kokok ayam menyadarkan Petrus akan kegagalan tersebut sehingga ia menangis tersedu-sedu. Syukur kemudian ia bertobat. Apa yang dinubuatkan Yesus tergenapi sudah (ayat 26:34).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yudas menjual Yesus karena memang hatinya dikuasai materi. Demi hanya tiga puluh keping perak (syikal), yang hanya dapat mengupahi pekerja harian selama enam puluh hari, Yudas rela menyerahkan sang Guru ke tangan para musuh. Sayangnya ketika ia sadar dan menyesali kekeliruannya itu ia bukan bertobat melainkan bunuh diri. Inipun menggenapi nubuat Yesus di pasal 26:24.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> <br />
Banyak orang Kristen juga jatuh seperti Petrus atau Yudas, menyangkali atau menjual Tuhan Yesus. Akar permasalahan mereka adalah mereka tidak memiliki iman yang teguh kepada Tuhan. Mereka tidak peka terhadap peringatan firman Tuhan. Mereka mengandalkan kekuatan sendiri daripada mengandalkan kasih karunia dan kuasa Allah dalam doa dan permohonan. Mereka hanya mau mengikut Yesus tanpa memikul salib. Mereka mengejar materi dan kenikmatan duniawi, sehingga membuka kesempatan untuk digoda oleh si jahat.<br />
<br />
Bila kita adalah orang-orang yang pernah gagal seperti Petrus dan Yudas. Marilah menyesali perbuatan kita dengan sungguh-sungguh, bertobat dan kembali kepada Tuhan, maka Ia akan memulihkan kita (lih. Yoh. 21). Janganlah kita memilih jalan Yudas yang menyesal dan merasa bersalah atas perbuatannya yang membuat Yesus yang benar harus mati, tetapi ia tidak mencari pengampunan Tuhan malahan menutupi rasa bersalahnya dengan bunuh diri. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/30/ <br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-66338179645799076152010-04-23T03:03:00.000-07:002010-04-23T03:03:53.192-07:00Yesus terang Dunia (Yohanes 8:12)<div style="text-align: justify;">Bagaimanakah suasana hati kebanyakan orang hari-hari ini bila menyimak berbagai peristiwa yang terjadi? Perhatikan kebanyakan wajah orang ketika mendengar atau membaca berita. Apakah wajah mereka ceria atau terbersit rona emosi negatif? Dalam suasana seperti ini, apa tindakan paling penting yang dapat orang Kristen buat untuk orang yang kita jumpai sehari-hari? Apa kiranya respons orang bila kita melakukan apa yang kita anggap penting tadi?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang makin sadar bahwa zaman kini makin mengerikan dan gelap. Kejahatan moral antar manusia semakin menjadi-jadi. Banyak tempat umum seperti tempat belanja, halte bus, kendaraan umum, atau jalan yang tidak aman. Banyak tempat yang seharusnya menumbuhkan kemanusiaan, seperti sekolah, rumah ibadat, atau kantor justru di dalamnya terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan. Berbagai berita tentang kejahatan yang dilakukan di antara pihak-pihak yang berhubungan keluarga seperti ayah kepada anak, kakek kepada cucu, membuat kita pedih.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Yesus adalah terang dunia. Klaim-Nya itu dahsyat. Pertama, Ia menggunakan ungkapan "Aku adalah," identik dengan penyataan Nama Allah kepada Musa (Kel. 3:14). Dengan menyebut diri-Nya "Aku adalah" para pendengar Yahudi dapat menyimpulkan bahwa Yesus sedang mengklaim diri identik dengan Yang berbicara kepada Musa. Kedua, penggunaan terang muncul dalam pujian nubuatan mesianis Daniel (Dan. 2:22). Sifat terang Allah yang Mahatahu, kudus menyingkap segala yang tersembunyi, yang melihat secara jelas apa yang akan terjadi, yang oleh-Nya kehidupan boleh berlangsung, ada pada Ia yang diurapi yaitu sang Mesias. Klaim Yesus jelas, pelepasan, pembaruan, dan pengharapan zaman baru seperti yang YHWH janjikan melalui Mesias, digenapi oleh-Nya.<br />
<br />
Yesuslah yang diperlukan dunia gelap kini! Ia mengampuni dan membarui hidup seperti yang ia nyatakan kepada perempuan yang berzinah itu. Ia juga sanggup menerangi jalan hidup setiap orang yang mengikut Dia. Meski pasti akan ada banyak orang yang meragukan dan menolak, satu-satunya pengharapan dunia ini perlu kita bagikan dan saksikan kepada sesama kita! <br />
Sumber : <a href="http://www.blogger.com/%20http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/06/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/06/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-33141271824509655642010-04-22T21:39:00.000-07:002010-04-22T21:39:29.885-07:00Mengenai Kemunafikan (Matius 23:13-36)<div style="text-align: justify;">Ketika kita mendengar istilah ahli Taurat dan orang Farisi, biasanya kita berpikir negatif mengenai orang-orang munafik. Di perikop ini, Yesus mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi karena kemunafikan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertama, mereka sangat ekslusif di dalam menentukan siapa yang berhak menjadi anggota Kerajaan Sorga (ayat 13). Mereka secara sangat legalistik menentukan siapa yang tahir dan yang najis, apa yang halal dan yang haram. Yesus menilai mereka sebagai berpikiran sempit dan berstandar ganda. Contoh klasik adalah kisah Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (ayat 12:9-14).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua, ahli Taurat dan orang Farisi sangat rakus. Mereka menjarah rumah janda-janda. Mereka tidak malu-malu melantunkan doa yang panjang-panjang di depan umum untuk mengelabui khalayak ramai dari pemerasan dan penjarahan yang mereka lakukan (ayat 14). Mereka mendewakan ritual keagamaan, tetapi mencelakai sesamanya yang lemah. Mereka mencari jiwa bukan untuk dimuridkan, melainkan untuk disesatkan (ayat 15).</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Ketiga, ahli Taurat dan orang Farisi terjebak di dalam budaya ritual- legalistik yang membutakan mata dan membodohkan mereka di dalam melihat spiritualitas yang utuh. Mereka merasa puas dan merasa benar dengan melakukan ritual keagamaan yang minimalis asal terlihat baik, dan yang bersifat sepotong-sepotong, misalnya dalam hal bersumpah (ayat 16-22), kewajiban memberikan perpuluhan (ayat 23), menghakimi (ayat 24), dan kesucian hidup (ayat 25-26). Mereka mempraktikkan ritual keagamaan yang terpisah dari kehidupan batin yang bersih dan kehidupan sesehari dengan sesama. Kemunafikan mereka adalah hidup yang dipimpin oleh ritual keagamaan yang terpisah dari kehidupan batin yang bersih dan kasih kepada sesama manusia.<br />
<br />
Bacalah perikop ini untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Dan izinkan Tuhan memeriksa hati kita serta mengawasi pengajaran, tindakan dan perbuatan kita. <br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/15/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/15/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-15304179185632485112010-04-22T05:00:00.000-07:002010-04-22T05:00:34.080-07:00Melayani yang Hina dan Miskin (Matius 25:31-46)<div style="text-align: justify;">Domba sering dilukiskan sebagai umat yang baik, sedangkan kambing mengilustrasikan umat yang jahat. Demikianlah pada penghakiman yang terakhir, Tuhan akan menghakimi umat-Nya seperti gembala memisahkan domba dari kambing (ayat 32). Domba-domba menerima kerajaan yang telah disediakan (ayat 34), sedangkan kambing- kambing dihukum dalam api kekal bersama Iblis dan malaikat-malaikatnya (ayat 41).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apakah dasar penghakiman Tuhan? Orang yang benar dalam perumpamaan ini bersedia melakukan pelayanan yang tidak populer, yaitu memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus, memberi tumpangan bagi orang asing, memberi pakaian orang yang telanjang, melawat orang sakit, dan mengunjungi orang yang dipenjara. Pelayanan- pelayanan ini penting di mata Tuhan (ayat 35-40; 42-45).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yang menarik dari kisah ini adalah: yang benar merasa tidak benar(ayat 37-39), sebaliknya yang tidak benar merasa benar (ayat 44). Ini adalah masalah arogansi rohani. Akan banyak orang yang merasa diri rohani, tetapi di mata Tuhan mereka adalah orang yang jahat. Orang yang demikian tidak lain adalah orang munafik, yang mencari pengakuan publik akan apa yang diperbuatnya. Sebaliknya ada banyak<span class="fullpost"> orang yang merasa diri tidak benar, tetapi sebenarnya di mata</span><span class="fullpost"> Tuhan mereka mengerjakan hal-hal yang benar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span><br />
<span class="fullpost"> Tidak banyak orang yang suka melayani orang-orang yang tersingkir dan</span><span class="fullpost"> hina. Justru kesukaan dan kesetiaan dalam melayani mereka yang</span><span class="fullpost"> hina ini (ayat 40, 45) merupakan tanda bahwa seseorang sudah</span><span class="fullpost"> menjadi anak Tuhan. Hanya yang pernah dilayani Tuhan pada saat</span><span class="fullpost"> dirinya masih hina dan berdosa, yang punya hati tulus untuk</span><span class="fullpost"> melayani siapa saja tanpa pandang bulu.</span><br />
<span class="fullpost"> </span><br />
<span class="fullpost"> Kalau Yesus sudah mengidentifikasikan diri-Nya dengan mereka yang</span><span class="fullpost"> miskin dan terhina, siapakah kita yang merasa terlalu tinggi untuk</span><span class="fullpost"> melayani mereka? Kalau kita merasa seperti itu, jangan-jangan kita</span><span class="fullpost"> belum menjadi milik Kristus, sehingga kita tidak memiliki hati</span><span class="fullpost"> Kristus yang penuh kasih.</span><br />
<span class="fullpost"> Sumber : <a href="http://www.blogger.com/%20http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/24/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/24/</a></span><br />
<span class="fullpost"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-56002564258183432692010-04-22T04:44:00.000-07:002010-04-22T04:44:45.348-07:00Panggilan untuk Bertobat (Yehezkiel 18:30)<div style="text-align: justify;">Mengapa bila Allah dalam Yesus telah menyediakan anugerah keselamatan, kita tetap dituntut untuk bertobat? Bukankah anugerah berarti kita membawa segala kegagalan kita dan tanpa andil apa pun menerima</div><div style="text-align: justify;">keselamatan dari-Nya? Apakah anugerah Allah dan pertobatan kita tidak menjadi kontradiksi?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita perlu mengerti bahwa Allah sendiri "bertobat" dalam sikap-Nya terhadap dosa manusia. Akar kata bertobat (bhs. Ibr.) berarti menyesal, mengeluh, meratap. Allah bukan Allah yang tidak terpengaruh dan tidak peduli tentang kejahatan manusia, serta bagaimana kejahatan itu merusak kehidupan manusia. Alkitab mengungkapkan berbagai reaksi emosional Allah terhadap dosa. Yaitu penyesalan-Nya tentang kondisi manusia yang menyimpang dari yang Ia kehendaki, dan penyesalan yang membuat Ia bertekad untuk tidak membiarkan proses kehancuran itu tetap berlangsung. Inilah yang sesungguhnya melahirkan anugerah Allah kepada manusia. Anugerah- Nya menginginkan manusia berubah!</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Bertobat berarti berubah. Berubah sikap terhadap Allah dan terhadap dosa. Semua dosa adalah perlawanan kepada Allah. Ketika kita berdosa kita menantang, mengejek, dan menolak Allah dari hidup kita. Orang yang berdosa menyerahkan hasrat dan cintanya kepada sesuatu yang bukan kehendak Allah. Semua ini kita tinggalkan. Kita bertobat, berubah sikap terhadap Allah, tentang dosa, dan tentang hasrat dosa kita! Bertobat juga berubah arah dalam perjalanan hidup kita. Berubah sikap menghasilkan perubahan orientasi hidup. Pikiran, kehendak, perasaan, penilaian, imajinasi dan arah perhatian kita tidak lagi berporoskan "aku dengan hasrat-hasratnya yang salah" tetapi Allah, kehendak dan kebenaran-Nya. Bertobat berarti berubah perilaku. Perpalingan orientasi hidup membuat perjalanan kehidupan keseharian kita berubah arah dan isi! Dalam perpalingan menyeluruh yang terus berproses nyata, kita menjalani kehidupan ke arah Allah, perjalanan hidup baru!<br />
<br />
Pertobatan kita sesungguhnya adalah merespons anugerah Allah. Anugerah yang memanggil kita untuk bertobat, kini memberdayakan orang yang menyambut panggilan itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Sumber : </span><a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/20/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/20/</a></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-62658328753731743832010-04-21T05:56:00.000-07:002010-04-21T05:58:11.621-07:00Hamba Yang Setia dan Bijaksana (Matius 24:37-51)<div style="text-align: justify;">Peristiwa Akhir Zaman tidak dapat dipisahkan dari penghakiman. Di perikop ini, nasihat untuk berjaga-jaga diberikan dalam konteks penghakiman. Dengan menggunakan kisah Nuh, Yesus menyatakan bahwa penghakiman terjadi secara tiba-tiba (ayat 37-39).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penghakiman juga memecahkan rutinitas pekerjaan kita sehari-hari (ayat 40-42). Penghakiman dapat datang setiap waktu, tidak hanya pada hari libur, tetapi juga pada jam kerja. Teman sekerja yang setiap hari bertemu, secara tiba-tiba dapat dipisahkan oleh penghakiman Ilahi. Kedatangan Anak Manusia juga dilukiskan seperti seorang pencuri yang membongkar rumah. Berbeda dengan tamu, pencuri datang di saat yang tidak lazim, ketika pemilik rumah lengah atau tengah beristirahat (ayat 43-44). Contoh-contoh yang diberikan Yesus menunjukkan pertama, betapa hari penghakiman itu tidak dapat diterka. Hari itu dapat datang setiap saat. Kedua, betapa penghakiman Ilahi itu mutlak. Ketiga, betapa kita sekali lagi dinasihatkan untuk berjaga-jaga.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> Sikap berjaga-jaga dijelaskan sebagai sikap hamba yang setia dan</span><span class="fullpost"> bijaksana (ayat 45). Setia berarti tetap melaksanakan tugas</span><span class="fullpost"> kapanpun waktunya, sehingga pada saat tuannya datang, ia puas</span><span class="fullpost"> melihat kesetiaan hambanya. Bijaksana berarti benar-benar</span><span class="fullpost"> mengerjakan tugas yang diberikan tuannya, bukan kegiatan yang</span><span class="fullpost"> lain. (ayat 45-47). Sebaliknya, hamba yang jahat adalah hamba yang</span><span class="fullpost"> tidak setia. Karena melihat tuannya tidak ada, ia menyepelekan</span><span class="fullpost"> tugas yang diberikan tuannya, mengganggu hamba yang lain, dan</span><span class="fullpost"> bermabuk-mabukan (ayat 48-50). Hamba yang jahat disetarakan dengan</span><span class="fullpost"> orang munafik (lih. pasal 23), yang adalah gambaran pemuka agama</span><span class="fullpost"> Yahudi, yang berbuat baik hanya ketika dilihat orang dan untuk</span><span class="fullpost"> mencari pujian.</span><br />
<span class="fullpost"> </span><br />
<span class="fullpost"> Doa: Tuhan, jadikan aku hamba-Mu yang setia dan bijaksana, meskipun</span><span class="fullpost"> aku tidak tahu kapan Engkau akan datang; Biarlah aku merendahkan</span><span class="fullpost"> diri dan taat mengerjakan apa yang Engkau telah firmankan di</span><span class="fullpost"> setiap saat.</span></div><span class="fullpost"> Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/21/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/03/21/</a><br />
</span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-12840259038244203882010-04-20T19:18:00.000-07:002010-04-20T19:18:01.733-07:00Pilihan Allah (Roma 9:1-18)<div style="text-align: justify;">Israel adalah bangsa pilihan Allah, pewaris perjanjian Allah. Dari merekalah akan lahir Mesias, sang Jurusela-mat. Mereka memiliki hak istimewa untuk menjadi saksi mata penyataan kemuliaan Allah, terutama ketika mereka keluar dari Mesir. Allah memilih Israel untuk menjadi kerajaan imam (Kel. 19:5-6) untuk membawa bangsa-bangsa kepada Allah (Yes. 42:6). Semua keistimewaan ini tidak diperoleh bangsa lain. Walau demikian mereka menolak Yesus Kristus, Anak Allah. Mereka malah menyalibkan Dia, yang akan menyelamatkan mereka. Penolakan ini berdampak fatal bagi mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Israel sendiri seolah tutup mata terhadap fakta tersebut. Mereka membanggakan diri sebagai keturunan Abraham dan umat pilihan. Padahal pilihan Allah atas Israel bukan hanya karena faktor keturunan (ayat 6-10). Ingatlah bagaimana Allah memilih Ishak dan bukan Ismael, memilih Esau dan bukan Yakub. Jadi tidak semua keturunan Abraham merupakan pewaris perjanjian. Orang tidak bisa menyatakan diri sebagai pewaris berkat Allah hanya karena ia keturunan orang yang diberkati Allah. Fakta bahwa Allah memilih<span class="fullpost"> yang satu dan bukan yang lain sama sekali tidak memperlihatkan ketidak-adilan Allah. Allah yang kudus tidak mungkin bertindak tidak adil. Masalah pilihan adalah masalah kasih karunia. Kemurahan dan belas kasihan Allah diberikan menurut kehendak Allah dan bukan kehendak manusia. Bila Allah bertindak berdasarkan kebenaran manusia, tak seorang pun selamat.<br />
<br />
Pilihan ini juga bukan berdasarkan perbuatan manusia (ayat 11). Allah memilih bukan karena seseorang lebih saleh dan yang lain lebih jahat. Allah kudus dan harus menghukum dosa, tetapi Allah penuh kasih dan ingin menyelamatkan orang-orang berdosa. Bila ada yang tidak diselamatkan, ini berarti keadilan-Nya dijalankan. Bila ada yang diselamatkan, kasih-Nya dinyatakan. Dalam kesemuanya, kedaulatan Alah ditegakkan. Maka jika keselamatan kita memperlihatkan pilihan Allah atas kita, jangan sombong. Beritakan agar orang lain pun beroleh karunia itu.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/11/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/11/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-61338165637731972022010-04-20T18:43:00.000-07:002010-04-20T18:43:14.129-07:00Oleh Kasih Karunia (Roma 9:30-10:3)<div style="text-align: justify;">Memperoleh keselamatan karena perbuatan baik merupakan konsep duniawi yang mudah dipahami. Hidup saleh pasti masuk surga, bukankah ini masuk akal?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tampaknya setelah dihajar berkali-kali oleh Allah, bangsa Israel jadi bertobat dari penyembahan berhala. Setelah itu hanya Allah Abraham yang mereka sembah dan layani. Mereka bergiat dalam ibadah mereka kepada Allah (ayat 9:31, 10:2). Mereka berupaya memasyarakatkan Hukum Taurat agar setiap umat melakukannya dalam hidup mereka sesehari. Bahkan mereka berusaha melengkapi Hukum Taurat itu dengan peraturan-peraturan yang mereka buat sendiri. Namun sayang, semangat mereka tidak didasarkan pada pengetahuan yang benar (ayat 10:2). Mereka berusaha memperoleh pembenaran Allah dengan perbuatan baik dan kesalehan (ayat 10:3). Bukan dengan iman. Sulit bagi mereka untuk memahami konsep dibenarkan karena "kasih karunia". Mereka begitu bangga akan kesalehan mereka. Padahal dengan demikian mereka telah menggantikan Kristus dengan perbuatan baik. Dan akibatnya mereka tidak memperoleh kasih karunia Allah. Sementara bangsa-bangsa lain menerima kasih karunia Allah dengan iman. Dan mereka dibenarkan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Sampai kini pun masih banyak orang yang berusaha hidup saleh secara sungguh-sungguh, dengan harapan akan masuk surga ketika mereka meninggal dunia kelak. Namun sayangnya, kesungguhan hati dan kesalehan seseorang tidak akan pernah dapat menyelamatkan jiwanya. Ia tidak akan beroleh perkenan Allah maka kesudahannya adalah kebinasaannya. Paulus, yang ngeri membayangkan akhir hidup orang-orang sebangsanya, merindukan pertobatan mereka. Ia berdoa agar Allah menyelamatkan mereka (ayat 10:1).<br />
<br />
Bagaimana dengan kita? Seberapa pedulikah kita pada orang-orang terhilang di sekitar kita? Adakah Anda pernah mengingat mereka dalam doa Anda? Adakah Anda memiliki kerinduan agar mereka diselamatkan? Masukkan mereka dalam pokok doa Anda mulai sekarang.<br />
Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/13/">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/13/</a><br />
</span></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-34127030599363014112010-04-20T03:08:00.000-07:002010-04-20T03:08:16.824-07:00Karena kasih Karunia (Roma 9:19-29)<div style="text-align: justify;">Masalah pilihan Allah selalu mengundang pertanyaan mengenai keadilan-Nya. Ia memilih Israel dan menolak bangsa-bangsa lain. Ia memilih Musa, tetapi menghukum Firaun. Adilkah ini? Jika segala sesuatu dalam diri manusia telah berjalan menurut kehendak Allah, lalu mengapa manusia harus disalahkan? Paulus menjelaskan</div><div style="text-align: justify;">jawabannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertama, kita tidak mungkin mempertanyakan kehendak Allah (ayat 19- 21). Allah itu Maha Bijak maka adalah bodoh jika kita, bejana tanah liat ini, menantang Pencipta kita. Kedua, Allah mempunyai kehendak dalam diri setiap orang (ayat 22-24). Musa menerima kasih karunia Allah dan ia menjadi alat untuk menyatakan kasih karunia itu. Namun Firaun, sang pemberontak, menerima murka Allah. Ia memang tak pantas menerima belas kasih Allah. Lalu apakah Allah dapat dituduh tidak adil atas hal ini? Allah memiliki kebebasan untuk menyatakan kasih karunia kepada orang yang Dia kasihi. Ketiga, semua itu telah dinubuatkan oleh nabi-nabi (ayat 25-29). Paulus mengutip nubuat Hosea yang menyatakan bahwa Allah akan</div><div style="text-align: justify;">berpaling dari Israel dan memanggil bangsa-bangsa lain (Hos. 2:22,<span class="fullpost"> 1:10). Juga nubuat Yesaya tentang kasih karunia Allah dalam</span><span class="fullpost"> menyelamatkan sisa Israel yang percaya (Yes. 1:9). Lalu apakah</span><span class="fullpost"> semua itu memperlihatkan ketidakadilan Allah? Jelas tidak, karena</span><span class="fullpost"> Allah tidak berkewajiban untuk memilih berdasarkan perbuatan</span><span class="fullpost"> manusia atau berdasarkan rasnya. Allah tidak dapat dikatakan tidak</span><span class="fullpost"> adil bila Ia memilih seseorang dan menolak yang lain, karena ini</span><span class="fullpost"> adalah masalah kasih karunia. Kita tidak bisa mempertanyakan</span><span class="fullpost"> mengapa demikian, sebab itu berarti kita telah melampaui hak kita</span><span class="fullpost"> sebagai ciptaan. Lagi pula pilihan Allah telah membuka kesempatan</span><span class="fullpost"> bagi bangsa lain untuk diselamatkan sehingga kita yang berasal</span><span class="fullpost"> dari bangsa lain pun dapat memperoleh kasih karunia untuk</span><span class="fullpost"> diselamatkan, tanpa memperhitungkan siapa kita.</span></div><span class="fullpost"> </span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> Kita patut bersyukur dan memuliakan Allah atas hal itu. Dan tentu saja</span><span class="fullpost"> tetap berdoa agar orang lain yang belum menerima keselamatan dapat</span><span class="fullpost"> menerima kasih karunia itu.</span></div><span class="fullpost"> <br />
Sumber :http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/12/ </span><br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-45113859202062021022010-04-19T08:01:00.000-07:002010-04-19T08:01:08.576-07:00Harapan dan Kemuliaan (Roma 8:18-30)<div style="text-align: justify;">Walau telah menjadi ahli waris Kerajaan Allah, orang tidak dapat menghindar dari kenyataan hidup yang harus dihadapi di dalam dunia ini. Inilah pemahaman Paulus. Seperti kita ketahui Paulus sendiri mengalami berbagai penderitaan justru setelah ia mengikut Tuhan. Kehidupan Kristen memang bukan seperti jalan mulus berkarpet merah. Namun ia juga menyadari sepenuhnya bahwa penderitaan yang dialami saat itu tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang (ayat 18). Inilah pengharapan yang dapat membangkitkan iman dan sukacita seorang Kristen. Karena tanpa pengharapan akan kemuliaan, betapa tragis kehidupan orang Kristen (1Kor. 15:19).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang Kristen memiliki Roh Kudus yang berdiam di dalam dirinya. Di tengah pergumulan dan penderitaan hidup, Roh Kudus menjadi jaminan akan berkat yang akan diterima oleh anak-anak Allah. Roh Kudus adalah Roh yang memberikan pengharapan karena Ia menjamin kemuliaan kekal kelak yang menanti kita. Roh Kudus juga menjadi penolong saat kita lemah. Misalnya bila kita tidak tahu apa yang harus kita doakan maka Roh Kudus akan menolong kita berdoa. Dia akan menjadi perantara kita dengan Bapa (ayat 26-27).</div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> Selain itu Allah mengatur segala sesuatu agar terjadi untuk kebaikan</span><span class="fullpost"> orang yang mengasihi Dia. Jadi apa pun yang terjadi dalam hidup</span><span class="fullpost"> kita, meski kita anggap itu baik atau buruk, bukanlah sebuah</span><span class="fullpost"> insiden atau kebetulan yang terjadi begitu saja. Semua itu</span><span class="fullpost"> merupakan bagian dari karya Allah. Tak ada suatu peristiwa pun</span><span class="fullpost"> yang tidak dimaksudkan untuk berkontribusi bagi kebaikan kita dan</span><span class="fullpost"> kemuliaan Allah. Maka kita tidak boleh melihat peristiwa itu</span><span class="fullpost"> secara terpisah-pisah. Kita harus memandangnya sebagai satu</span><span class="fullpost"> kesatuan rangkaian rancangan Allah yang seolah bekerja sama untuk</span><span class="fullpost"> mencapai maksud Allah bagi kita. Lalu bagaimana kita tahu bahwa</span><span class="fullpost"> kesudahannya akan membawa kebaikan? Kita harus percaya bahwa Allah</span><span class="fullpost"> merancang yang terbaik dan niscaya akan melakukan yang terbaik</span><span class="fullpost"> pula bagi penggenapan rencana-Nya.</span></div><span class="fullpost"> </span><br />
<span class="fullpost"> Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/08/</span><br />
<span class="fullpost"> <br />
</span><br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-44117166524758514802010-04-18T20:59:00.000-07:002010-04-18T20:59:35.516-07:00Jaminan hidup kekal (1 Yohanes 5:13)<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxBFSLKlJP63_3NW1Z9VCf4C8AoxPUC2OZMzW4TVUyTBIuXgOSfCncwOXyKA5jgbNZ9VJdv9myeecuQd6j8eN55XLWOUTa0fKC4-fkSxOsaMI1DVe6LVMH69EYS01pz0CHH7N5yKUuJag/s1600/heaven-jesus.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxBFSLKlJP63_3NW1Z9VCf4C8AoxPUC2OZMzW4TVUyTBIuXgOSfCncwOXyKA5jgbNZ9VJdv9myeecuQd6j8eN55XLWOUTa0fKC4-fkSxOsaMI1DVe6LVMH69EYS01pz0CHH7N5yKUuJag/s200/heaven-jesus.jpg" width="200" /></a>Samakah "jaminan hidup kekal" dengan "mengetahui bahwa Anda memiliki hidup kekal? Mana yang lebih penting untuk kehidupan orang Kristen?<br />
<br />
Bila ayat ini dibandingkan dengan surat Efesus (ayat 1:13, 14), Anda akan sadar bahwa Yohanes sedang bicara tentang pengetahuan orang Kristen bahwa ia sungguh memiliki hidup kekal. Ini berbeda dari perkataan Paulus tentang "meterai" Roh Kudus dan "jaminan" hidup yang akan datang yang sudah bisa kita cicipi karena kehadiran Roh Kudus dalam hidup orang beriman. Yang Paulus bicarakan, hadirnya Roh sebagai cap kemilikan Allah atas kita dan memberikan pengalaman surgawi dalam hati kita, merupakan jaminan yang sangat kuat dari Allah bahwa kita sungguh milik-Nya. Perbedaan ini membuat kita mensyukuri kekayaan ajaran Alkitab dan mengalami berbagai faset keselamatan.<br />
<br />
Karya Roh yang memberikan pengalaman jaminan Ilahi dalam hati tentu sangat penting. Namun sama penting dengan itu adalah bukti nyata bahwa hidup kekal memang telah terbit dalam hidup kita. Nah inilah yang disoroti Yohanes. Tanda pertama bahwa orang telah mengalami hidup kekal ialah ia mengasihi Kristus (ayat 5:1). Ini merupakan tanda paling awal yang langsung terbit begitu orang menerima Yesus ke dalam hidupnya dan memercayai Dia sebagai Juruselamatnya. Kasih kepada Kristus adalah akibat dari telah merasakan kasih-Nya, dan respons wajar kepada kasih kekal itu. Tanda kedua, akibat logis dari mengasihi Allah adalah ketaatan melakukan perintah Allah. Kasih membuat ketaatan sebagai kesukaan, bukan hal yang berat dan menyusahkan! Tanda ketiga, menggabungkan jaminan Ilahi (Roh) dengan fakta pembaruan hidup kita. Sebab darah menunjuk kepada kematian Yesus yang membawa dampak pengu-dusan (air).<br />
<br />
Karya Roh mengaplikasikan dampak kurban Yesus dengan menguduskan hidup kita, sekaligus menjadi kesaksian Roh kepada roh kita bahwa kita telah mengalami hidup kekal. Kesaksian Roh dalam hati mengacu pada fakta perubahan hidup kita, inilah jaminan hidup kekal, sejati, dan kokoh! Satu lagi bukti bahwa kita memiliki hidup kekal ialah kita boleh berdoa dan dijawab Allah (ayat 5:14).</div><span class="fullpost"> Sumber : </span><a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/10/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/10/</a><br />
<span class="fullpost"> <br />
</span><br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-50626333230689574392010-04-18T09:47:00.000-07:002010-04-18T09:47:28.917-07:00Tak terselami, hikmat dan kuasa Allah (Roma 11:25-36)<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4jHmqNhBql9XrwcxK18gWuPY8gT0y7xsUEGMJfM7JFzDRpWEk39jk_BnbscToA8zrPhlXzp23Qj7-CXj6xuusibngtNiGJrJgBcPr8pw2eDBIlqR3Q0aCS3HYzAx69CdVxhLaQonmoMI/s1600/yesus1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4jHmqNhBql9XrwcxK18gWuPY8gT0y7xsUEGMJfM7JFzDRpWEk39jk_BnbscToA8zrPhlXzp23Qj7-CXj6xuusibngtNiGJrJgBcPr8pw2eDBIlqR3Q0aCS3HYzAx69CdVxhLaQonmoMI/s200/yesus1.jpg" width="160" /></a>Pernahkah Anda merenungkan keadaan Anda sebelum mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Sesudah Anda masuk dalam anugerah penyelamatan itu, bagaimana kesan Anda tentang jalan Allah yang menyelamatkan?<br />
<br />
Dalam perenungannya yang dalam dan luas, Paulus sanggup melihat ke masa depan. Yaitu pengharapan bahwa melalui ketidaktaatan Israel untuk sesaat, dimungkinkan terjadinya penyelamatan sejumlah besar orang dari bangsa-bangsa bukan pilihan Allah (ayat 25). Suatu hal yang sangat tidak mungkin untuk diimpikan. Bayangkan, bagaimana mungkin orang Siro-Feniki, orang Etiopia, orang Romawi, orang Yunani, orang Barbar di Eropa, orang Cina, orang Arab, orang Meksiko, orang Tonga, orang Jawa, orang Batak, orang Melayu, orang Papua, orang Maluku, ... dan masih ratusan bahkan ribuan lagi banyaknya suku dan bahasa dari penjuru bumi ini, akhirnya mengenal Allah yang sejati. Kita termasuk di antaranya yang berasal dari nenek-moyang dan kehidupan yang menaati kekuatan-kekuatan kejahatan, akhirnya mengalami pencerahan hati di dalam Yesus Kristus! Haleluyah!<br />
<br />
Lebih ajaib dari itu, Israel yang telah terbuang dari keterpilihannya karena penolakan akan sang Mesias, pun akhirnya dipulihkan kembal (ayat 26-27). Dalam cara dan waktu-Nya sendiri, Allah sedang dan akan terus mengerjakan anugerah-Nya yang menegur, mengoreksi, meyakinkan sampai akhirnya orang Israel pun akan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan mereka. Dengan demikian, genaplah suatu umat yang Allah rencanakan bagi-Nya, yaitu gereja-Nya sejati, umat pilihan-Nya sejati, Israel yang sejati! Di dalam kekayaan hikmat dan kuasa-Nya, oleh anugerah-Nya yang dahsyat itu, terciptalah umat pilihan yang sejak kekal telah Ia rancang dan kasihi! Oh betapa tinggi, dalam, lebar dan luas kasih Kristus; betapa tak terselami hikmat dan kuasa Injil!<br />
<br />
Anda dan saya sedang menjadi bagian dari pewujud-nyataan hikmat serta kuasa yang dahsyat itu, yaitu bila kita ambil bagian menyaksikan Injil Kristus kepada sesama kita!</div><div style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/19/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/19/</a><br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-68154371751046051532010-04-17T09:41:00.000-07:002010-04-17T09:43:26.187-07:00Kemurahan dan kekerasan Allah (Roma 11:11-24)<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvQE75iZsonCoXuQW3xq3lvgTIzn5Fv_pZZvkLLBRYXz7zUmDd-16lmwJEYF4Ji9CuBycHdOY7WWl5Mbfkt_rL2m12cKRg4ngn-efHekssrNGZv17d65lLTNChNwzCUD9kklskm1gLEBk/s1600/IMGP3119.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvQE75iZsonCoXuQW3xq3lvgTIzn5Fv_pZZvkLLBRYXz7zUmDd-16lmwJEYF4Ji9CuBycHdOY7WWl5Mbfkt_rL2m12cKRg4ngn-efHekssrNGZv17d65lLTNChNwzCUD9kklskm1gLEBk/s200/IMGP3119.JPG" width="200" /></a></div>Pelajaran apakah yang kita terima tentang Allah dari sikap-Nya terhadap penolakan Israel dan dari bagaimana Ia menghasilkan keselamatan bangsa-bangsa asal kafir?<br />
<br />
Allah keras berpegang pada prinsip, tetapi bukan berarti kejam atau sewenang-wenang. Maksudnya, Allah tidak berubah-ubah dalam ketetapan, keadilan, dan kebenaran-Nya. Bahkan umat pilihan yang berkeras menolak anugerah dalam Kristus harus menanggung akibat mengerikan, yaitu kebinasaan. Karena Allah keras dan tidak main-main dengan ketetapan anugerah-Nya, maka Israel seolah adonan bantat atau cabang pohon zaitun sejati yang tidak berbuah. Maka dalam ketegasan kebenaran diri-Nya, Allah mengerat umat pilihan-Nya itu. Namun Allah berlimpah kasih dan kemurahan. Ia yang mengerat Israel adalah Ia yang mencangkokkan bangsa-bangsa asal kafir. Melalui pelayanan Paulus ke berbagai penjuru, banyak sekali dihasilkan orang yang asalnya bukan umat menjadi umat pilihan. Mereka menyambut Kristus dan bersukacita dalam keselamatan yang diwujudkan oleh Injil-Nya. Orang-orang beriman pada Kristus yang berasal dari bangsa kafir, seumpama pohon zaitun liar yang dicangkokkan di tempat keratan pohon zaitun asli yang tidak berbuah itu.<br />
<br />
Pelajaran keras yang Allah berikan kepada orang Yahudi sekaligus merupakan kemurahan yang tak terselami keajaibannya (ayat 22). Allah menjadikan pelayanan penginjilan Paulus begitu berhasil, sehingga orang Yahudi yang menolak Injil boleh mengalami kecemburuan suci (ayat 14). Menyaksikan betapa limpahnya anugerah Allah atas orang-orang yang dulunya tidak kenal Allah, Paulus berharap bahwa hal itu menimbulkan kesadaran orang Yahudi tentang kerugian yang mereka tanggung. Dan mendorong mereka menyambut berkat Allah.<br />
<br />
Kesadaran akan kekerasan dan kemurahan Allah akan membuat kita juga menjunjung tinggi kemuliaan-Nya! Maka dalam keseharian maupun dalam pelayanan, jangan sembrono memperlakukan kemurahan Allah agar kita tidak mengalami kekerasanNya!<br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a></div>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-34893304721459825512010-02-02T03:57:00.000-08:002010-02-02T04:03:34.872-08:00Dari Ragu Sampai Percaya (Matius 11:1-19)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy2p4s1mINzlvROa7P6AimZTc_PAvMhc2IREgKuwQZkfCPJCOwynVpVWzftolxSbaA8JOM-m9ncOk_-Rx05T-YJqMu8mTIpYAHvnqGyk1LwpEhHmX4k6cvFmQ3SYNEbw3h-LW2oItryrs/s1600-h/JOHN.08.00.jpeg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 186px; height: 106px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy2p4s1mINzlvROa7P6AimZTc_PAvMhc2IREgKuwQZkfCPJCOwynVpVWzftolxSbaA8JOM-m9ncOk_-Rx05T-YJqMu8mTIpYAHvnqGyk1LwpEhHmX4k6cvFmQ3SYNEbw3h-LW2oItryrs/s200/JOHN.08.00.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5433615382717138322" border="0" /></a>Mengapa Yohanes meragukan Yesus sebagai Mesias, padahal ia sendiri telah nubuatkan kedatangan-Nya (lih. Mat. 3:11)? Padahal ada bukti-bukti kuat akan kemesiasan Yesus (ayat 4-5), yaitu proklamasi kerajaan Sorga disertai demonstrasi kuasa Ilahi. Rupanya Yohanes tidak melihat Yesus menghukum orang berdosa (Mat. 3:12), sementara ia sendiri sampai harus dipenjara karena menegur Herodes (lih. Mat. 14:3-4).<br />Yesus tidak menegur Yohanes atas keraguannya. Ia memahami Yohanes sedang terpuruk secara fisik dan emosi sehingga sulit bagi dia untuk melihat gambaran yang lengkap mengenai pelayanan Yesus. Pelayanan Yesus terbagi dua tahap. Tahap pertama adalah tahap anugerah. Lihat ayat 5. Yesus mengutip Yesaya (Yes. 35:5-6; 61:1) yang menubuatkan pelayanan Sang Mesias yang menyatakan anugerah. Kedatangan Mesias yang pertama adalah kabar baik tentang anugerah pengampunan dosa dan janji hidup yang kekal. Semua orang yang menerima Dia mendapatkan hidup baru. Namun bagi yang menolak pemberitaan Yesus, pembalasan Allah akan diberlakukan pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Yesus sengaja tidak menyebutkan Yesaya 61:2 mengenai Mesias yang menyatakan penghakiman Allah, karena hal tersebut baru akan digenapi pada akhir zaman!<br /><br />Keraguan Yohanes tidak menghapuskan karya yang ia sudah lakukan. Yesus sendiri meneguhkan Yohanes sebagai nabi yang mengakhiri periode Perjanjian Lama dan mengawali masa anugerah di era Perjanjian Baru. Persoalannya bukan pada Yohanes, tetapi pada dunia yang dibutakan oleh dosa sehingga tidak dapat melihat bahwa keduanya adalah utusan Allah untuk memerdekakan mereka.<br /><br />Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang menolak pemberitaan kabar baik. Namun jangan jadi tawar hati karena hal itu. Bersyukurlah atas orang-orang yang oleh anugerah Allah merespons pemberitaan kita dengan pertobatan. Doakan mereka yang masih mengeraskan hati menolak Yesus, agar sebelum hari penghakiman tiba mereka telah bertobat.<br /> <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/31/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/31/</a><br /><span class="fullpost"><br /><br /></span><br /><script>function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}</script><style> html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }</style><a href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank" class="fb_share_link">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-80072480734427697662010-01-20T20:34:00.000-08:002010-01-20T20:34:19.652-08:00Menyikapi Pengajar Sesat (Matius 7:15-23)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKVsiqlw0ySFYiDJF4Xyiww_g2Qeaflnj4Ncwxu6jW6Am8Z3gCj_4BkueVFWN6cTYgq2ZXSjx_2XW1Lfs65rZWMOQYHECNTOQMaB5vHr9XV5MOjBRebyjkXz1k-RcOSROpT5w0WYcnCCY/s1600-h/aliran-sesat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKVsiqlw0ySFYiDJF4Xyiww_g2Qeaflnj4Ncwxu6jW6Am8Z3gCj_4BkueVFWN6cTYgq2ZXSjx_2XW1Lfs65rZWMOQYHECNTOQMaB5vHr9XV5MOjBRebyjkXz1k-RcOSROpT5w0WYcnCCY/s200/aliran-sesat.jpg" width="94" /></a><br />
</div>Apa ciri yang perlu kita ketahui dari pengajar-pengajar sesat? Dari buahnya kita mengenal mereka (16, 20). Pengajar sesat dapat dikenali tentu dari ajarannya yang bertentangan dengan firman Tuhan. Memang tidak mudah untuk mengenali ajaran yang salah kalau kita sendiri tidak mengenal ajaran yang benar dari firman Tuhan. Banyak ajaran sesat yang terlihat baik, menarik, dan relevan. Maka dari itu, selain bisa membedakan ajaran salah dari ajaran benar, kita perlu mengenal ciri- ciri pengajar sesat.<br />
<br />
Yesus memperingatkan para murid bahwa tidak semua orang yang menyebut Tuhan otomatis anak Tuhan. Bahkan mereka yang melakukan banyak hal, termasuk hal yang spektakuler atas nama Tuhan tidak dengan sendirinya anak Tuhan. Hanya mereka yang melakukan kehendak Tuhan, itulah anak Tuhan (21). Dari buahnya kamu mengenal mereka! Pertama, pengajar sesat mengajar bukan untuk kepentingan Tuhan, apalagi umat Tuhan. Mereka mengajar untuk kepentingan mereka sendiri, orientasi mereka uang, nama, dst. Kedua, pengajar sesat berani memutarbalikkan firman dan memanipulasi jemaat untuk kepentingan diri sendiri. Contoh, berapa banyak orang Kristen yang ditipu untuk menyerahkan harta mereka dengan iming-iming berkat rohani melimpah, padahal harta mereka memperkaya si pengajar sesat. Ketiga, pengajar sesat sendiri, mungkin di penampilan luar terlihat saleh dan rohani, tetapi mereka sebenarnya hamba nafsu duniawi.<br />
<br />
Apa kiat menghindari ditipu pengajar sesat? Kenali ajaran yang benar dengan belajar firman Tuhan baik-baik. Belajar cara dan gaya hidup Tuhan Yesus, sebagai model pengajar yang benar sehingga kita bisa membedakan sikap yang tulus hamba Tuhan dari sikap munafik atau dibuat-buat pengajar sesat. Selalu ada dalam persekutuan dengan saudara-saudara seiman yang komit untuk melakukan firman Tuhan, sehingga pengajar sesat tidak mudah menipu kita dengan ajaran- ajarannya yang salah namun memikat.<br />
<br />
<br />
e-SH versi web: <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/17/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/17/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-78771001999963884582010-01-17T19:19:00.000-08:002010-01-17T19:19:08.705-08:00Hartaku, tuanku? (Matius 6:19-24)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-0qpf3ctF05T5OsW0rENAqRfUluOIYZBOgNC9bZpt4p_748nljfNyGYk8LWdaowHbbyKGYT-ThXPXPGM9jCq0eqT_EJhxfqHFmgwqK0AYKLeURTtOsmco4iBCXlXh19Vr3DrC2syWHqg/s1600-h/harta-karun.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-0qpf3ctF05T5OsW0rENAqRfUluOIYZBOgNC9bZpt4p_748nljfNyGYk8LWdaowHbbyKGYT-ThXPXPGM9jCq0eqT_EJhxfqHFmgwqK0AYKLeURTtOsmco4iBCXlXh19Vr3DrC2syWHqg/s200/harta-karun.jpg" /></a><br />
</div>Siapakah tuan dalam hidup Anda? Mamon atau Tuhan? Orang Kristen pasti menjawab, Tuhan! Namun seberapa banyak orang Kristen yang menyadari bahwa perilaku hidup mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya?<br />
<br />
Persoalan kita adalah, walau kita menyadari diri milik Tuhan dan hidup kita akan berujung kekekalan di surga, kita masih hidup di dunia ini. Dunia ini menawarkan godaan yang sulit dihindari, yaitu hidup menurut ukuran dunia. Kekayaan menjadi tolok ukur kesuksesan. Kita mudah sekali terjerumus dalam mengumpulkan harta di dunia, dan melupakan panggilan surgawi, yaitu menabung harta rohani di surga.<br />
<br />
Tuhan mengajarkan beberapa hal di dalam perikop ini. Pertama, harta di dunia ini bersifat sementara (19). Bukan tidak boleh mencari harta karena kita memang butuh harta untuk hidup di dunia ini, tetapi jangan jadikan harta segala-galanya. Jangan sampai kita tidak punya waktu untuk Tuhan, untuk mengumpulkan harta surgawi. Kedua, Yesus mengingatkan bahwa tawaran dunia untuk memprioritaskan pencarian harta bisa membutakan mata rohani kita dari melihat kebutuhan utama (22-23). Segala-galanya diukur dari harta. Waktu untuk keluarga digantikan dengan kemewahan. Waktu untuk anak dengan memanjakannya berlebihan. Bahkan waktu untuk Tuhan digantikan dengan memberi persembahan. Harta menjadi semacam sua untuk menggantikan tanggung jawab yang utama. Celakanya lagi, mata hati tambah buta sehingga menghalalkan cara demi mendapatkan harta. Ketiga, Yesus mengingatkan kita, kalau harta sudah menjadi tuan yang memperbudak kita, yang menyingkirkan Tuhan dari takhta hati kita maka kita harus membuat pilihan: kembali setia menyembah Allah atau tetap terjebak menuruti mamon (24).<br />
<br />
Evaluasi ulang hidup Anda dan pandangan Anda terhadap harta. Jangan sampai Anda mengisi hidup ini dengan hal yang sia-sia, sehingga kehilangan damai, relasi yang baik, dan akhirnya menyesal berkepanjangan.<br />
e-SH versi web: <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/11/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/11/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-47212774096996290582010-01-10T01:41:00.000-08:002010-01-10T01:41:27.532-08:00Identitas Murid Sejati (Matius 5:1-16)Dari mana orang dunia tahu siapa yang sesungguhnya menjadi murid Tuhan? Tentu dari cara hidup orang yang meneladani Kristus. Ajaran Tuhan Yesus di pasal-pasal yang sangat terkenal ini (Mat. 5-7) ditujukan kepada setiap orang yang mengaku murid Kristus. Perikop hari ini mengungkapkan jati diri dan misi Kristen sejati.<br />
<br />
Murid Tuhan sejati adalah orang yang tidak bersandar pada kekuatan sendiri melainkan pada Allah sebagai sumbernya. Oleh karena itu ia mengaku diri miskin di hadapan Allah (3), menolak sukacita yang ditawarkan oleh dunia ini (4), serta lapar dan haus akan kebenaran (6). Ia hanya meneladani sikap Sang Guru yang lemah lembut (5), murah hati (7), serta membawa damai (9). Ia memelihara hati yang suci (8), walaupun untuk itu ia harus siap menerima dengan sukacita ketika dianiaya oleh sebab kebenaran (10-12). Karakter murid Tuhan menyatakan kualitas hidupnya.<br />
<br />
Murid sejati memberi dirinya dibentuk oleh Tuhan dan bukan oleh dunia ini. Itu sebabnya, bukan hanya karakternya meniru karakter Kristus, secara aktif dan kreatif seorang murid sejati hadir memancarkan terang Sang Guru di dalam dunia yang gelap (14-16). Kualitas karakternya membuat kualitas terang Ilahi memancar melalui dirinya. Dia menghadirkan pengaruh Ilahi dalam perjumpaannya dengan dunia ini, yaitu menggarami dunia dengan kualitas kehidupan Kristen sejati (13).<br />
<br />
Andakah murid Tuhan sejati? Bukan berarti sudah sempurna, tetapi sedang diproses oleh Tuhan supaya kualitas kemuliaan Allah boleh memancar keluar dari kehidupan Anda. Mari jujur periksa hidup Anda. Kualitas karakter apa yang perlu Anda asah dan pertajam? Kotoran apa yang perlu dikikis habis agar kemilau Kristus memancar keluar menjadi kesaksian yang indah akan Dia, sehingga karakter tersebut menjadi daya pendobrak yang menghancurkan kejahatan dunia? Jangan lupa sumber semangat, kekuatan, dan hikmat ada pada Kristus.<br />
<br />
http://www.gkiisidikalang.co.cc<br />
e-SH versi web: <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/06/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/06/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-2157771291828939822010-01-10T01:16:00.000-08:002010-01-10T01:16:50.639-08:00Etika Hati (Matius 5:21-48)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBi5mXcPtBX2CSUT5MIbkgvLx_6wOWC0dOgtKzjqUJWw0SZLtw6N6dP95Ngia_i1ZjzpZZshW6VJSi4Vt04JTyzXygC0P0-_YCdNCUbFDeZ8vwcX7kxGtOqbzpD-HPsTvBKw1YuDzenPo/s1600-h/deni-triwardana-hati-kotor.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBi5mXcPtBX2CSUT5MIbkgvLx_6wOWC0dOgtKzjqUJWw0SZLtw6N6dP95Ngia_i1ZjzpZZshW6VJSi4Vt04JTyzXygC0P0-_YCdNCUbFDeZ8vwcX7kxGtOqbzpD-HPsTvBKw1YuDzenPo/s200/deni-triwardana-hati-kotor.jpg" /></a><br />
</div>Bagaimana menjalankan kehidupan yang benar yang melampaui apa yang dilakukan para pemuka agama Yahudi? Mulailah dengan hati, yakni dari apa yang menjadi motivasi Anda melakukan hal tersebut.<br />
<br />
Yesus memberikan contoh agar para murid melihat de-ngan jelas bagaimana menjalani hidup yang benar yang sesuai dengan ajaran- Nya. Yesus mengutip penafsiran keliru para pemimpin agama Yahudi akan Taurat, dan memberikan penafsiran-Nya yang benar dan berotoritas. Ia menegaskan motivasi di balik melakukan Taurat. Yaitu etika hati.<br />
<br />
Yesus menentang penafsiran yang sempit dan yang membuka peluang untuk dosa! Membunuh bukan semata-mata perbuatan fisik, marah dan menfitnah juga bisa membunuh (21-26). Adalah munafik bila melakukan ritual ibadah dengan hati mendendam. Perzinaan telah dimulai dari hati yang kotor, berfantasi jorok melecehkan lawan jenis, dan akhirnya bermuara pada perbuatan zina (27-30). Melegalkan perceraian adalah sama dengan menolak penetapan Tuhan mengenai pernikahan kudus (31-32). Apalagi pada zaman itu, ada kekeliruan dalam menafsirkan Taurat, yakni perceraian boleh dilakukan oleh seorang suami ketika ia menemukan ketidak-pantasan apa pun dari istrinya. Bagaimana dengan bersumpah (33-37)? Pada masa itu ada pandangan bahwa bersumpah asal tidak langsung dengan nama Allah, dianggap tidak mengikat (34-36). Itu sebabnya Yesus menegaskan bahwa bukan sumpah, tetapi adanya konsistensi kata dengan perbu-atan: Jika Ya katakan Ya, jika Tidak katakan Tidak! Dua contoh terakhir berhubungan erat dengan motivasi kasih (38- 48). Hukum mata ganti mata atau lex talionis yang merupakan pembalasan digantikan pembalasan dengan kasih. Mengasihi harus dengan kasih Ilahi, bukan semampunya manusia (48)!<br />
<br />
Semua dimulai dari hati! Hati yang sudah diperbarui oleh Roh Kudus yang melahirbarukan orang berdosa menjadi anak Tuhan. Dengan hati yang sudah diperbarui, mari kita melakukan segala sesuatu dengan pemahaman yang benar.<br />
<br />
http://www.gkiisidikalang.co.cc<br />
e-SH versi web: <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/08/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/08/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-28406855939055065132009-12-22T21:14:00.000-08:002009-12-22T21:14:10.993-08:00Dipakai Tuhan (Matius 1:1-17)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2f9tliVO4ORMa9CkpB285bNZhpWwhC53Hrq91W2O147Vo9cEwDZoeeo4wvTmLa8RyGtO7Mniv2VBplWRTFpMGkCbC9fttt0usGR17OkaoTgEtLrPm4ckNSSl2K7ydqpRkempTumfzm3U/s1600-h/pray104.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2f9tliVO4ORMa9CkpB285bNZhpWwhC53Hrq91W2O147Vo9cEwDZoeeo4wvTmLa8RyGtO7Mniv2VBplWRTFpMGkCbC9fttt0usGR17OkaoTgEtLrPm4ckNSSl2K7ydqpRkempTumfzm3U/s200/pray104.png" /></a><br />
</div>Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris (ayat 1820-1903), pada suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa "The wise man must remember that while he is a descendant of the past, he is a parent of the future" (orang bijak menyadari bahwa dia, bukan saja pewaris masa lalu, tetapi juga pembentuk masa depan). Mungkin pertimbangan semacam ini pula yang mendasari penilaian terhadap bibit, bebet, dan bobot seseorang.<br />
<br />
Untuk memperlihatkan siapakah Yesus Kristus sebenarnya, Matius memulai injilnya dengan menuliskan silsilah-Nya. Silsilah ini ingin menunjukkan bukti bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan di dalam PL. Dua nama besar dalam sejarah bangsa Yahudi disebut di awal, yaitu Abraham dan Daud. Abraham adalah bapa bangsa Yahudi, yang melalui dia, semua orang di bumi akan mendapat berkat (Kej. 12:3). Daud adalah raja Israel yang sangat terkenal dan disegani.<br />
<br />
Silsilah ini melibatkan empat puluh enam nama yang hidup dalam kurun waktu dua ribu tahun (ayat 17). Semua adalah nenek moyang Tuhan Yesus, dengan aneka pengalaman, kerohanian, dan kepribadian. Di antara nenek moyang Tuhan Yesus, ada yang menjadi pahlawan iman seperti Abraham, Is-hak, Rut, dan Daud. Namun ada pula yang mempunyai masa lalu kelam seperti Rahab dan Tamar. Sebagian yang lain berasal dari masyarakat kebanyakan: Hezron, Ram, Nahason, dan Akhim. Ada juga yang jahat seperti Manase dan Abia. Fakta tersebut mengingatkan kita bahwa karya Tuhan di dalam sejarah tidaklah dibatasi oleh kegagalan dan dosa-dosa manusia. Dia bekerja bukan hanya di dalam diri orang-orang dengan nama besar, melainkan juga orang-orang biasa.<br />
<br />
Sebagaimana Tuhan memakai berbagai macam orang untuk menghadirkan Anak-Nya ke dalam dunia ini, Dia memakai berbagai macam orang pula untuk menggenapkan rencana agung-Nya atas dunia ini. Tuhan juga ingin memakai Anda sebagai perpanjangan tangan-Nya. Siapkan dan relakan diri Anda untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya.<br />
<br />
<a href="http://www.gkiisidikalang.co.cc/">http://www.gkiisidikalang.co.cc</a><br />
e-SH versi web: <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/23/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/23/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-14769042249162017972009-12-20T21:24:00.000-08:002009-12-20T21:24:12.007-08:00Keselamatan yang holistik (Zakharia 10:1-12)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqTobPW17NL6YKvokZ3po8M0qibPkbmjZN_n-BBa35uqzOQHjOhwRPLZGvhONzDJuqofaP1-lrUsPZ0WWuxzwKSRPQqL_zNCLkgvTXliRW3Wt31TSj-C41kFzNf2EdBj909BstSWDZiRs/s1600-h/salvationbestnewsjt5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqTobPW17NL6YKvokZ3po8M0qibPkbmjZN_n-BBa35uqzOQHjOhwRPLZGvhONzDJuqofaP1-lrUsPZ0WWuxzwKSRPQqL_zNCLkgvTXliRW3Wt31TSj-C41kFzNf2EdBj909BstSWDZiRs/s200/salvationbestnewsjt5.jpg" /></a>Dosa membuat persekutuan manusia dengan Allah menjadi rusak. Hanya anugerah Allah yang dapat memulihkannya. Pemulihan itu mulai dengan pemberian keselamat-n. Keselamatan yang bersifat menyeluruh.<br />
<br />
Israel pernah memberontak kepada Allah dengan me-nyembah berhala. Mereka meminta hujan dari terafim dan para juru tenung (ayat 2). Israel seperti itu karena tidak ada penggembalaan dari para pemimpinnya - Israel seperti domba liar (ayat 3). Puncak dari kejatuhan Israel, yaitu ketika Allah menyerahkan mereka kepada Asyur dan Babel, dua bangsa kafir adikuasa. Jadi boleh dikatakan bahwa Israel, umat Tuhan ini, mempunyai masalah besar dalam hal kekeringan rohani, perbudakan oleh kuasa gelap, dan penindasan secara politik oleh kekuatan asing. Tiga hal ini membuat mereka jauh dari persekutuan intim dengan Allah.<br />
<br />
Allah tetap setia pada umat-Nya. Sesaat Ia murka dan menghukum, tetapi segera pula Ia menerima mereka dalam kasih dan bahkan melupakan dosa mereka (ayat 6). Lihat betapa Israel merespons pengampunan Tuhan secara ekspresif (ayat 7).<br />
<br />
Pemulihan yang Tuhan lakukan pada umat-Nya bersifat holistik. Allah membebaskan umat-Nya dari ikatan kuasa gelap, tangan para gembala yang jahat, dan cengkeraman kekuatan asing. Allah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan umat-Nya. Ia memberikan berkat-Nya, memulihkan kehidupan rohani mereka dan membawa mereka kembali ke tanah perjanjian. Ajaibnya dalam pembebasan umat-Nya ini, Allah membuat mereka bisa berjalan kembali seperti semula, yaitu hidup sesuai dengan kebenaran Allah. Hubungan bangsa ini dengan Allah bisa pulih kembali.<br />
<br />
Kelahiran Yesus yang sebentar lagi akan kita rayakan juga mengandung keselamatan holistik. Karya keselamatan dalam Yesus juga utuh, Dia datang menjadi manusia, hidup di antara manusia, mati menanggung dosa manusia, bangkit menang terhadap semua masalah manusia. Mari persiapkan hati di minggu-minggu advent ini menyambut karya-Nya.<br />
<a href="http://www.gkiisidikalang.co.cc/">http://www.gkiisidikalang.co.cc</a><br />
<a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/16/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/16/</a><br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-18824131407209368002009-12-20T21:04:00.000-08:002009-12-20T21:04:54.553-08:00Diselamatkan dari ketiadaan pengharapan (Zakharia 12:1-9)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8-Xca6k80pcwZe7mxI7QQ7oVW0xmZXM1_4U-pEBo7sQmdN5uQQYoaFLjTjPmo9tJv0TaaseNMWBInOa38wy-NH0kniiwykafAQZuL2Kju8uOIv7clMxVAZsQL_CmDWqdi01OfhDBzusY/s1600-h/arms-open-to-skyf.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8-Xca6k80pcwZe7mxI7QQ7oVW0xmZXM1_4U-pEBo7sQmdN5uQQYoaFLjTjPmo9tJv0TaaseNMWBInOa38wy-NH0kniiwykafAQZuL2Kju8uOIv7clMxVAZsQL_CmDWqdi01OfhDBzusY/s200/arms-open-to-skyf.jpg" /></a><br />
</div>Hidup seperti apakah yang tidak berpengharapan? Hidup di bawah bayang-bayang murka Allah. Orang berdosa, tidak dapat melepaskan diri dari tuntutan keadilan Allah. Yang ada hanyalah bayang-bayang hukuman berupa kebinasaan yang mengerikan!<br />
<br />
Penolakan Israel terhadap penggembalaan Tuhan menyeret mereka ke dalam suatu kondisi hidup yang tidak lagi berpengharapan. Sekian lama bangsa ini berada dalam cengkeraman bangsa asing yang silih berganti menindas mereka. Puncaknya, semua bangsa di muka bumi akan bersatu menyerang mereka (ayat 3b). Sementara mereka sendiri terpecah saling bermusuhan.<br />
<br />
Di saat seperti itulah Allah menyatakan kedaulatan-Nya dengan menyelamatkan umat-Nya. Allah tidak membiarkan mereka terus menerus ditindas musuh-musuhnya. Dalam penyelamatan ini Allah menjadikan umat-Nya seperti pasu yang memusingkan (ayat 2) dan batu yang menghancurkan (ayat 3) sehingga tidak ada satu pun kekuatan dunia yang sanggup membinasakan mereka. Sebaliknya yang terjadi adalah kehancuran bangsa-bangsa asing ini. Penyelamatan Allah akan memulihkan juga perpecahan yang terjadi diantara umat-Nya dan menghapuskan keangkuhan rohani yang selama ini menjadi penyebab perpecahan itu (ayat 7). Mereka akan bersatu kembali dan mengalahkan musuh-musuhnya. Akhirnya Tuhan akan memuliakan serta mengokohkan mereka kembali sebagai satu bangsa.<br />
<br />
Kita harus menyadari bahwa kita diselamatkan di saat tanpa pengharapan. Bukankah kita, orang Kristen ini dahulunya termasuk bilangan orang kafir, yang jauh dari Allah? Bukankah dahulu kita mengambil jalannya sendiri yang menuju pada kebinasaan? Dan bukankah dahulu maut menjadi bagian tak terpisahkan dari kita? Justru di saat seperti itulah Tuhan Yesus datang menganugerahkan keselamatan kepada kita. Betapa ajaib karya Allah dalam hidup kita umat tebusan-Nya.<br />
<br />
http://www.gkiisidikalang.co.cc<br />
<a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/18/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/18/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-28435613540932643882009-12-03T19:30:00.000-08:002009-12-03T19:30:45.161-08:00Sumbernya Tuhan! (Zakharia 4:1-14)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGDd8ThFKqiK8oaeGmdsdPRAXMhlZ1cGhLyF-rArVnCNeK0IGvE8tvdTxk2Yo3BMP_STRx2mmJONOV1oY4JmCWlQXoRuRRWB9R-sL2c7G2yPPJsKP8cLa2wwWknMb7Jx3MQeWGruVzNpU/s1600-h/img_0408.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGDd8ThFKqiK8oaeGmdsdPRAXMhlZ1cGhLyF-rArVnCNeK0IGvE8tvdTxk2Yo3BMP_STRx2mmJONOV1oY4JmCWlQXoRuRRWB9R-sL2c7G2yPPJsKP8cLa2wwWknMb7Jx3MQeWGruVzNpU/s200/img_0408.jpg" /></a><br />
</div>Bagaimana seorang pemimpin bisa memimpin umat Tuhan dengan teguh dan tegar walau tantangannya setinggi gunung dan sedalam lembah? Tentu bukan dengan mengandalkan kekuatan sendiri, pengalaman pribadi ataupun keterampilan-keterampilan yang dilatih semata-mata, tetapi dengan sepenuhnya mengandalkan Tuhan.<br />
<br />
Zakharia melihat kandil emas berlampu tujuh dengan tempat minyaknya. Setiap lampu memiliki tujuh lubang tempat nyala api. Secara keseluruhan ada empat puluh sembilan nyala api kalau kandil ini dinyalakan! Bayangkan betapa terangnya! Kandil tersebut bisa menyala begitu terangnya karena selalu ada persediaan minyak yang tak habis-habis. Itulah nubuat untuk Zerubabel, keturunan raja Daud. Ia akan menyelesaikan pembangunan bait Allah dan mengatasi semua masalah yang ada "Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel, engkau menjadi tanah rata" (ayat 7-10). Hal itu terjadi "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku" yang hadir menyertai Zerubabel (ayat 6).<br />
<br />
Dari penglihatan ketiga dan keempat, menjadi jelas siapa figur mesianik yang dilambangkan oleh dua dahan pohon zaitun (ayat 3, 12-14), yaitu imam besar Yosua dan keturunan raja Zerubabel. Keduanya berperan besar dalam perampungan pembangunan bait Allah (lih. Hag. 1:14). Zakharia mendapatkan juga penjelasan mengenai permata bermata tujuh yang menunjuk kepada "mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi" (ayat 10b). Ketujuh mata permata itu dimengerti sebagai pengawasan Tuhan bahwa pembangunan bait Allah itu akan membawa efek kosmis, yaitu pembangunan kerajaan-Nya di muka bumi ini.<br />
<br />
Penglihatan-penglihatan yang dilihat Zakharia adalah penyataan penting mengenai penggenapan rencana Allah buat umat Israel pascapembuangan. Buat kita umat Tuhan masa kini, karya pemulihan Tuhan sudah digenapi dalam diri Kristus, di mana figur imam besar dan raja menyatu!<br />
http://www.gkiisidikalang.co.cc<br />
e-SH versi web: <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/04/" target="_blank">http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/04/</a><br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-1714494320067600982009-12-03T01:05:00.000-08:002009-12-03T01:05:18.772-08:00Sudah dekat! (Zefanya 1:14-18)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1ZODEDb_Mc5scqikakqrP1PdrFmZjzheisELKIdErr87_SPsCLOMbtMHjNCODsln8PA2rINV0aK4AhyWhQxyfN2fbwH5IBBT7D1AYuTpTWD3werCe3adj0WD4ZjuLQBzT8X0dmOieRCM/s1600-h/war-on-terror.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1ZODEDb_Mc5scqikakqrP1PdrFmZjzheisELKIdErr87_SPsCLOMbtMHjNCODsln8PA2rINV0aK4AhyWhQxyfN2fbwH5IBBT7D1AYuTpTWD3werCe3adj0WD4ZjuLQBzT8X0dmOieRCM/s200/war-on-terror.jpeg" /></a><br />
</div>Sudah dekat! Seruan itu seolah peringatan bahwa musuh sudah dekat, seruan untuk waspada dan siaga. Zefanya memang memberikan peringatan kepada orang Yehuda bahwa hari Tuhan itu sedang bergerak cepat menuju mereka (ayat 14). Bagai meteor jatuh yang melaju deras mendatangi bumi.<br />
<br />
Seperti kebanyakan orang yang bergantung pada kekayaan atau kuasa yang mereka miliki, orang-orang Yehuda juga berharap bahwa kekayaan atau kuasa itu dapat menyelamatkan mereka. Mungkin mereka berpikir bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan dengan uang. Bahkan keselamatan nyawa mereka pun dapat dibeli dengan uang. Betapa bodoh! Karena itu dalam peringatan yang dikumandangkan oleh nabi Zefanya, Tuhan menyerukan bahwa emas atau perak yang mereka miliki tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari murka Tuhan yang membara (ayat 18). Ketika hari Tuhan tiba, mereka tidak akan luput dari kebinasaan karena hari itu adalah hari kemusnahan dan pemusnahan (ayat 15). Tak ada satu pun penghuni bumi yang dapat bertahan menghadapi murka Tuhan. Semua akan dibinasakan.<br />
<br />
Betapa serius Tuhan menghukum orang-orang berdosa. Tak ada kompromi sedikit pun. Begitu kejamkah Tuhan? Tentu tidak. Tuhan tidak pernah bermaksud membinasakan manusia. Namun bila umat yang Dia kasihi kemudian berbalik dan melawan Dia maka tentu saja hukuman harus Dia nyatakan karena Dia adil adanya.<br />
<br />
Oleh karena itu jangan sekali-kali bermain-main dengan dosa, sebab nantinya akan berhadapan dengan pengadilan Allah. Dan bila berhadapan dengan panasnya murka Allah, tak ada kekuatan apa pun yang bisa membuat orang menghindari hukuman Allah. Meski demikian, hendaknya ketaatan kita bukan hanya karena kita takut hukuman melainkan karena kita mengasihi Allah yang telah memberikan hidup kepada kita. Maka marilah kita isi hidup kita dengan melakukan segala sesuatu yang kudus, yang berkenan di hati Tuhan dan yang memuliakan nama-Nya.<br />
<br />
<br />
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/11/20/<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-3079233583928298412009-12-02T04:31:00.000-08:002009-12-02T04:31:45.728-08:00Berpegang teguh pada Allah (Zefanya 3:1-11)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheMKyZZNc5nY7xvWzppxAiRFlk8g8ik-SM9ak_4pTwLUFXmeeZB39gSWJ1dgiE9pVHhNflG0rbPAi6BTZ9bd-q8DsA-dpuyY-Idyj-xAR0XlK8xgkVm73yjvXw3E97czAk51tjkzFwnRU/s1600-h/pegang-tangan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheMKyZZNc5nY7xvWzppxAiRFlk8g8ik-SM9ak_4pTwLUFXmeeZB39gSWJ1dgiE9pVHhNflG0rbPAi6BTZ9bd-q8DsA-dpuyY-Idyj-xAR0XlK8xgkVm73yjvXw3E97czAk51tjkzFwnRU/s200/pegang-tangan.jpg" /></a><br />
</div>Semua pemimpin secara eksistensial adalah abdi atau pelayan rakyat/umat. Kuasa yang dipercayakan merupakan pemberian Allah. Faktanya, banyak pemimpin yang melupakan tanggung jawab untuk mensejahterakan bangsa yang dia pimpin. Itulah yang terjadi pada pemimpin Israel. Zefanya menyapa para pemimpin dengan sebutan, "Si pemberontak" dan "Si cemar" (ayat 1). Sebutan ini menggambarkan bahwa para pemimpin telah tercemar dan menjadi barang najis. Artinya setiap pikiran, kata-kata, dan karya mereka adalah kecemaran dan merupakan pemberontakan kepada Allah. Allah sudah memperingatkan mereka dengan berbagai bencana, tetapi mereka semakin menjadi-jadi dalam kejahatannya (ayat 1, 6, 7). Para pemimpin yang dimaksud di sini ialah para pemegang kebijakan politik, sosial, dan keagamaan. Mereka adalah para raja, hakim, nabi, dan juga imam (ayat 3, 4). Inti dari kecemaran mereka adalah mereka tidak lagi berpaut pada Allah. Sikap itu tampak pada perbuatan-perbuatan me-reka yang tidak lagi sesuai dengan taurat Allah. Taurat Allah mengajarkan umat agar berlaku adil dan benar. Bila para pemimpin mengabaikannya maka lahirlah perbuatan yang keji, lalim, dan menindas orang lain.<br />
<br />
Namun Tuhan masih memberi kesempatan agar mereka berbalik kepada Dia. Itulah sebabnya Tuhan belum juga mendatangkan hari penentu itu. Namun pada hari yang ditentukan Allah, akan tiba saat Allah menyatakan murka-Nya yang menyala-nyala. Maka sebelum kesabaran Allah habis, orang harus segera berbalik ke jalan-Nya. Murka<br />
Allah akan membuat bangsa-bangsa dan sebagian umat yang rendah hati sujud menyembah Allah. Sedangkan yang sombong dan yang meninggikan dirinya akan disingkirkan Allah.<br />
<br />
Berpegang teguh kepada Allah dan jalan-Nya adalah damai sejahtera yang abadi. Kualitas damai dan keabadian damai bagi setiap orang yang berpegang kepada Allah tidak akan tertandingi oleh damai sejahtera yang didasarkan pada kekuasaan dan harta.<br />
<br />
<br />
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/11/25/<br />
<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-77961997604561895162009-12-01T17:54:00.000-08:002009-12-01T18:01:01.071-08:00Biji mata Allah (Zakharia 2:6-13)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-kJ_4S4SP0ynTDDJy11o5HC2nakiy51Z6C21Jd5ejP3JD0rGH9DN8yzq2aBUkyWZ4vC8DKWRWtzHGFzjMWiIPyHpEKpCAGW63bGpv9dIhA0LT3wZw_yMHkvP55R6sdZxLA9MAt0pyB3I/s1600-h/biji-mata.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-kJ_4S4SP0ynTDDJy11o5HC2nakiy51Z6C21Jd5ejP3JD0rGH9DN8yzq2aBUkyWZ4vC8DKWRWtzHGFzjMWiIPyHpEKpCAGW63bGpv9dIhA0LT3wZw_yMHkvP55R6sdZxLA9MAt0pyB3I/s320/biji-mata.jpg" /></a><br />
</div>Bagaimana Tuhan menyatakan kasih-Nya kepada umat-Nya sekali lagi? Saat murka, Ia telah mencerai-beraikan mereka ke empat penjuru dunia (ayat 6). Mereka kehilangan jati diri dipisahkan dari tanah air leluhur mereka.<br />
<br />
Ternyata penglihatan ini bermaksud menegaskan rencana Allah untuk menyatakan kasih-Nya lagi kepada mereka, lewat pemulihan yang tuntas. Yerusalem yang sudah diukur, akan menjadi tempat umat yang tercerai berai itu berkumpul dan menikmati lagi segala berkat-Nya. Demi kemuliaan-Nya, Ia bertindak membela umat-Nya yang telah tercela di penjajahan musuh. Bagi Tuhan, umat yang dikasihi-Nya itu adalah seperti biji mata-Nya. Bukankah ungkapan itu pernah disebut-sebut pada masa lalu (Ul. 32:10; lih. Mzm. 17:8), yang membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi mereka, walau mereka sering membuat Dia marah bahkan sakit hati. Sedemikian kasih Tuhan, sehingga siapa pun yang mengganggu umat-Nya, sama saja sedang mencolok mata-Nya. Siapa pun mereka itu, tidak akan luput dari pembalasan Tuhan (ayat 9).<br />
<br />
Ternyata pula pemulihan umat Tuhan bukan hanya untuk dinikmati oleh segelintir orang. Yerusalem yang tidak bertembok itu, terbuka untuk segala bangsa yang mengakui Tuhan sebagai Allah mereka, dan mereka sebagai umat-Nya (ayat 11). Kita diingatkan, kasih Tuhan tidak terbatas pada umat-Nya, tetapi seluruh manusia menjadi<br />
sasaran kasih Allah.<br />
<br />
Sekali lagi, kita belajar bahwa kasih Tuhan dan perlindungan-Nya sungguh luar biasa. Tidak pernah ada kasih yang begitu konsisten, tidak dapat digoyahkan bahkan oleh kedurhakaan orang yang membalas kasih dengan pengkhianatan sekalipun. Bahkan kasih yang begitu rela mengurbankan Anak Terkasih sampai mati, demi menyelamatkan umat manusia yang lebih pantas dibinasakan. Adakah respons yang lebih tepat selain mengabdikan diri kepada Allah yang Maha Kasih agar semua orang boleh mengerti serta menerima kasih yang menyelamatkan itu?<br />
<br />
Sumber :http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/12/02/<br />
<br />
<br />
<script>
function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}
</script><style>
html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }
</style><a class="fb_share_link" href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-77810241459868475182009-07-15T01:51:00.000-07:002009-08-30T11:05:40.862-07:00Mari Mengingat Karya Tuhan (Mazmur 66)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigRjXzMkdFqji5oI0XkUjDCbkm69n-SXhSHsjSEZV36RNpoE2bM8pHoScvNktC73q5El6dPA4TAcOCTaL1ldTrb5sUHdaSyZpnE312-sZljGTRzir35NWKRhAL3VQJpxK04zbMI0fTbco/s1600-h/Sheep.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 144px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigRjXzMkdFqji5oI0XkUjDCbkm69n-SXhSHsjSEZV36RNpoE2bM8pHoScvNktC73q5El6dPA4TAcOCTaL1ldTrb5sUHdaSyZpnE312-sZljGTRzir35NWKRhAL3VQJpxK04zbMI0fTbco/s200/Sheep.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375819563413930002" border="0" /></a><br />Banyak orang yang tidak suka melihat masa lalunya, malah memilih untuk melupakannya saja karena menganggap masa lalunya kelam. Tak ada yang menyenangkan dan pantas untuk diingat.<br />Pemazmur dalam bacaan kita hari ini, begitu bersemangat melihat ulang pengalaman hidup yang telah dia lalui: Tuhan telah menjawab doa yang dia panjatkan dengan hati nuraninya yang tulus (ayat 16-20). Tuhan tentu tidak mau mendengar doa orang yang licik dan tidak tulus. Sebab itu pemazmur memuji-muji Allah dan mempersembahkan korban untuk menepati nazar yang telah dia ucapkan sebelumnya, pada waktu dia mengalami kesusahan (ayat 13-15).<br /><span class="fullpost"><br />Pemazmur pun mengajak umat Tuhan untuk mengingat ulang karya-karya Allah dalam perjalanan sejarah bangsa mereka. Dengan ajaib, Allah telah melepaskan mereka dari kejaran tentara Mesir (ayat 5-7). Dengan prajurit bersenjata di belakang mereka dan gulungan ombak di depan mereka, siapakah yang dapat menyangka sebelumnya bahwa Allah akan membelah laut menjadi jalan yang terbuka bagi mereka? Ajaib bukan? Maka meskipun pengalaman itu begitu mendebarkan, seolah nyawa berada di ujung tanduk, pemazmur dengan jelas menyaksikan bahwa Tuhan tidak membiarkan musuh berjaya atas mereka (ayat 8-12). Tuhan tidak membiarkan mereka binasa begitu saja. Oleh sebab itu pemazmur mengajak umat untuk merespons karya Allah yang ajaib itu dengan puji-pujian dan sorak sorai (ayat 1-4).<br /><br />Seberapa sering Anda mengisi ibadah Anda dengan puji-pujian kepada Tuhan? Seberapa sering hati Anda terangkat karena mengingat ulang karya Tuhan dalam perjalanan hidup? Ketika hidup terasa menekan, ketika Anda kehilangan sukacita dan memandang dunia dengan kacamata buram, mari ingat lagi apa yang telah Allah lakukan dalam hidup Semua itu akan menyatakan kebesaran dan kasih Allah. Dengan mengingat-ingat semua itu, niscaya sukacita akan mengalir dan puji-pujian pun akan terucap dari bibir Anda.<br /></span><br /><script>function fbs_click() {u=location.href;t=document.title;window.open('http://www.facebook.com/sharer.php?u='+encodeURIComponent(u)+'&t='+encodeURIComponent(t),'sharer','toolbar=0,status=0,width=626,height=436');return false;}</script><style> html .fb_share_link { padding:2px 0 0 20px; height:16px; background:url(http://static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981) no-repeat top left; }</style><a href="http://www.facebook.com/share.php?u=%3Curl%3E" onclick="return fbs_click()" target="_blank" class="fb_share_link">Berbagi di Facebook</a>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-5850944812621394632009-06-14T22:34:00.000-07:002009-08-30T11:08:00.482-07:00Saling Menasihati (1 Korintus 4:14-17 )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjpHj5aECfgiQebW5QJ-NGGzUMX_6GC879ssG91eMkdlpXDQkGfchmxG_ezpLOa96kgGjP-mEIUqvYL-RZ4f5_mGrg7Dt1mRRX8CZV4wGcka3x5nXt2cG0lOfHMxpTyoM5h3Co5-x2rG0/s1600-h/LeanAdvice.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjpHj5aECfgiQebW5QJ-NGGzUMX_6GC879ssG91eMkdlpXDQkGfchmxG_ezpLOa96kgGjP-mEIUqvYL-RZ4f5_mGrg7Dt1mRRX8CZV4wGcka3x5nXt2cG0lOfHMxpTyoM5h3Co5-x2rG0/s200/LeanAdvice.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375820166377604850" border="0" /></a>Sikap dan tindakan macam apa yang sepatutnya menjadi ciri orang-orang yang bersahabat, berkerabat, atau bersekutu sebagai sesama orang beriman? Tepatkah bila karena ingin menghindari pergesekan perasaan, lalu masing-masing mengelak untuk menegur atau menasihati jika seseorang kedapatan keliru?<br /><br />Dalam pergaulan bahkan di antara para sahabat dekat kita jumpai sikap demikian. Kita sungkan menegur atau menasihati orang-orang yang dengannya kita bersahabat cukup dekat. Kita khawatir perasaan yang ditegur akan tersinggung atau persahabatan<br /><span class="fullpost"><br />akan renggang. Benarkah demikian? Kita tahu bahwa itu tidak benar. Sebab seharusnya, semakin kita dekat dengan seseorang, semakin kita akrab, semakin kita terdorong memperhatikan dan memberikan yang terbaik bagi dia. Maka tidak sedia menegur bukan sikap yang tepat di antara orang yang berhubungan erat! Justru itu menunjukkan pertalian yang semu!<br /><br />Menegur atau menasihati tidak hanya diperlukan sewaktu sahabat atau saudara seiman kita berbuat salah. Menegur atau menasihati harus ditempatkan sebagai bagian integral dari persekutuan yang saling membangun, agar karakter dan ajaran Kristus dipraktikkan. Memang orang yang "berhak" menegur atau menasihati, wajar harus orang yang lebih dewasa iman. Dalam perikop ini, Paulus menegur dan menasihati jemaat hasil pelayanannya. Juga orang yang "berhak" menegur harus seperti Paulus yaitu yang menjalani imannya hingga menjadi teladan. Namun jangan berpikir bahwa kita harus sempurna dulu baru dapat memberi nasihat. Prinsip yang utama di sini adalah bahwa setiap orang Kristen harus berusaha mewujudkan karya anugerah Allah dalam hidupnya dengan menuruti teladan Krisus. Dengan kata lain, yang "berhak" menasihati dan yang dinasihati, tidak bicara tentang tingkatan rohani. Ini adalah prinsip persekutuan Kristen.<br /><br />Sebagai sesama murid Kris-tus, sebagai orang yang sedang berproses untuk tumbuh dalam Tuhan, kita perlu saling menegur, menasihati, mendukung, mendoakan, dst. Jika saling menasihati sirna dari kehidupan bersama kita, gereja atau persekutuan atau persahabatan kita sedang mengalami disintegrasi!<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-83728786241400392872009-06-04T05:38:00.000-07:002009-08-30T11:09:45.592-07:00SIAPAKAH ROH KUDUS ITU?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmrCNyP_qeUxELSf8xtEz4bb32WpMoTmy2_-Fcikm2khrjnfFB76D-a178GcFgA2sYioL4W4Oad8ZK-o69NUfaOSyiCeqsjAdUwUd49J9ihj9Pua2UKQdmb-d7iPJ2HypIG7hUlDYiLcE/s1600-h/dove+good.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 134px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmrCNyP_qeUxELSf8xtEz4bb32WpMoTmy2_-Fcikm2khrjnfFB76D-a178GcFgA2sYioL4W4Oad8ZK-o69NUfaOSyiCeqsjAdUwUd49J9ihj9Pua2UKQdmb-d7iPJ2HypIG7hUlDYiLcE/s200/dove+good.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375820624442924914" border="0" /></a>Dari antara semua pokok ajaran Kristen, tak satu pun yang akan membingungkan Anda selain pembahasan mengenai Roh Kudus. Pada saat saya membuka halaman pertama Alkitab dan membaca mengenai Roh Kudus, saya segera mengerti bahwa saya mengalami kesulitan. Pertama, saya telah banyak mendengar bahwa roh-roh itu tidak benar-benar ada. Mereka hanyalah hasil rekaman orang-orang dewasa untuk menakut-nakuti anak-anak kecil supaya mereka patuh. Kemudian, saya juga belum pernah mendengar tentang roh yang berpihak kepada orang-orang yang baik. Dalam cerita-cerita yang dikisahkan pada malam hari kepada saya ketika saya masih muda, misalnya bila saya dan anak-anak lain duduk di sekitar api unggun pada waktu kemping, roh-roh selalu berperan sebagai tokoh-tokoh jahat. Jelasnya, bercerita tentang roh-roh hanya memiliki satu maksud, yakni untuk menakut-nakuti orang.<br /><span class="fullpost"><br />Dengan latar belakang pengenalan akan kisah-kisah tentang roh-roh seperti di atas, tidak mengherankan jikalau orang-orang yang baru menjadi Kristen mengalami kesulitan memahami Roh yang sungguh-sungguh ada dan bahkan yang suci. Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia menyebut Roh itu sebagai Roh Kudus. Kata Yunani "pneuma" untuk menyatakan Roh tidak banyak menyumbangkan pengertian yang jelas karena kata itu hanya berarti "angin" atau "napas". Tetapi kata Roh rupanya lebih dapat diterima dalam generasi kita ini. Kita harus membedakan antara zat dan roh. Kita sendiri terdiri dari kedua unsur ini, yakni tubuh (zat) dan roh. Tubuh adalah tempat kediaman roh kita. Bagian tubuh jasmani kita makin lama makin tua, lemah, dan rusak, lalu kelak akan mati. Tetapi bagian dari kita yang bersifat roh akan hidup untuk selama-lamanya. Inilah yang disebut kekekalan.<br /><br />Alkitab berkata bahwa "Allah itu Roh". Itu berarti, Allah tidak memunyai tubuh jasmani. Karena Dia adalah Roh, maka Dia tidak dibatasi oleh satu tempat tertentu, melainkan Dia bisa hadir di mana-mana. Dalam istilah teologi, ini disebut sebagai Mahahadir. Ketika Yesus kembali ke surga setelah kebangkitan-Nya, Ia berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan mengirimkan Roh Kudus yang akan tinggal di dalam diri mereka dan bahwa Roh itu akan menjadi Guru, Pemimpin, dan Sahabat mereka. Selanjutnya dijanjikan juga, saat turun ke atas mereka, Roh Kudus akan mengaruniakan kemampuan untuk menyaksikan tentang Yesus kepada setiap orang. "Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8).<br />Sementara Anda bersekutu dengan orang-orang Kristen yang memunyai latar belakang gereja yang berbeda-beda, Anda akan melihat perbedaan pendapat tentang Roh Kudus dan pelayanan-Nya. Perjanjian Baru menggunakan berbagai ungkapan untuk menggambarkan kegiatan Roh Kudus itu. Ada pembicaraan mengenai "dibaptiskan" dengan Roh Kudus. Sebagian orang-orang Kristen percaya bahwa istilah-istilah ini hanyalah cara pengungkapan yang berbeda-beda mengenai pelayanan utama dari Roh itu kepada orang-orang Kristen. Orang-orang lain mengajarkan bahwa istilah-istilah tadi menggambarkan tingkat-tingkat pelayanan yang berbeda-beda dari Roh Kudus itu kepada kita. Kelak, permasalahan ini pasti ingin Anda pelajari secara mendalam bagi diri Anda sendiri. Tetapi untuk sekarang, haruslah Anda ketahui bahwa Roh Kudus sungguh-sungguh diam di dalam diri Anda, dan Ia akan menguatkan dan memampukan Anda menjalani kehidupan yang berkenan kepada Allah. Barangkali Anda ingin merenungkan dan mempelajari ayat-ayat firman Allah yang berhubungan dengan kebenaran-kebenaran tentang Roh Kudus, Anda dapat membacanya dalam Yohanes 14:16-17; 15:26, Kisah Para Rasul 1:5, 7, 8; 4:31, atau 1 Korintus 12:13.<br /><br />Suka Menerima Hadiah<br /><br />Setiap orang suka menerima hadiah, tidak terkecuali orang-orang Kristen. Dari pemberian seseorang, kita mengetahui banyak mengenai siapa pemberi itu. Hadiah-hadiah biasanya menyatakan kasih, kemurahan hati, pengertian, maupun perhatian pada pihak pemberi. Alkitab berbicara mengenai hadiah-hadiah atau karunia-karunia yang<br />diberikan oleh Roh Kudus kepada kita. Karunia-karunia tidak berwujud hadiah bendawi, melainkan berwujud talenta atau kemampuan yang diberikan oleh Roh Kudus agar kita mampu berbakti dan melayani Allah dengan berhasil. Apa sajakah karunia-karunia itu? Dalam Perjanjian Baru, Paulus memaparkan karunia-karunia itu di berbagai bagian<br />tulisannya. Ada baiknya kita membaca ayat-ayat berikut dengan saksama, kemudian menyusun karunia-karunia tersebut dalam sebuah daftar.<br /><br />"Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota,tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut<br />kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin, siapa yang menunjukkan kemurahan hendaklah ia melakukannya dengan sukacita" (Roma 12:4-8).<br /><br />"Ada rupa-rupa kurunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya" (1 Korintus 12:4-11).<br /><br />"Itulah sebabnya kata nas: 'Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.' Bukankah 'Ia telah naik' berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Efesus 4:8-13).<br /><br />Jelaslah, daftar yang diberikan oleh Paulus di atas bukanlah dimaksudkan untuk mengungkapkan semua karunia yang ada, tetapi untuk menggambarkan betapa banyaknya corak karunia-karunia yang disediakan Tuhan bagi orang-orang percaya dalam gereja. Dengan membandingkan bagian-bagian Alkitab ini, dapatlah kita membuat suatu daftar sebagai contoh yang saksama mengenai semua karunia yang ada. Memang ada bermacam-macam cara untuk menggolongkan karunia-karunia ini. Cara yang berikut barangkali dapat menolong kita.<br /><br />1. Karunia-karunia yang diperlukan untuk kepemimpinan rohani dalam<br /> gereja. Di sini Paulus menyebutkan berbagai bidang kepemimpinan,<br /> yakni: pendeta, pengabar Injil, nabi, guru, dan administrator.<br /><br />2. Karunia-karunia untuk melaksanakan pelayanan rohani kepada<br /> orang-orang lain. Karunia-karunia ini diperlukan untuk melayani<br /> orang-orang sakit, miskin, kecil hati, atau kecewa.<br /><br />3. Karunia-karunia untuk membangun diri sendiri secara rohani.<br /> Karunia-karunia ini adalah karunia iman, berkata-kata dengan<br /> bahasa roh, menafsirkan bahasa roh, dan pengertian rohani.<br /> (1 Korintus 14:6-25).<br /><br />Jadi, kita dapat melihat bahwa Roh Kudus telah menyediakan segala sumber yang perlu untuk menyatakan firman Allah, baik kepada gereja maupun kepada dunia luar. Pertanyaan penting yang kedua ialah, dalam gambaran tersebut, di manakah tempat Anda? Dengan perkataan lain, bagaimana kita dapat memperoleh karunia-karunia ini? Jelas sekali, bahwa Roh Kudus tidaklah memberikan semua jenis karunia kepada satu orang, tetapi setiap orang Kristen diberi-Nya paling sedikit sebuah karunia. Jelaslah bahwa kita tidak mendapat karunia-karunia Roh itu dengan cara menginginkannya, memintanya dengan sangat, atau pun berusaha untuk memperolehnya. Kata Paulus, karunia-karunia itu diberikan oleh Roh Kudus menurut kerelaan-Nya sendiri atau "seperti yang dikehendaki-Nya" (1 Korintus 12:11) atau kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Itulah sebabnya karunia-karunia itu disebut pemberian atau hadiah. Hadiah-hadiah memang diberikan, bukan merupakan hasil dari usaha atau pekerjaan bilamana kita memenuhi syarat-syarat. Kalau tidak demikian, maka itu bukan lagi hadiah.<br /><br />Yang Harus Dihindari<br /><br />Ada dua kekeliruan yang harus kita hindari ketika memikirkan karunia-karunia Roh. Yang pertama ialah kekeliruan dalam mana kita sangat menginginkan karunia-karunia rohani yang paling menakjubkan seperti yang dimiliki oleh orang-orang lain. Rasul Paulus dengan tegas memberi peringatan dalam hal ini. Sering kali, saya menginginkan memiliki karunia dalam bidang musik maupun berceramah secara hebat. Dan bahkan yang lebih hebat lagi, saya mendambakan kemampuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit, bahkan menghidupkan orang mati. Ternyata karunia-karunia yang demikian tidak Tuhan berikan kepada setiap orang percaya. Seandainya karunia-karunia tersebut dapat diminta atau dituntut, maka setiap orang Kristen di dunia ini akan memilikinya. Memang menyembuhkan seseorang dari penyakit kanker yang ganas jelas lebih hebat daripada membawa sekeranjang buah-buahan kepada keluarga yang lapar. Namun, Roh Kudus yang sama yang memberikan kedua karunia itu, baik karunia penyembuhan maupun karunia "kemurahan" dalam melayani orang-orang yang membutuhkan pertolongan (Roma 12:8).<br /><br />Oleh sebab itu, janganlah Anda iri hati atau cemburu melihat Roh Allah memberikan karunia yang lebih menggetarkan kepada orang lain. Sebaliknya, sadarilah apa karunia khusus yang Anda terima dari Tuhan. Kemudian mulailah mengembangkannya. Misalnya, bila Anda diberi Allah talenta atau karunia untuk menasihati, maka mulailah memerhatikan keadaaan di sekitar Anda dan pakailah setiap kesempatan untuk menggunakan karunia itu. Coba pertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengunjungi orang sakit, orang yang berusia lanjut, atau orang yang sedang dilanda kesedihan karena orang yang mereka kasihi meninggal. Berdoalah bersama mereka, bacakanlah firman Tuhan kepada mereka. Tolonglah mereka memenuhi keperluan jasmani mereka, baik dengan memberikan makanan, uang, maupun dengan mengerjakan hal-hal yang tak sanggup mereka kerjakan karena satu atau lain sebabnya. Dengan berbuat demikian, Anda sebenarnya telah memakai karunia yang telah diberikan oleh Roh Kudus kepada Anda.<br /><br />Kesalahan kedua yang sering kita temukan di kalangan Kristen ialah harapan atau anggapan bahwa kita semua harus menerima karunia-karunia yang bersamaan. Rasul Paulus mengatakan bahwa "ada rupa-rupa karunia" (1 Korintus 12:4). Selanjutnya dia menunjukkan bahwa setiap anggota tubuh seseorang memiliki fungsi yang khusus. Itulah sebabnya tidak bijaksana bila kita mengharapkan atau menganggap bahwa orang-orang Kristen lain harus menerima karunia yang sama seperti yang Tuhan berikan kepada kita. Mengenai pembagian karunia-karunia, haruslah kita serahkan sepenuhnya kepada Roh Kudus, karena hanya Dia sendirilah yang berwenang membuat keputusan itu. Mungkin Anda sudah menyadari karunia-karunia Anda. Kadang-kadang Anda dapat memastikan karunia-karunia yang Anda miliki dengan jalan menanyakan kepada teman-teman Kristen Anda yang bijaksana. Mereka akan memberitahukan kepada Anda karunia-karunia apa saja yang mereka dapat lihat dalam diri Anda.<br /><br />Pasar Buah-Buahan<br /><br />Buah-buahan yang sudah terlalu matang atau pun busuk, tidak ada harganya. Ini pelajaran bagi saya ketika saya masih muda. Saya pergi ke sebuah ladang pertanian dan melihat banyak buah apel berserakan di sekitar pohon. Saya heran, mengapa orang tidak mengambil buah apel yang berjatuhan di tanah itu. Sebenarnya lebih mudah memungut buah apel yang berserakan di tanah daripada yang masih melekat di ranting pohon, bukan? Namun, setelah saya menggigit beberapa buah apel yang gugur itu, ternyata sudah terlalu matang semuanya.<br /><br />Dalam Kitab Galatia 5, Rasul Paulus menggambarkan secara bertentangan dua macam buah-buahan. Yang pertama ialah buah yang dihasilkan dari keinginan daging yang penuh dosa. Dalam ayat 19-21, Paulus menyebutnya sebagai "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percederaan, roh pemarah, kedengkian, kemabukan, dan pesta pora". Inilah buah yang busuk itu. Inilah penggambaran Paulus tentang kehidupan yang tidak saleh, di mana orang tersebut hidup dengan mementingkan dirinya sendiri dan hawa nafsunya. Sebaliknya, dalam ayat 22 dan 23, rasul itu berbicara mengenai "buah roh". Inilah mutu yang ditunjukkan oleh orang Kristen yang hidup dalam Roh Kudus. Ia mematuhi hukum Allah yang bersifat rohani, jasmani, dan susila. Apa sajakah mutu yang bagus itu? "Buah Roh" ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri". Supaya mudah, saya golongkan buah ini menjadi tiga kelompok.<br /><br />Kelompok pertama berkaitan dengan mutu yang terdapat dalam hati manusia, yakni kasih, sukacita, dan damai sejahtera". Dengan perkataan lain, seseorang yang rohani atau saleh itu mengaslhi, penuh sukacita, dan memiliki damai sejahtera di dalam hidupnya. Anda tidak dapat menghasilkan buah yang baik atau membuktikan diri sebagai orang Kristen bila Anda suka mengkritik orang dengan penuh kebencian, atau suka mencemoohkan orang. Dan Anda tak dapat menjadi saksi Kristus yang berhasil bila hidup Anda penuh kesuraman dan terus bermuram durja. Dan tak mungkin Anda menjadi orang Kristen yang rohani bila ada suatu pertempuran yang berlangsung dalam diri Anda, sehingga Anda terus memusuhi diri sendiri dan orang-orang lain. Ketiga mutu ini -- kasih, sukacita, dan damai sejahtera -- adalah bukti dari kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus.<br /><br />Kelompok yang kedua ialah berkenaan dengan keadaan dalam suatu hubungan. Paulus menyebutnya "kesabaran, kemurahan, dan kebaikan". Bagaimanakah kita menangani masalah ketidaksabaran? Kita serupa dengan orang Kristen muda yang berdoa, "Tuhan, berilah saya kesabaran dan saya maunya sekarang juga." Sebegitu mudah kita menjadi tidak sabar dalam hubungan-hubungan kita dengan orang lain. Dan bagaimana dengan buah kemurahan hati? Orang Kristen yang benar-benar rohani menunjukkan mutu kemurahan hati dalam hubungannya dengan semua manusia di sekelilingnya. Dengan perasaan malu, kita ingat saat-saat kita tidak bermurah hati terhadap orang lain, baik melalui sikap dan perbuatan maupun melalui kata-kata kita. Kita perlu menunjukkan sifat kelemahlembutan dan kemurahan seperti sifat yang dimiliki Kristus dalam pergaulan kita dengan orang lain. Selanjutnya, mutu yang berkaitan erat dengan kemurahan ialah kebaikan. Ini adalah sifat Kristen yang merupakan bagian yang<br />sebegitu dalam dari diri kita sehingga hal tersebut membedakan kita dari teman-teman lain. Dikatakan bahwa Yesus "berjalan berkeliling sambil berbuat baik" (Kisah Para Rasul 10:38). Kita juga sepatutnya mengisi hidup kita dengan tugas pelayanan ini.<br /><br />Kelompok buah yang ketiga melibatkan disiplin pribadi dan terdiri dari "kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaaan diri". Pertama, seorang Kristen yang sungguh-sungguh rohani adalah orang yang dapat dipercaya. Dia adalah orang yang dapat diandalkan. Jika dia berjanji melakukan apa saja, dia selalu menepatinya. Kedua, lemah lembut. Dia tidak menyombongkan diri atau pun bersikap tidak menghormati orang lain, tidak sok berkuasa, dan tidak suka mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati. Ia tidak memandang remeh orang lain, tetapi sebaliknya ia bersikap lemah lembut dan penuh kasih dalam pergaulannya dengan orang lain. Yang terakhir Paulus mengatakan orang-orang Kristen yang rohani dapat menguasai dirinya. Orang Kristen yang memunyai dan menunjukkan mutu atau "Buah Roh" ini sanggup menguasai amarahnya, selera makan dan minumnya, maupun nafsunya. Karena Roh Allah tinggal di dalam dia, maka dia mampu menguasai dorongan-dorongan yang kuat itu. Memang ini merupakan penguasaan diri, namun kenyataannya orang itu menempatkan diri di bawah penguasaan Roh Kudus.<br /><br />Diambil dan disunting seperlunya dari:<br />Judul buku: Pedoman bagi Orang Kristen Baru<br />Judul asli buku: After You've Said, "I Belive"<br />Penulis: Leroy "Pat" Patterson<br />Penerjemah: Hanna Saragih<br />Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1986<br />Halaman: 64 -- 76<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-89521028603378534542009-06-03T20:14:00.000-07:002009-08-30T11:11:32.437-07:00Indahnya Sebuah Pengampunan (Mazmur 51)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmrFEYAiIw-bAHniVryWEdq85nFsRfLJ62IpGvsWyU4fjTue3Png1kFuEFnHDs9zJhVmnjaWUJ56Sa7ZzQ6fdTt4m_6iiZed48GO7QuB1w6JLfqcVtdJ6vb0CB7_TdHwy5Gq9pGLOJJM/s1600-h/repent.jpeg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 187px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbmrFEYAiIw-bAHniVryWEdq85nFsRfLJ62IpGvsWyU4fjTue3Png1kFuEFnHDs9zJhVmnjaWUJ56Sa7ZzQ6fdTt4m_6iiZed48GO7QuB1w6JLfqcVtdJ6vb0CB7_TdHwy5Gq9pGLOJJM/s200/repent.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375821077358282866" border="0" /></a>Ada tujuh mazmur pengakuan dosa dalam Kitab Mazmur (Mzm. 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143). Mzm. 51 ini merupakan mazmur pengakuan dosa yang paling indah. Ini adalah pengakuan dosa Daud setelah nabi Natan menegur dia karena perzinaannya dengan Batsyeba.<br /><br />Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia tahu bahwa ia telah berdosa. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosanya. Ia tahu bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang pen rahmat (ayat 3). Walau Daud juga bersalah kepada Uria, suami Batsyeba,<br /><span class="fullpost"><br />tetapi ia mengerti bahwa yang terutama ia berdosa kepada Allah. Keberdosaannya membuat ia sadar bahwa ia memang mempunyai natur yang berdosa (ayat 7). Sebab itu ia rela menerima hukuman dari Allah yang adalah adil (ayat 6). Daud kemudian memohon supaya Allah membasuh dia (ayat 9). Daud juga meminta supaya hatinya ditahirkan dan batinnya diperbaharui (ayat 12). Ini sejalan dengan nubuat para nabi mengenai karya keselamatan yang akan Allah kerjakan (lih. Yer. 24:7; Yeh. 36:26). Perkataan Daud agar Allah tidak mengambil Roh-Nya yang kudus dari dirinya merupakan permohonan supaya Allah jangan menolak dia menjadi raja seperti yang telah Allah lakukan pada Saul (ayat 1Sam. 16:14). Untuk itu Daud berjanji akan mengajarkan jalan Tuhan kepada orang-orang lain untuk membawa mereka ke dalam pertobatan setelah Allah memulihkannya (ayat 14-15). Ia kemudian memohon supaya Allah melepaskan dia dari hutang darah tersebut. Daud sadar bahwa bukan darah kambing dan domba yang menghapuskan dosanya, tetapi hanya Allah yang dapat menghapuskan dosa jika ia datang kepada Allah dengan hati yang hancur (ayat 18-19).<br /><br />Pertobatan Daud dari dosa yang begitu mengerikan dan pengampunan Allah yang begitu ajaib menunjukkan bahwa tidak ada dosa apapun yang dapat memisahkan umat Allah dari kasih Allah jika sungguh-sungguh bertobat. Karena itu jangan ragu untuk meminta ampun kepada Tuhan atas semua dosa kita, bagaimanapun najisnya.<br />Sumber : E-SH<br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0Sidikalang, Pak-Pak Barat, Indonesia2.7468597 98.30947962.6611276999999998 98.1927501 2.8325917 98.426209100000008tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-24872729522149847192009-05-31T00:59:00.000-07:002009-08-30T11:15:58.379-07:00Kuasa yang dari Atas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm8EscQ99AHjo9Dd0dGVayUewQOB6nG0DwjPBoxP-opqqujBBDRaLo247CJOnzrNXaTzyGJyBeMVt79Tb3f_dCVCUVY87d4yiVnEKqjlxlKepi4d9o0SNJcBlVHl3mv0IhTuCgBxo6LS0/s1600-h/378E-trail_from_launch.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm8EscQ99AHjo9Dd0dGVayUewQOB6nG0DwjPBoxP-opqqujBBDRaLo247CJOnzrNXaTzyGJyBeMVt79Tb3f_dCVCUVY87d4yiVnEKqjlxlKepi4d9o0SNJcBlVHl3mv0IhTuCgBxo6LS0/s200/378E-trail_from_launch.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375822209833380114" border="0" /></a>Kisah Para Rasul 2:1-13<br />Ucapan selamat apa yang tepat diucapkan kepada sesama orang percaya pada Hari Pentakosta? Selamat atas kuasa yang dari Atas yang sudah dicurahkan kepada Anda! Hari Pentakosta merupakan hari dimulainya penggenapan janji Kristus kepada para murid-Nya sesaat sebelum kenaikan-Nya. Janji itu adalah bahwa mereka akan menerima kuasa untuk melaksanakan misi yang mereka emban dari-Nya.<br /><br />Penggenapan itu mulai dengan turunnya Roh Kudus ke atas para murid sehingga mereka mengalami kuasa-Nya. Pertama, mereka mendapatkan karunia berkata-kata di dalam berbagai bahasa asing. Saat itu, hari raya Pentakosta menurut tradisi PL. Semua orang Yahudi, baik yang di Palestina maupun yang dari luar Palestina, berkumpul merayakannya di Yerusalem. Orang-orang Yahudi nonPalestina masing-masing memiliki<br /><span class="fullpost"><br />bahasa menurut daerah tempat tinggal mereka. Orang-orang Yahudi inilah yang menjadi saksi para rasul bisa berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka masing-masin (ayat 6-11). Memang beberapa orang yang mendengarkan hal itu, mencemooh para rasul sebagai sedang mabuk sehingga mengoceh tidak karuan (ayat 13). Sangat mungkin para pencemooh ini berasal dari Palestina sehingga tidak mengerti bahasa-bahasa nonPalestina. Kedua, para murid mendapatkan keberanian untuk berkata-kata di depan publik. Sebenarnya mereka berkumpul di satu tempat saja di sebuah rumah (ayat 1). Namun saat Roh Kudus mengurapi mereka, mereka ke luar dan berbicara di tengah-tengah kerumunan orang Yahudi yang sedang beribadah di sekitar bait Allah.<br /><br />Bagaimana kita merayakan Pentakosta? Pertama, dengan menaikkan syukur atas kuasa Roh yang menaungi gereja dan orang percaya untuk memberitakan Injil dengan berani. Kedua, dengan memperlengkapi dan mengutus orang percaya untuk pergi ke seluruh dunia membawa berita Injil itu. Mari mulai dari diri kita sendiri. Mungkin Tuhan sedang menggerakkan hati kita untuk menyerahkan diri memenuhi panggilan-Nya. Jangan tunda apalagi tolak panggilan-Nya.<br />Sumber : E-SH<br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-44743080962800781842009-05-28T21:35:00.000-07:002009-05-28T21:38:34.221-07:00Aman dalam Perlindungan Allah (Mazmur 48)"Allah adalah kasih", itulah pernyataan yang agung dan sangat berharga bagi kita sebagai umat Allah. Namun sayangnya banyak orang percaya kemudian mendenifisikan kasih Allah sebagai kasih yang memanjakan, yang tidak menuntut, dan yang membiarkan kejahatan tidak dihukum. Nas hari ini menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah yang menegakkan keadilan dan memberikan penghakiman yang dahsyat kepada orang-orang fasik.<br /><br />Saat murka Allah dinyatakan maka kegentaran menimpa raja-raja yang berkumpul melawan Dia (ayat 5-7). Kesakitan yang dahsyat menimpa raja-raja tersebut sehingga dikatakan mereka kesakitan seperti perempuan yang akan melahirkan (ayat 7). Murka Allah tersebut disambut baik oleh umat Allah dan mereka pun memuji Allah yang telah <br /><span class="fullpost"><br />menegakkan keadilan (ayat 11). Umat bersorak-sorai karena penghukuman Tuhan atas bangsa-bangsa itu (ayat 12). Mereka memuji Allah, yang telah me-lepaskan Sion dari musuh-musuhnya. Yerusalem menjadi aman karena berkat dan perlindungan Allah. Sejak semula Allah memang selalu menyelamatkan umat-Nya dengan menghakimi bangsa-bangsa dan orang-orang fasik. Allah me-nyelamatkan umat Israel dari perbudakan Mesir dengan menjatuhkan 10 tulah atas orang Mesir dan menenggelamkan kereta-kereta kuda Mesir di Laut Merah.<br /><br />Banyak orang yang mencela tindakan Allah yang meme-rintahkan bangsa Israel menumpas habis orang Kanaan. Na-mun kita harus menyadari bahwa dalam hal ini, Allah sedang menyatakan keadilan dan penghakiman kepada orang Kanaan (band. Kej. 15:16). Begitu pula dalam nas hari ini pemazmur dan umat Allah melihat murka Allah terhadap bangsa-bangsa sebagai suatu penegakan keadilan dan mereka bersukacita atas tindakan Allah yang Maha Adil. Kita harus dapat melihat bahwa selain penuh kasih, Allah juga adil, Ia akan menghukum setiap kejahatan dengan keras. Allah yang demikian seharusnya memberi rasa aman dan penghiburan bagi kita yang berlindung pada-Nya.<br />Sumber : e-SH<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-29321664851079803692009-05-27T08:01:00.000-07:002009-05-27T08:05:19.077-07:00Sang Mesias dan Mempelai-Nya (Mazmur 45)Nas ini menggambarkan seorang raja agung pada hari pernikahannya. Sang raja digambarkan sebagai yang terelok, penuh kemurahan, dan diberkati Allah (ayat 3). Ia juga digambarkan sebagai pahlawan agung yang menegakkan kebenaran dan keadilan (ayat 4-5). Ia akan menghancurkan musuh-musuhnya dan akan menaklukkan segala bangsa di bawah kakinya (ayat 6). Raja yang digambarkan demikian agung dan mulia tentu merupakan raja yang sangat luar biasa. Ayat 7 secara harfiah berkata "Takhtamu ya Allah, tetap untuk sete-rusnya dan selamanya" (LAI menerjemahkannya sebagai "Takhtamu kepunyaan Allah . . . ."). Ternyata raja yang dimaksud adalah Allah sendiri. Dengan demikian mazmur ini adalah mazmur mesianik, yang menunjuk kepada Kristus.<br /><span class="fullpost"><br />Sang mempelai wanita digambarkan tunduk kepada sang mempelai pria sebagai raja dan tuannya (ayat 12), dan bukan lagi kepada bangsanya dan seisi rumah ayahnya (ayat 11). Dengan menundukkan diri kepada sang calon suami, sang mempelai wanita mendapat kehormatan karena orang-orang yang tunduk kepada suaminya juga tunduk kepada dia dan membawa banyak hadiah (ayat 13). Sang mempelai wanita dibawa ke hadapan sang mempelai pria dalam keindahan dan keagungan, serta dengan teriakan sukacita (ayat 14-16). Mempelai pria kemudian dijanjikan masa depan yang penuh dengan anak-anak yang akan memerintah di seluruh bumi dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (ayat 17-18).<br /><br />Karena merupakan mazmur mesianik, ini merupakan gambaran ketika Gereja sebagai mempelai wanita akan dipersembahkan kepada Sang Raja yang adalah mempelai pria. Sang mempelai wanita akan dipersembahkan sebagai perawan suci kepada Kristus (ayat 2Kor. 11:2). Gereja akan diberikan kehormatan yang luar biasa dan akan memerintah bersama-sama Sang Raja (ayat 2Tim. 2:12).<br /><br />Kitalah Gereja yang akan dipersiapkan menjadi mempelai Yesus Kristus yang kudus dan mulia. Maka menjadi bagian kitalah untuk memelihara kehidupan yang kudus dan mulia.<br />Sumber : E-SH<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-84725152604054689402009-05-24T20:50:00.000-07:002009-05-24T20:52:54.244-07:00Menjadi Saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:1-11)Apa yang menjadikan peristiwa di perikop pertama Kisah Para Rasul ini istimewa? Pertama, Yesus berulang kali menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya untuk meyakinkan mereka bahwa Dia sungguh sudah bangkit (ayat 3). Kedua, Yesus menjanjikan Roh Kudus akan membaptis mereka untuk memperlengkapi mereka dalam tugas panggilan menjadi saksi Kristus (ayat 4, 8). Ketiga, Yesus naik ke surga sebagai tanda bahwa tugas-Nya di dunia ini sudah selesai(ayat 9).<br /><br />Respons para murid sebenarnya cukup memprihatinkan. Di saat kebangkitan Yesus memberi pengharapan baru bagi mereka yang sempat kehilangan asa, ternyata konsep berpikir mereka masih keliru (ayat 6). Mereka masih berpikir bahwa Yesus akan menegakkan kerajaan Israel seperti pada masa lampau (PL). Bila demikian, tentu Yesus akan menjadi Raja dan mereka sendiri akan menduduki jabatan-jabatan penting di sekitar Dia.<br /><span class="fullpost"><br />Sebenarnya Yesus mengajarkan mereka mengenai Kerajaan Allah (ayat 3b) yang bersifat rohani. Yaitu Kerajaan Allah yang ditegakkan melalui kematian-Nya di kayu salib yang menga-lahkan kuasa dosa dan melalui kebangkitan-Nya yang mengalahkan kuasa maut. Kerajaan Allah yang bersifat rohani ditegakkan ketika manusia tunduk dan mengakui kedaulatan Allah atas hidupnya. Untuk menegakkan kerajaan Allah seperti itu tentu bukan dengan kekuatan manusia, melainkan kekuatan Allah sendiri. Itu sebabnya Yesus meminta mereka menanti di Yerusalem sampai Roh Kudus turun atas mereka. Baru dengan kuasa yang dari Atas tersebut mereka dimampukan menjadi saksi Kristus untuk penegakan Kerajaan Allah di atas muka bumi ini.<br /><br />Ingat orang Kristen dan gereja punya tugas mulia memberitakan Injil agar manusia berdosa dibebaskan dari be-lenggu dosa untuk dapat menyembah Allah sebagai Raja. Sudahkah Anda memberi diri dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga kuasa-Nya memampukan Anda menjadi saksi-Nya di mana pun Anda berada?<br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-2803151899114972572009-05-24T06:15:00.000-07:002009-05-24T06:20:25.318-07:00Supaya Genap Dua Belas(Kisah Para Rasul 1:15-26)<br />Mengapa Yudas perlu digantikan? Pertama, agar jumlah rasul tetap utuh dua belas sebagaimana pertama kali Tuhan Yesus memilih para murid-Nya. Angka dua belas penting bagi umat Yahudi karena mereka sendiri terdiri dari dua belas suku. PL memang mencatat Tuhan menghukum keras suku-suku Israel karena keberdosaan mereka. Namun PL juga menjanjikan pemulihan terhadap mereka. Mereka dikatakan akan dipersatukan kembali, seperti masa dua belas suku bersatu. Yesus telah menubuatkan kedua belas rasul pilihan-Nya bahwa mereka akan memimpin umat Tuhan bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya kelak (Mat. 19:28). Ini senada dengan kutipan Mazmur oleh Petrus di ay. 20a bahwa musuh Tuhan harus dimusnahkan (Mzm. 69:26), dan ja-batannya harus digantikan (Mzm. 109:8). Agar kekristenan diterima dan diakui orang Yahudi maka dua belas rasul merupakan pasangan yang tepat dengan dua belas suku Israel.<br /><span class="fullpost"><br />Alasan kedua, Yudas harus digantikan untuk mengemba-likan keutuhan dan kemurnian keduabelas rasul yang dinodai oleh pengkhianatan dirinya. Petrus memaparkan kematian Yudas yang mengerikan sebagai upah kejahatannya (ayat 18-19). Pengganti Yudas harus memenuhi syarat, seorang yang per-nah bersama Yesus semasa hidup-Nya dan juga menjadi saksi bagi kebangkitan Kristus (ayat 21-22). Namun yang paling penting adalah, proses pemilihan itu secara final diserahkan kepada Tuhan Yesus sendiri, agar Dia yang menentukan(ayat 24-25).<br /><br />Apa yang dilakukan Petrus dan murid-murid Yesus lainnya mungkin tidak lazim bagi kita yang hidup pada masa kini, tetapi memiliki makna yang penting secara teologis. Pertama, penyelesaian masalah di gereja selalu harus berdasarkan kebenaran firman Tuhan yang digali dan diterapkan secara tepat. Kedua, dosa harus cepat dibereskan. Ketiga, kepemimpinan harus memenuhi kriteria tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan. Yang terakhir, melalui doa yang sungguh-sungguh gereja menyerahkan keputusan final pada Tuhan bukan pada kebijaksanaan manusia.<br />Sumber : e-SH <br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-63214481301048592892009-05-17T20:03:00.000-07:002009-05-17T20:11:37.100-07:00Mati bagi Dosa, Hidup bagi Kristus<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii3cN5lCWc5UCLcpvot2ET-vJ7JaRIE1HspQ2GTTNTAgKDk9j6CUuCISxnR1JEjZQyg0jRLj-9u2LKtSziP3-j7Ymk9H5wR6v1MgYj8bui9HNnzQDW2HxSjhDYyobFRcbXOn1tKsXoMu0/s1600-h/pg07aGospelMsg.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 116px; height: 99px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii3cN5lCWc5UCLcpvot2ET-vJ7JaRIE1HspQ2GTTNTAgKDk9j6CUuCISxnR1JEjZQyg0jRLj-9u2LKtSziP3-j7Ymk9H5wR6v1MgYj8bui9HNnzQDW2HxSjhDYyobFRcbXOn1tKsXoMu0/s200/pg07aGospelMsg.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336996225689562514" border="0" /></a>Dosa manusia membuat kasih karunia Allah tercurah sehingga manusia menerima pembenaran. Lalu bolehkah kita berbuat dosa terus supaya kasih karunia Allah terus menerus mengalir atas kita (ayat 1)? Pertanyaan ini sebenarnya menggelikan. Bagaimana mungkin seorang anak berpikir un-tuk melawan orang tuanya karena tahu bahwa orang tuanya akan memaafkan dia?<br /><br />Lahir baru membuat dosa tidak lagi berkuasa atas kita karena Kristus telah mati untuk menebus kita. Kita telah bebas dari pengaruh dosa karena kesatuan kita dengan Kristus. Lalu bagaimana mungkin orang yang telah mati bagi dosa kemudian hidup dalam dosa (ayat 2)? Yang mati dan bangkit bersama Kristus sepantasnya hidup bagi Kristus. Kita harus tunduk pada Kristus karena Dialah yang sekarang menjadi Tuan kita. Ini bukan pilihan, melainkan tugas yang harus dilakukan oleh setiap orang Kristen.<br /><span class="fullpost"><br />Persekutuan kita dengan Kristus akan berdampak pada proses pengudusan yang progresif. Hendaknya kita tidak lagi menggunakan tubuh kita untuk melakukan dosa karena kita bukan budak dosa lagi (ayat 5-6). Dosa bukan lagi tuan kita. Ketika kita mati bagi dosa maka hubungan kita dengan dosa pun berubah. Tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya. Dosa tidak lagi memiliki kuasa atas kita. Yang mati terhadap dosa tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi taat di dalam Kristus sehingga hidup bagi Allah.<br /><br />Ciri pengikut Kristus adalah sifat-sifatnya yang baru. Tabiat dan kebiasaan lama tidak ada lagi, sudah terkubur. Yang baru bangkit dan tumbuh bersama Kristus, menghasilkan banyak buah. Seluruh anggota tubuh dipakai untuk tujuan yang berbeda. Kalau dulu penuh keluh kesah dan sumpah serapah, kini penuh syukur dan pujian. Yang biasa mencela kemudian menghibur dan memberi semangat. Yang malas jadi rajin dan suka menolong. Yang serakah dan mementingkan diri sendiri kemudian jadi murah hati, suka berbagi, dan berusaha mengerti masalah/posisi orang lain.<br />Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/05/17/">e-SH</a><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-78380089680478889092009-05-09T03:06:00.000-07:002009-05-09T03:12:18.924-07:00Dididik untuk Taat (Filipi 2:12-16)Dalam hal apa ketaatan dan keselamatan berhubungan? Dalam hal ketaatan menghasilkan keselamatan, dan wujud keselamatan berintikan ketaatan.<br /><br />Jangan salah sangka. Kita selamat bukan oleh ketaatan. Alki-tab menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah tanpa syarat. Persyaratan yang Allah tuntut sudah dibayar oleh ketaatan hidup dan kematian Kristus. Maka perolehan kesela-matan tidak melibatkan andil apa pun di pihak kita. Kita hanya memercayai janji dan undangan Injil serta memercayakan hidup kepada Yesus, dan kita selamat.<br /><br />Bukan saja akibat ketidaktaatan Adam yang diubah oleh ketaatan Yesus yang menghasilkan keselamatan kita. Ketaatan Yesus pun menghasilkan dalam orang percaya kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan. Lalu apakah ketaatan sesudah kita diselamatkan <br /><span class="fullpost"><br />harus kita perjuangkan sendiri atau sepenuhnya hasil anugerah Allah? Dan bagaimana kita mengalami ketaatan itu bila nyata-nyata pengaruh dosa masih se-ring mendorong kita untuk tidak taat? Unsur apa saja yang men-dukung terwujudnya ketaatan dalam hidup kita?<br /><br />Kita patut bersyukur akan janji firman ini. Ketaatan bukan hasil perjuangan kekuatan manusiawi kita. Bukan hasil resolusi akhir tahun, bukan dengan jalan memompa kehendak, tidak juga karena berbagai teknik pemotivasian diri. "Allahlah yang mengerjakan ... baik kemauan maupun pekerjaan" (ayat 13). Roh Allah tinggal di dalam orang yang menjadi milik Kristus (Rm. 8:14-17). Ia bekerja menciptakan hasrat baru di dalam kita, yaitu hasrat menaati Allah. Tidak hanya sampai di hasrat, tetapi Ia bekerja sampai hasrat itu terwujud dalam tindakan ketaatan kita sehari-hari. Maka tindakan ketaatan kita sekadar mengikuti dorongan dan karya Roh di dalam kita.<br /><br />Prinsip ini melibatkan proses pendidikan dari Allah yang kita alami sebagai perjuangan berat. Pendidikan untuk taat akan melibatkan sikap takut dan gentar. Melibatkan kesediaan untuk mengganti tolak ukur duniawi dengan pertimbangan alkitabiah. Akan juga melibatkan latihan untuk tidak bersungut dalam berelasi. Namun bila kita jalani karya dan daya Roh dalam kita, perlahan tapi pasti kita akan memancarkan keajaiban anugerah-Nya.<br />Sumber : <a href="harus kita perjuangkan sendiri atau sepenuhnya hasil anugerah Allah? Dan bagaimana kita mengalami ketaatan itu bila nyata-nyata pengaruh dosa masih se-ring mendorong kita untuk tidak taat? Unsur apa saja yang men-dukung terwujudnya ketaatan dalam hidup kita? Kita patut bersyukur akan janji firman ini. Ketaatan bukan hasil perjuangan kekuatan manusiawi kita. Bukan hasil resolusi akhir tahun, bukan dengan jalan memompa kehendak, tidak juga karena berbagai teknik pemotivasian diri. "Allahlah yang mengerjakan ... baik kemauan maupun pekerjaan" (ayat 13). Roh Allah tinggal di dalam orang yang menjadi milik Kristus (Rm. 8:14-17). Ia bekerja menciptakan hasrat baru di dalam kita, yaitu hasrat menaati Allah. Tidak hanya sampai di hasrat, tetapi Ia bekerja sampai hasrat itu terwujud dalam tindakan ketaatan kita sehari-hari. Maka tindakan ketaatan kita sekadar mengikuti dorongan dan karya Roh di dalam kita. Prinsip ini melibatkan proses pendidikan dari Allah yang kita alami sebagai perjuangan berat. Pendidikan untuk taat akan melibatkan sikap takut dan gentar. Melibatkan kesediaan untuk mengganti tolak ukur duniawi dengan pertimbangan alkitabiah. Akan juga melibatkan latihan untuk tidak bersungut dalam berelasi. Namun bila kita jalani karya dan daya Roh dalam kita, perlahan tapi pasti kita akan memancarkan keajaiban anugerah-Nya.">E-SH</a><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-22738276787134409662009-05-05T22:02:00.000-07:002009-05-05T22:07:07.376-07:00Tidak Percaya Berakhir Binasa (Roma 1:18-32)Berdusta, mencuri, menipu, sering kita sebut sebagai dosa. Namun apakah makna dosa yang sesungguhnya? Dosa adalah ketidakpercayaan kepada Allah. Mengapa orang tidak percaya kepada Allah? Apakah karena Allah tidak me-nyatakan diri kepada mereka?<br /><br />Sesungguhnya tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mengetahui bahwa Allah ada. Bentangan langit dan alam semesta merupakan penyataan keberadaan Allah. Seperti kita dapat mengenal seorang penulis melalui tulisannya, atau seorang pelukis melalui lukisannya, begitu pula kita dapat mengenal Allah melalui karya cipta-Nya. Siapakah yang tidak kagum melihat Danau Toba atau keindahan dunia bawah laut di Bunaken, tetapi tidak takjub pada kuasa Pribadi yang menciptakan semua itu? Seharusnya manusia merespons Allah yang berkuasa itu dengan pujian dan penyembahan (ayat 21). Namun apa yang terjadi? Tindak tanduk manusia malah menunjukkan perlawanan pada Allah. Segala <br /><span class="fullpost"><br />perbuatan manusia seolah-olah memperlihatkan anggapan bahwa Allah tidak ada: menindas kebenaran dengan kelaliman (ayat 18), menyembah berhala (ayat 23, 25), dan mengganti hubungan yang wajar dengan suami/istri dengan sesuatu yang menjijikkan yaitu hubungan sesama jenis/homoseksual (ayat 26-27). Penolakan terhadap Allah mengarahkan orang pada penyembahan berhala dan kemudian berlanjut pada kehidupan amoral. Maka Allah akan menghukum mereka. Bukan hanya nanti, tetapi juga kini. Mereka dihukum dengan mendapatkan apa yang mereka inginkan (ayat 24, 27 b). Terdengar enak? Tidak juga. Ketidakpercayaan pada Allah akan mengarahkan orang pada kehidupan tanpa Allah. Berbuat semaunya tanpa kendali dari Allah hanya akan membawa manusia pada kebinasaan kekal.<br /><br />Betapa mengerikan dampak dosa bagi manusia. Bermula dari ketidakpercayaan dan berakhir pada kebinasaan. Anda tentu tidak ingin binasa, begitu pula dengan orang-orang di sekitar Anda. Karena itu bicarakan hal ini dengan mereka juga agar mereka percaya kepada Allah dan tidak binasa.<br />Sumber : <a href="http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/05/05/">Sabda</a><br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-82681667505445937392009-05-01T19:25:00.000-07:002009-05-01T19:30:21.371-07:00Menang dalam Pencobaan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXMM92nYrYx7QLa_8fQr41I0TwoV6FSnfrohACIjCIJ1_BtyPbKXNnbiUP_9cqCeGkiQAUn62GdowPsJzi8P5vBBhNDRIF7V8DtiW4Z5QN39UwFXGQU9nf6SXK-vX9HWjLsHcu2M0bumM/s1600-h/images.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 135px; height: 90px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXMM92nYrYx7QLa_8fQr41I0TwoV6FSnfrohACIjCIJ1_BtyPbKXNnbiUP_9cqCeGkiQAUn62GdowPsJzi8P5vBBhNDRIF7V8DtiW4Z5QN39UwFXGQU9nf6SXK-vX9HWjLsHcu2M0bumM/s200/images.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5331048229401122578" border="0" /></a>Pencobaan macam apa yang Anda alami? Tiap orang mengalami pencobaan berbeda-beda. Yang sama ialah tak seorang Kristen pun hidup tanpa pencobaan. Maka Tuhan mengingatkan kita untuk berjaga-jaga agar jangan jatuh dalam pencobaan (Mrk. 14:38), Yakobus pun memberi penghiburan (Yak. 1:2,12). Dan sesuai ajaran Tuhan kita memohon, "jangan bawa kami ke dalam pencobaan" (Mat. 6:13).<br /><br />Selama kita di dunia ini, kita hidup dalam lingkungan yang berpotensi mencobai kita untuk berdosa. Indra kita dengan mudah menangkap sinyal-sinyal pencobaan dari sekitar kita. Mau rakus, mau tamak, mau cabul, mau benci, mau duniawi, mau kejam, mau menyembah berhala modern? Lihat saja ke depan, ke belakang, atau ke mana pun, semua itu siap membelit kita. Lebih celaka lagi, di dalam kita ada suatu kecenderungan yang bila tidak terus menerus kita percayakan pada kuasa penyucian Roh-Nya, akan mendorong kita untuk menomplok pencobaan tadi.<br /><span class="fullpost"><br />Lebih dari kita, Tuhan ingin kita menang, kuat, dan sesuci Dia. Lalu mengapa Ia membiarkan kita hidup dalam pencobaan? Pertama, Ia tidak membiarkan, Ia setia menyertai. Ia mengendalikan apa yang boleh mencobai kita, apa yang tidak. Ia siap memberi jalan keluar agar kita menang. Kedua, pencobaan dialami umat Tuhan di segala tempat dan abad. Ada yang jatuh, ada yang menang. Meski jatuh pun, Allah menolong, menegur, memberi jalan pertobatan dan pemulihan (kisah Daud, Petrus, Paulus dan Barnabas). Yang menang seperti Yusuf, juga bukan karena sifatnya istimewa tetapi karena mengimani campur tangan dan kebaikan-Nya. Jadi, tak ada pilihan selain hidup dalam pencobaan, dan kita akan mengalami penyertaan, pertolongan, pemurnian dari Tuhan.<br /><br />Apa tanggung jawab kita? Berjaga-jaga terhadap semua yang berpotensi dosa. Jangan biarkan standar ganda. Bukan hanya membunuh, membenci pun dosa. Bukan saja berzina, menginginkan dengan hati pun berzina. Bukan hanya percaya ilah palsu, serakah pun sama dengan menyembah berhala! Hanya jika kita berpegang pada firman-Nya dan sepenuhnya bergantung pada kemurahan-Nya, kita yang lemah ini, bisa dibuat-Nya menjalani proses kemenangan.<br />http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/05/02/<br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-19998725728040993052009-04-01T07:29:00.000-07:002009-04-01T07:34:30.252-07:00SIAPA YANG MENYALIBKAN TUHAN YESUS?Tanya:<br /><br />Siapa yang menyalibkan Tuhan Yesus? Mengapa Ia harus disalib dan siapa yang bertanggung jawab atas kematian-Nya?<br /><br />Jawab:<br /><br />Suatu tragedi telah terjadi kurang lebih 2000 tahun yang lalu, tatkala seorang yang bernama Yesus dijatuhi hukuman mati dan disalib di atas Bukit Golgota. Bukankah di mata rakyat jelata, Yesus dianggap sebagai Nabi besar, bahkan dipandang sebagai seorang Mesias, yaitu seorang yang diutus Allah untuk membebaskan umat-Nya dari cengkeraman dosa dan kematian? Tetapi mengapa Yesus disalib? Siapa yang bertanggung jawab atas kematian-Nya?<br /><br />Mungkin dengan spontan orang akan menjawab, Yudas Iskariotlah yang harus bertanggung jawab atas kematian Yesus. Memang Yudas adalah murid Tuhan Yesus, tetapi kemudian ia mengkhianati Tuhan. Ia berjanji sanggup menyerahkan Yesus di tangan orang-orang jahat, asal saja dengan imbalan jasa yang berupa uang. Hal ini disetujui, maka terjadilah penangkapan Yesus di taman yang sepi, Taman Getsemani.<br /><br /> <br /><span class="fullpost"><br />Maka ada orang yang mengatakan bahwa Sanhedrinlah yang harus bertanggung jawab atas penyaliban Yesus. Dari Getsemani, Yesus dibawa ke pengadilan Yahudi, Sanhedrin namanya. Di situ, Yesus dikeroyok dengan tuduhan-tuduhan palsu yang bertubi-tubi. Karena palsu, tuduhan-tuduhan itu tidak mengenai sasarannya. Maka para Farisi merasa sangat jengkel dan mendesak Yesus untuk menjawab hanya satu pertanyaan saja: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah atau tidak?" Jawab Yesus: "Benar, engkau telah mengatakannya." Maka imam besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia sudah menghujat Allah, untuk apa kita perlu saksi lagi?" Dengan demikian, Sanhedrinlah yang telah menjatuhi hukuman mati atas Yesus.<br /><br />Memang, oleh Sanhedrin, Yesus telah divonis sebagai orang yang tidak dapat diampuni dosanya. Karena Ia melanggar "kehormatan Allah". Tetapi Sanhedrin tidak berhak untuk menjalankan hukuman tersebut. Maka oleh orang Yahudi, Yesus telah dibawa ke pengadilan penguasa Romawi yang pada waktu itu menguasai bangsa Yahudi. Di dalam pengadilan kedua ini, Pontius Pilatus bertanya kepada penuduh: "Apa yang kau tuduhkan terhadap Yesus ini?" Jawab mereka: "Jikalau orang ini bukan orang jahat, tiada juga kami menyerahkan Dia kepada tuan." Alasan ini kurang jelas bagi Pilatus, karena itu ia mendesak supaya mereka mengajukan hal-hal yang konkret. Para pemimpin Yahudi berpikir: "Tentu Pilatus tidak mau menjatuhi hukman mati, kalau alasannya hanya Yesus mengaku Anak Allah", karena itu mereka datang dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat sebagai berikut:<br /> 1. Ia menyesatkan bangsa Yahudi,<br /> 2. Ia melarang orang membayar pajak,<br /> 3. Ia mengatakan diri-Nya sendiri Raja (dalam arti, untuk menandingi<br /> dan melawan kaisar Romawi).<br /><br />Setelah Pilatus mengadakan dialog dengan Yesus, Pilatus mengambil kesimpulan bahwa Yesus tidak bersalah apa-apa. Yesus tidak memunyai keinginan jahat, bukan orang yang memberontak terhadap pemerintahan Romawi. Lalu Pilatus keluar mendapatkan orang-orang Yahudi dan mengumumkan pembebasan Yesus dari tuduhan-tuduhan mereka: "Aku ini tidak mendapati suatu kesalahan pun pada-Nya."<br /><br />Seharusnya sampai di sini proses pengadilan itu sudah dapat diakhiri dengan pembebasan Yesus. Akan tetapi, karena desakan-desakan politis, ancaman-ancaman, dan intimidasi dari pihak pemimpin agama Yahudi, Pilatus yang mula-mula berdiri tegak hendak melepaskan Yesus, akhirnya terpaksa menyerah kalah terhadap tuntutan-tuntutan orang Yahudi itu, sehingga karena habis akal ia menyerahkan Yesus ke tangan mereka untuk disalibkan.<br /><br />Dari pembahasan di atas, seolah-olah ada tiga pihak yang harus bertanggung jawab atas kematian Yesus, yaitu: Yudas, pemimpin-pemimpin orang Yahudi, dan Pilatus. Tetapi hal ini masih belum menyatakan keseluruhan fakta, mengapa Yesus mati, sebab kematian Yesus sudah diizinkan, bahkan telah ditentukan, oleh Allah Bapa seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 27-28, "Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau tentukan dari semula ole kuasa dan kehendak-Mu."<br /><br />Dengan demikian, kita mengetahui bahwa kematian Yesus adalah "maksud dan rencana" Allah Bapa. Namun, Bapa tidak pernah memaksakan Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya. Yesus berkata: "Tidak seorang pun mengambil dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali" (Yoh. 10:18).<br /><br />Kalau begitu, Yesus sendirilah yang dengan rela hati menyerahkan nyawa-Nya untuk disalib dan mati. Dan Dialah yang bertanggung jawab atas kematian-Nya sendiri.<br /><br />Tetapi hal ini pun belum membentangkan kisah yang sempurna tentang kematian Yesus. Mengapa Yesus merelakan diri-Nya untuk mati di atas kayu salib? Alkitab mengatakan bahwa "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci" (1 Kor. 15:3). "Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibr. 2:9). Paulus juga mengatakan bahwa Yesus "yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Gal.2:20)<br /><br />Dengan demikian, kita boleh mengambil kesimpulan bahwa kitalah, yaitu umat manusia secara individual, yang telah menyalibkan Yesus. Orang-orang berdosa yang menyebabkan Yesus mati di atas kayu salib. Kitalah orang-orang durhaka yang harus bertanggung jawab atas kematian Kristus Yesus.<br /><br />Demikianlah tragedi penyaliban Tuhan Yesus telah digenapi menurut rencana Allah dalam rangka menyelamatkan isi dunia ini. Memang Yesus sudah mati bagi dosa kita. Namun, pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati, membuktikan bahwa Ia telah sukses menunaikan misi yang dibebankan Bapa kepada-Nya, supaya barang siapa yang percaya akan Dia jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).<br /><br /> Diambil dan disunting seperlunya dari:<br /> Judul buku: Menjawab Pertanyaan Kontemporer<br /> Penulis: David Pan Purnono<br /> Penerbit: Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 1994<br /> Sumber online: Situs Christian Counseling Center Indonesia<br /> Alamat url: http://c3i.sabda.org/bab_ii_tentang_yesus_kristus<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-45559431969249648912009-04-01T07:21:00.000-07:002009-04-01T07:26:39.055-07:00TUJUAN YESUS MEMIKUL SALIB<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3bupsifb5Veqd04tuZyy2ULoPlb8OxqQZCcI2WG2-3F2Z_k7o0H1lW3q_rYV8CcHDeeI5572-ySbtXFyPCZ_xDG10aNg7JSwK3KgJL9Rhxbb1RnrErK6SXPLsTlmtmFS92mKBxdq2fC0/s1600-h/passion1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 172px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3bupsifb5Veqd04tuZyy2ULoPlb8OxqQZCcI2WG2-3F2Z_k7o0H1lW3q_rYV8CcHDeeI5572-ySbtXFyPCZ_xDG10aNg7JSwK3KgJL9Rhxbb1RnrErK6SXPLsTlmtmFS92mKBxdq2fC0/s200/passion1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319729274203037922" border="0" /></a><br />Tujuan Yesus memikul salib dibagi dua. Yang pertama adalah menghapuskan dosa manusia (Mat. 26:28; Rm. 6:6-11). Yang kedua adalah Tuhan Allah dan Yesus datang kepada batin orang yang sudah dihapuskan dosanya, lalu bersatu dengannya (Kis. 2:36-38; Gal. 2:20; Rm. 8:9-11). Sebelum Yesus memikul kayu salib, Roh Allah belum diberikan kepada para pengikut-Nya (Yoh. 7:38-39). Yesus meniupkan napas-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, "Terimalah Roh Allah." Sebelum Yesus diangkat ke surga, Dia memberi perintah kepada mereka agar menunggu kedatangan Roh Allah yang sudah dijanjikan-Nya serta menjadi saksi-saksi untuk-Nya di Yerusalem, di seluruh Yudea di Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Kemudian, Dia diangkat ke surga (Kis. 1:4-8). Lalu, pada hari Pentakosta mereka dikuasai oleh Roh Allah dan menyebarkan kabar baik tentang Yesus Kristus(Kis. 2:1-4). Ini berarti bahwa Yesus memikul kayu salib untuk menghapuskan dosa para pengikut-Nya dan Roh Allah yang meninggalkan manusia karena dosanya, datang kembali kepada para pengikut-Nya yang tidak berdosa. Di manakah Tuhan Yesus yang memikul kayu salib untuk menghapuskan dosa kita? Mari kita baca firman-Nya dan percaya pada-Nya.<br /><br />Gal. 2:20, "Sekarang bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya. Hidup ini yang saya hayati sekarang adalah hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi saya dan yang telah mengurbankan diri-Nya untuk saya." (BIS)<br /><span class="fullpost"><br />Yoh. 14:20, "Bila tiba hari itu, kalian akan tahu bahwa Aku bersatu dengan Bapa, kalian bersatu dengan Aku, dan Aku bersatu dengan kalian." (BIS)<br /><br />Why. 3:20, "Lihat! Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk. Kalau ada orang yang mendengar suara-Ku, dan membuka pintu, Aku akan masuk menemui dia; Aku akan makan bersama-sama dia dan ia makan bersama-sama Aku." (BIS)<br /><br />Gal. 4:6, "Karena kalian adalah anak-anak Allah, Allah menyuruh Roh Anak-Nya masuk ke dalam hati Saudara dan hati saya, yaitu Roh yang berseru, 'Bapa, ya Bapaku.'" (BIS)<br /><br />Rm. 8:9-11, "Tetapi kalian tidak hidup menurut tabiat manusia. Kalian hidup menurut Roh Allah–kalau, tentunya, Roh Allah sungguh-sungguh memegang peranan di dalam dirimu. Orang yang tidak memunyai Roh Kristus, orang itu bukanlah kepunyaan Kristus. Tetapi kalau Kristus hidup di dalam dirimu, maka meskipun badanmu akan mati karena dosa, namun Roh Allah memberikan hidup kepadamu, sebab hubunganmu dengan Allah sudah baik. Kalau Roh Allah, yang menghidupkan Kristus dari kematian, hidup di dalam dirimu, maka Ia yang menghidupkan Kristus dari kematian itu, akan menghidupkan juga badanmu yang dapat mati itu. Ia melakukan itu dengan Roh-Nya yang hidup di dalammu." (BIS)<br /><br />1 Kor. 3:9, "Kami adalah orang-orang yang sama-sama bekerja untuk Allah; dan kalian adalah seperti ladang Allah. Saudara-saudara adalah seperti gedung Allah juga." (BIS)<br /><br />1 Kor 3:16, "Tahukah Saudara bahwa kalian adalah Rumah Allah? Dan bahwa Roh Allah tinggal di dalam kalian?" (BIS)<br /><br />Why. 20:4, "Lalu saya melihat takhta-takhta, dan orang-orang yang duduk di takhta-takhta itu diberi kuasa untuk memutuskan hukuman. Saya melihat juga jiwa-jiwa orang-orang yang sudah dipenggal kepalanya karena mereka memberi kesaksian tentang Yesus, dan menyebarkan pesan dari Allah. Orang-orang itu tidak menyembah binatang, ataupun patungnya. Mereka pun tidak pernah menerima tanda binatang itu pada dahi atau pada tangan mereka. Maka mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama Kristus selama seribu tahun." (BIS)<br /><br />Yesus tinggal di dalam hati kita setelah menghapuskan dosa kita sesuai dengan isi Alkitab. Inilah tujuan Yesus memikul kayu salib sekaligus merupakan harapan kita. Jika seseorang yang tidak tahu arti Alkitab dengan baik atau bukan umat Kristen, berbicara apa yang benar atau salah tentang isi Alkitab, maka dia melakukan kesalaha besar. Orang-orang seperti itu tidak layak untuk berbicara tentang Alkitab. Seharusnya mereka harus memberi kesaksian tentang Yesus setelah dikuasai oleh Roh Allah. Dengan demikian, mereka akan bersyukur setelah memahami dengan baik arti salib Yesus yang merupakan keselamatan dan kebanggaan bagi kita.<br /><br /> Diambil dan disunting seperlunya dari:<br /> Nama situs: Healing All Nations<br /> Penulis: Tidak dicantumkan<br /> Alamat URL: http://healingallnations.shinchonji.kr/lang/id/archives/23<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-11755597968672461282009-04-01T07:05:00.000-07:002009-04-01T07:18:56.300-07:00KEMATIAN YESUS MENGHASILKAN KESELAMATAN UMAT MANUSIA YANG PASTI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw0mkgOjSdO4MRWk3rkKSx4XnbTFz9YobVbjz6if70_5pXmQJg74ASrco3KSj_CeIMJLBV1Pz1VEuZ-jOzqFqQsZXIHWEeTENyywjgJL29Z2SDUG10i-chQcNc62HYY6F9UWz2nQXsv8/s1600-h/172027__passion_l.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw0mkgOjSdO4MRWk3rkKSx4XnbTFz9YobVbjz6if70_5pXmQJg74ASrco3KSj_CeIMJLBV1Pz1VEuZ-jOzqFqQsZXIHWEeTENyywjgJL29Z2SDUG10i-chQcNc62HYY6F9UWz2nQXsv8/s200/172027__passion_l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319727119181760834" border="0" /></a> 10 April 2009 umat kistiani di seluruh dunia akan merayakan peringatan kematian Yesus. Dalam bahasa Indonesia, hari ini disebut Jumat Agung. Dalam bahasa Inggris disebut "Good Friday", artinya Jumat yang baik sekali. Berbeda-beda orang memberikan julukan kepada hari kematian Yesus Kristus. Pada hari Jumat Agung, banyak orang Kristen masuk gereja dengan baju hitam dan muka yang sedikit berkerut dari biasanya. Bahkan beberapa gereja sangatmenyakralkan Jumat Agung. Mereka memasuki gereja dengan berlutut sebagai tanda penghormatan mereka akan kematian Yesus Kristus. Tetapi, sebenarnya yang terpenting dalam kehidupan-kehidupan kristiani adalah makna dan kuasa salib Kristus yang harus kita miliki, hayati, dan hidupi.<br /><br />1 Korintus 1:18: "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."<br /><span class="fullpost"><br />Ketika beberapa hari lalu saya berada di Finlandia, bersama Pdt. F.Pattiradjawane, kami dijamu makan oleh pejabat kedutaan besar RI di Finlandia. Beliau bertanya, mengapa di Finlandia yang mayoritas penduduknya Kristen, jarang kelihatan gedung gereja. Lalu seorang pendeta Finlandia yang bersama dengan kami menjawab bahwa sekarang di negara ini muncul satu "agama", yaitu agama materialisme. Banyak orang Finlandia mendewakan pekerjaan/keuangan, mendewakan penemuan-penemuan baru, mendewakan IT (Information Technology). Jadi walaupun negara itu berlandaskan agama Kristen Lutheran, bahkan benderanya dibubuhkan tanda salib, tetapi belum tentu masyarakatnya memiliki pemberitaan Injil keselamatan dari salib Kristus.<br /><br />Bukan hanya sekarang, tetapi dari dulu sudah ada kelompok yang menganggap bahwa pemberitaan tentang salib Kristus itu adalah suatu kebodohan. Mereka beranggapan bahwa pemberitaan salib hanyalah bagi kisah agama orang yang melarat dan bagi orang-orang yang sudah mendekati ajalnya. Namun, Paulus berkata bahwa bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah, kuasa Allah.<br /><br />Saya sangat gembira kalau sudah berada di kota Seoul, Korea. Di kota Seoul, berdiri sekitar 10 ribu gereja. Dan setiap gereja, di atasnya ada salib dengan lampu merah. Jadi, kalau malam kita melihat kota Seoul seperti hutan salib. Begitu indah. Salib menjadi satu simbol kristiani yang tegak berdiri walaupun banyak orang menentangnya.<br /><br />Lukas 23:39-43. Ketika disalib, Yesus tidak sendirian. Di kanan kirinya ada dua orang kriminal, dua orang penyamun atau penjahat. Waktu itu Yesus betul-betul dalam keadaan menderita sekali. Paku ukuran 10 inci dihujamkan di kedua belah tangan-Nya. Dan paku satu lagi dihujamkan di kedua kaki-Nya yang disatukan. Sehingga oleh paku itu tubuh Yesus tergantung. Di kepala-Nya juga ada mahkota duri yang dihujamkan ke batok kepala-Nya. Jadi, bisa kita bayangkan bagaimana darah mengalir dari batok kepala, dua tangan, dan kaki-Nya. Belum lagi darah yang mengalir dari punggung-Nya oleh 120 cabikan daging karena cambukan serdadu Romawi. Kepalanya dipukul dan yang terakhir tombak dari serdadu Romawi menusuk lambung-Nya sehingga terjadi kucuran deras darah dan air.<br /><br />Tetapi dalam keadaan yang sangat mengenaskan itu, Yesus berdoa kepada Bapa, katanya: "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" Lukas 23:34. Yesus mengampuni orang-orang yang menombak, membunuh, mencambuk, memakukan paku, dan menghujatnya-Nya. Inilah prinsip kristiani. Kristen tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Orang Kristen tidak boleh mengutuk dan menghujat orang. Pembalasan adalah haknya Allah. Allah adalah hakim yang adil. Orang Kristen selalu diajar untuk mengampuni.<br /><br />Tetapi dalam keadaan sekarat, ada seorang penjahat di sebelahnya berkata: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Penjahat ini mengejek Yesus, menghina ke-Tuhanan dan ke-Mesias-an-Nya, karena "tak berdaya" di salib. Dia tidak mengetahui rencana Allah bahwa Yesus harus disalib untuk keselamatan umat manusia.<br /><br />Tetapi seorang penjahat lainnya di sebelah Yesus berkata: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Dari ayat ini kita melihat bahwa terjadi pertobatan pada penjahat yang satu lagi. Dan inilah kelahiran baru seorang Kristen, apabila ia bertobat, menyadari bahwa ia orang berdosa. Bagus sekali kalau orang tua kita Kristen, lantas kita juga kristen. Tetapi kekristenan dimulai bukan karena diturunkan dari orang tua yang Kristen. Kekristenan dimulai jika ada satu jiwa yang bertobat, yang sadar bahwa dia adalah orang berdosa, dan percaya kepada Yesus yang tidak berdosa.<br /><br />Penjahat itu kemudian berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Penjahat ini rindu keselamatan dan percaya bahwa Yesus adalah Raja Keselamatan. Ini adalah syarat keselamatan. Keselamatan diterima bukan waktu dibaptis semasa bayi atau karena memakai kalung atau anting salib, atau karena orang tua Kristen. Tidak! Keselamatan datang serta merta waktu kita bertobat dan percaya kepada Yesus.<br /><br />Lalu Yesus berkata kepada orang jahat yang bertobat itu: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Ini sesuatu yang luar biasa. Seorang penjahat yang sudah dihukum gantung, yang seharusnya akan binasa, tetapi waktu ia bertobat dan percaya kepada Yesus, Yesus berkata bahwa pada hari itu juga ia akan bersama dengan Yesus di Firdaus. Yesus tidak pernah bekerja tunggu hari besok, tetapi selalu hari ini. Hari ini kalau engkau percaya kepada Yesus, engkau pasti selamat.<br /><br /> Roma 5:8-10, kematian Yesus menghasilkan:<br /><br />Pertama: Kita DIBENARKAN. Oleh karena dosa, kita seharusnya dihukum mati, dikenai murka Allah. Tetapi karena Yesus menggantikan posisi kita, maka kita dibenarkan. Kita tidak lagi di bawah penghukuman. Kita berada di bawah anugerah (Roma 8:1).<br /><br />Kedua: Kita DISELAMATKAN dan PASTI selamat. Beberapa waktu lalu, ada orang terkenal meninggal dan beberapa pemuka agama menyerukan doa supaya arwahnya diterima di sisi Tuhan. Mereka belum yakin kalau tidak didorong oleh banyak doa, orang itu tidak selamat. Tetapi bagi orang Kristen, keselamatan dalam Yesus adalah pasti. Bukan mudah-mudahan, atau moga-moga. Di dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit.<br /><br />Ketiga: Oleh penyaliban Yesus, kita dibenarkan, tidak dihukum. Kita memperoleh anugerah keselamatan. Dan kita, umat manusia yang percaya, DIPERDAMAIKAN dengan Allah.<br /><br />Oleh sebab itu, kita mesti bersyukur untuk korban Yesus di Golgota. Puji Tuhan! Selamat PASKAH! Haleluya!<br /><br /> Diambil dan disunting seperlunya dari:<br /> Nama situs: gpdimaranatha.org<br /> Penulis: Pdt. M.D. Wakkary<br /> Alamat URL:<br />http://gpdimaranatha.org/index.php?option=com_content&task=view&id=241&Itemid=32<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-91037849724008096832009-04-01T06:51:00.000-07:002009-04-01T06:59:07.952-07:00KETAKUTAN DAN KESUKAAN BESAR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhive6u6qrYycpsiQZUMVrEW6olAC4BzwpPg8Q3TVgs6eg8L6c7IoKTFWEPcJYPA0BX1ENvBijKT4mskFMzo9ScGjRCjR28vzJY1Z7loxNCaAIMIxl9k_9glN0k2P_WrdIfaJE-q8iru4I/s1600-h/IZZYGALVEZ-JesusCross-John3-16-Sepi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhive6u6qrYycpsiQZUMVrEW6olAC4BzwpPg8Q3TVgs6eg8L6c7IoKTFWEPcJYPA0BX1ENvBijKT4mskFMzo9ScGjRCjR28vzJY1Z7loxNCaAIMIxl9k_9glN0k2P_WrdIfaJE-q8iru4I/s200/IZZYGALVEZ-JesusCross-John3-16-Sepi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319722147927917058" border="0" /></a>Baca: Matius 28:1-10<br /><br />"Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus." (Matius 28:8)<br /><br />Maria dan beberapa wanita yang pergi bersamanya mengunjungi tempat pemakaman Yesus, tidaklah mengharapkan sambutan yang mereka terima di kubur. Mereka datang pada waktu dini hari untuk membalurkan rempah-rempah pada tubuh Teman mereka -- tanpa mengetahui bagaimana caranya untuk masuk ke dalam kubur. Mereka tercengang karena melihat batu besar telah tergeser dari lubangnya. Bahkan yang lebih menakjubkan, mereka melihat seorang malaikat sedang duduk di atasnya.<br /><br />Tidaklah mengherankan jika mereka merasakan takut dan takjub. Akan tetapi, mereka juga merasakan sukacita yang besar setelah malaikat itu mengundang mereka masuk untuk melihat ke dalam kubur kosong, dan kemudian menyuruh mereka untuk pergi dan memberitahukan kepada para murid yang lain, bahwa Yesus telah bangkit.<br /><span class="fullpost"><br />Hampir 2000 tahun setelah pemberitahuan yang pertama tersebut, kita para pengikut Yesus juga memiliki perasaan yang tak menentu dalam membagikan berita baik seperti itu. Kita merasakan sukacita yang besar karena Yesus hidup, tetapi juga merasakan ketidaknyamanan di dalam menceritakan tentang Dia kepada orang lain. Para wanita merasa takjub karena melihat dan mendengar seorang malaikat di pintu kubur, tetapi ketakutan kita berbeda. Kita takut akan apa yang orang lain mungkin pikirkan tentang kita ketika kita memberitahukan mereka bahwa Yesus telah bangkit. Namun, sama seperti Maria dan wanita lainnya, kita memiliki tanggung jawab untuk memberitahukan orang<br />lain tentang kabar baik ini. Roh Allah akan menolong kita untuk mengatasi ketakutan dan membagikan sukacita kita yang besar. -- JDB<br /><br /> Oh, betapa sukacita -- Tuhan sudah bangkit!<br /> Maut dikalahkan Anak Allah;<br /> Beri kami keberanian 'tuk bersaksi, ya Tuhan;<br /> Tuntun kami 'tuk mencari yang sesat. -- D.DE Haan<br /><br /> Kabar baik tentang kebangkitan terlalu baik<br /> untuk disimpan bagi diri kita sendiri.<br /><br /> Diambil dan disunting seperlunya dari:<br /> Judul buku: Kemenangan dalam Kebangkitan<br /> Judul asli buku: Our Daily Bread Special Easter Edition 2005<br /> Penulis: J. David Branon<br /> Penerjemah: Tim RBC Indonesia<br /> Penerbit: RBC Ministries, Jakarta 2004<br /> Halaman: 48 -- 49<br /><br /> Artikel ini juga pernah ditampilkan di situs YLSA<br /> ==> http://www.ylsa.org/ketakutan_dan_kesukaan_besar<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-55849822357654639062009-03-18T08:26:00.000-07:002009-03-18T08:29:24.617-07:00Syarat: Iman + AmpuniMarkus 11:20-26<br /><br />Pernah mengalami kuasa iman dalam hidup Anda? Yesus menggambarkan kuasa iman yang begitu hebat, yaitu sanggup memindahkan gunung dan melemparkannya ke laut (ayat 23). Luar biasa bukan? Namun apakah itu benar-benar bisa terjadi? Yesus memakai gambaran itu untuk melukiskan sesuatu yang kelihatannya mustahil dilakukan,tetapi menjadi mungkin karena Allah Mahakuasa. Dan mukjizat semacam itu adalah hasil dari doa yang dinyatakan di dalam iman.<br /><br />Yesus mendorong murid-murid-Nya untuk memiliki iman yang meyakini bahwa Allah juga mendengarkan mereka. Iman yang bergantung kepada Allah yang Maha kuasa dapat menggapai segala sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia melalui doa (band. Yak. 1:6). Meminta adalah bentuk umum dari doa. Murid yang sejati akan berdoa untuk segala sesuatu (Mat. 6:10). Orang percaya dapat memperoleh apa yang diminta dalam doa asal sesuai dengan kehendak Tuhan (band. Mat. 6:10, 7:7). Jangan mengkhawatirkan kesanggupan Allah karena Allah Mahakuasa.<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Meski demikian, kurangnya iman bukanlah satu-satunya hambatan bagi keefektifan doa. Kurangnya pengampunan kepada sesama juga dapat menghambat kuasa doa. Kadang-kadang hati yang sulit mengampuni bisa lebih keras dari gunung manapun. Sebab itu sebelum berdoa, ingatlah dulu apakah kita punya masalah dengan orang lain. Bila ya, selesaikan dulu, setelah itu lanjutkan berdoa. Jika kita tidak memaafkan orang yang bermasalah dengan kita, kita pun tidak akan memperoleh pengampunan dari Bapa di sorga (Mat.6:14-15). Di sini kita belajar bahwa sebuah disiplin iman seperti doa sama pentingnya dengan hubungan baik terhadap sesama(band. Rm. 12:18).<br /><br />Maka ingatlah bahwa berdoa secara efektif perlu dilandaskan pada iman kepada Allah, bukan kepada obyek doa kita. Dan sebelum berdoa ingatlah dulu, apakah kita masih punya ganjalan dengan orang lain di sekitar kita. Jika masih, bereskan dulu barulah<br />datang kepada Allah.<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/19/<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-74521479667016934092009-03-18T07:46:00.000-07:002009-03-18T07:49:25.593-07:00Iman Memampukan MelihatMarkus 10:46-52<br /><br />Setiap orang pasti mempunyai harapan dalam hidupnya. Bisa berupa kehidupan yang layak, kedudukan atau karier yang mantap, relasi yang baik, dan sebagainya.<br /><br />Lalu apa yang menjadi harapan seorang buta, seperti Bartimeus? Tentu agar dia dapat melihat. Selama itu ia hidup dalam kegelapan. Ia hanya bisa mendengar cerita orang tentang cerahnya sinar matahari, tanpa bisa melihatnya. Maka ketika mendengar bahwa rombongan Yesus melewati tempat dia duduk mengemis, dia tidak mau melewatkan kesempatan itu sedikit pun. Mungkin sebelumnya ia telah mendengar berita tentang mukjizat-mukjizat yang Yesus lakukan. Siapa tahu itulah saatnya bagi dia untuk mengalami mukjizat Yesus. Lalu berteriaklah dia memanggil-manggil Yesus(ayat 47). Dia tak menghiraukan orang-orang yang menyuruh dia diam (ayat 48).<br /><span class="fullpost"><br />Adalah menarik bila kita melihat bahwa Bartimeus memanggil Yesus dengan sebutan "Anak Daud". Sebutan ini bagai memperdengarkan pengharapan mesianik. Mungkin ungkapan Bartimeus bernuansa politis, tetapi melalui peristiwa ini Yesus menyatakan kemesiasan-Nya.<br /><br />Kita juga melihat bahwa harapan Bartimeus yang dilandasi iman, yaitu agar ia dapat melihat, digenapi. Harapan itu menuntun dia memasuki masa pemuridan dan pengenalannya akan Yesus, yang saat itu dalam perjalanan menuju salib. Peristiwa ini juga memperlihatkan sikap Bartimeus sebagai seorang murid. Responsnya untuk meninggalkan segala sesuatu demi ikut Yesus, yang dilambangkan dengan 'melemparkan jubahnya' (ayat 50), bertolak belakang dengan orang kaya yang tidak rela meninggalkan harta miliknya (ayat 17 dst). Keinginannya 'hanya untuk dapat melihat'juga bertolak belakang dengan Yakobus dan Yohanes yang minta kedudukan.<br /><br />Beriman kepada Yesus dan menjadi murid-Nya bukan mengarahkan kita kepada hal-hal yang bersifat materi, tetapi menolong kita untuk memahami makna salib Kristus. Belajarlah dari Bartimeus, yang meskipun buta fisik, tetapi dapat melihat Tuhan dengan imannya.<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/16/<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-16553830414183508432009-03-16T08:54:00.000-07:002009-03-16T08:56:50.808-07:00Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan SetanSalam sejahtera,<br /><br />Ada pandangan yang keliru dalam masyarakat mengenai gangguan kejiwaan, khususnya skizofrenia, dan kerasukan setan. Biasanya orang yang menderita skizofrenia diasumsikan kerasukan setan karena tingkah laku atau perbuatannya yang sering kali aneh. Padahal sebenarnya skizofrenia sangatlah berbeda dengan kerasukan setan. Bisa saja gejala atau tingkah laku penderitanya hampir sama, tetapi sebab dan cara penanganannya tentulah berbeda.<br /><br />Untuk itu, penting bagi para konselor dan pembimbing untuk mengetahui dengan pasti perbedaan-perbedaannya agar dapat melakukan penanganan yang tepat. Dalam edisi terakhir bulan Maret ini, redaksi menyajikan artikel-artikel dan tips yang fokus membahas beda antara skizofrenia dan kerasukan setan. Segera simak, kiranya memperluas wawasan Anda.<br /><span class="fullpost"><br />SKIZOFRENIA ATAU KERASUKAN SETAN?<br /><br />Setiap tahun, banyak orang yang memiliki masalah emosional dianggap kerasukan setan, namun kerasukan setan sering kali bukanlah penyebabnya. Keputusasaan yang dirasakan penderita anggapan yang salah ini (khususnya setelah pengusiran setan gagal menyelesaikan masalah) sering kali lebih merugikan daripada sumber permasalahan yang sebenarnya.<br /><br />Konselor pastoral harus mampu membedakan kerasukan setan dan gangguan mental yang serius, seperti skizofrenia. Yang pertama harus dilakukan adalah memeriksa apakah seseorang menderita penyakit atau tidak, baik mental atau pun fisik. Pemikiran untuk memeriksa apakah seseorang mengalami kerasukan dapat dilakukan hanya jika semua penjelasan alamiah yang mungkin menjadi penyebabnya tidak mencukupi.<br />Mengenali Skizofrenia<br /><br />Skizofrenia adalah penyakit fisik. Karena penderita skizofrenia menunjukkan gejala-gejala yang aneh, penyakit ini kadang-kadang dianggap kerasukan setan. Tetapi sama seperti saat kita mempelajari epilepsi (penyakit lain yang awalnya dianggap sebagai kerasukan setan), kita sekarang tahu bahwa skizofrenia merupakan hasil dari kerusakan sel kimia otak. Sering kali, pengobatan bisa menyembuhkannya. Penundaan dalam memulai pengobatan skizofrenia yang tepat dapat membuat penderita membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Jadi, diagnosa yang salah bisa berakibat fatal. Hal ini terkadang benar-benar terjadi karena skizofrenia kadang-kadang menyerang orang yang sudah lanjut usia.<br /><br />Beberapa gejala-gejala dasar skizofrenia adalah bentuk-bentuk pengisolasian diri atau penarikan diri dari masyarakat sosial yang ekstrim; ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi sebagai pekerja, pelajar, atau ibu rumah tangga; melakukan hal-hal aneh (mengumpulkan sampah, berbicara kepada diri sendiri di tengah-tengah masyarakat umum, menimbun makanan); pengabaian ekstrim akan kebersihan dan kerapian diri; melantur, tidak jelas, berbicara berbelit-belit, atau kurang komunikasi, atau berbicara yang tidak ada artinsya; memiliki kepercayaan yang aneh atau pikiran magis yang memengaruhi perilaku seseorang (percaya takhayul, percaya pada kekuatan untuk melihat benda atau peristiwa yang tidak dapat diterima oleh indera, telepati, atau pemikiran bahwa "orang lain bisa merasakan perasaannya"); pengalaman-pengalaman yang tidak biasa (ilusi yang berulang-ulang, merasakan adanya tekanan atau orang lain yang sebenarnya tidak ada; dan kurang inisiatif atau semangat.<br /><br />Apa yang nampak seperti kerasukan setan biasanya adalah gejala-gejala skizofrenia. Ini penting karena bila masalah-masalah emosional disalahartikan sebagai kerasukan setan, maka akibatnya sangat berbahaya: menghalangi penderitanya mengenali dan mengakui keberadaan manusia yang berdosa, menekankan kekuatan setan dengan tidak tepat, dan yang paling penting, menunda dimulainya perawatan yang tepat.<br /><br />Skizofrenia adalah penyakit yang kompleks. Bila seorang pendeta mencurigai konselinya menderita penyakit ini, dia harus segera membawanya kepada pihak yang tepat. Menunda perawatan untuk masalah seperti skizofrenia dapat secara signifikan membuat presentase kemungkinan penderita untuk sembuh menjadi semakin kecil.<br /><br />Mendiagnosa Kerasukan Setan<br /><br />Bila yang dibahas sebelumnya itu adalah skizofrenia, lalu kerasukan setan itu seperti apa? Ciri-ciri kerasukan setan tidaklah mudah untuk dipahami. Namun, mereka yang memiliki banyak pengalaman menangani kerasukan setan mengemukakan faktor-faktor berikut:<br /><br />1. Tidak memiliki kehangatan sebagai manusia.<br /><br /> Orang yang kerasukan terlihat kosong dan hampa, dan mereka<br /> tidak memiliki empati.<br /><br />2. Menunjukkan kepribadian yang baru.<br /><br /> Suara dan ekspresi orang itu berubah, dan dia mulai bertingkah<br /> dan berbicara seperti orang yang berbeda. (Namun, ini juga<br /> terlihat dalam kepribadian ganda (multiple personality disorder) -- masalah psikologi akut terkait dengan pelecehan pada masa kanak-kanak.)<br /><br />3. Reaksi pada simbol-simbol kekristenan.<br /><br /> Salib, Alkitab, dan simbol-simbol kekristenan lainnya sering kali<br /> menyebabkan orang yang kerasukan benar-benar tidak nyaman. (Namun, skizofrenia bisa juga menunjukkan reaksi ini.)<br /><br />4. Fenomena fisik yang aneh.<br /><br /> Beberapa pengamat menggambarkan suatu bau busuk yang tidak dapat<br /> dipahami, suhu badan yang membeku, benda-benda yang terbang, dan kulit yang halus dan kendur.<br /><br />5. Perubahan perilaku supernatural.<br /><br /> Misalnya, korban mungkin memiliki gaya berat -- dengan kata lain, dia tidak bisa dipindah secara fisik, atau bisa juga mengambang.<br /><br />Maka jelaslah bahwa kerasukan bukanlah seperti yang disangka selama ini, dan banyak masalah yang dianggap kerasukan setan sebenarnya memiliki penjelasan-penjelasan alamiah. Penilaian bahwa seseorang kerasukan setan atau tidak harus melewati proses pengujian apakah gejala-gejala aneh yang timbul memiliki penjelasan yang alamiah atau tidak. Jika gejala tersebut tidak dapat dijelaskan secara alamiah, barulah penyelidikan supernatural dilakukan. (t/Ratri)<br /><br />Diterjemahkan dan disesuaikan dari:<br />Judul buku: Leadership Handbook of Outreach and Care<br />Judul asli artikel: Schizophrenia or Demon Possession?<br />Penulis: Archibald D. Hart<br />Penerbit: Bakers Book, Michigan 1994<br />Halaman: 308 -- 309<br /><br />BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________<br /><br /> BIMBINGAN PENGUSIRAN SETAN<br /><br />A. Perbedaan Sakit Jiwa dan Kerasukan Setan<br /><br />Orang yang dirasuki setan tidak berarti gila. Penyakit jiwa harus<br />dibedakan dengan kerasukan setan. Bagaimanakah membedakan antara<br />orang yang kerasukan dengan orang yang sakit jiwa?<br /><br />Mental Disease: Sakit jiwa<br />Demon Possession: Kerasukan setan<br /><br />1. Latar Belakang dan Sebab Musababnya<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Seseorang yang sakit jiwa dapat disebabkan oleh keturunan, kena<br /> racun alkohol, bergaul dengan perempuan tuna susila, yang<br /> menyebabkan racun masuk ke dalam otak, atau pada waktu kecil<br /> pernah mengalami kegagalan. Kegagalan ini terpendam dalam hati<br /> dan ketika dewasa timbul kembali. Mungkin pula orang yang normal<br /> tiba-tiba menjadi gila karena patah hati, usahanya rugi, dan<br /> sebagainya sehingga tidak tertahankan lagi. Apabila hal itu<br /> terjadi pada seorang wanita, disebut histeris. Apabila penyakit<br /> ini tidak dapat ditolong, dapat menjadi penyakit jiwa. Gejala<br /> penyakit jiwa datang secara perlahan-lahan dan memakan waktu yang<br /> lama sekali.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Biasanya terjadi secara tiba-tiba, yaitu ketika setan atau roh<br /> jahat mengambil inisiatif untuk merasuk seseorang. Tetapi jika<br /> kita menyelidiki latar belakangnya, kita akan mendapatkan bahwa<br /> orang yang kerasukan setan biasanya pernah bergaul dengan setan,<br /> roh jahat, atau dukun. Ia cenderung percaya takhayul, mungkin<br /> karena keluarganya biasa melakukan hal itu. Kadang-kadang karena<br /> ingin menang di dalam perjudian, ingin menyelundup berbuat jahat,<br /> atau karena ingin tahu orang tuanya yang sudah meninggal dan<br /> sebagainya, seseorang bertanya kepada iblis atau dukun. Apabila<br /> seorang anak kecil dirasuk setan, kita harus mencari sebab<br /> musabab dalam keluarganya.<br /><br />2. Gejala-Gejala yang Tampak pada Matanya<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Matanya seakan-akan tampak berat dan terus ingin tidur saja. Atau<br /> dapat pula terjadi matanya teras memandang pada suatu arah tanpa<br /> bergerak. Kadang-kadang matanya dapat terbalik dan hanya bagian<br /> putihnya saja yang tampak.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Sinar matanya sangat ganas dan menakutkan.<br /><br />3. Tingkah Lakunya<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Orang yang sakit jiwa tingkah lakunya aneh-aneh dan abnormal,<br /> banyak bergerak, namun sama sekali tidak memunyai arti. Sebentar<br /> tertawa dan sebentar menangis. Suka berlari-lari kian kemari,<br /> tidak dapat diam. Ia sendiri tidak mampu memahami kehidupannya<br /> sendiri.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Orang yang kerasukan setan tingkah lakunya lebih aneh,<br /> gerak-geriknya menakutkan orang lain. Adakalanya sama sekali<br /> tidak memunyai perasaan malu, sehingga tidak mengenakan pakaian<br /> lagi. Contoh: orang di Gerasa.<br /><br />4. Kelakuan yang Membahayakan<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Apabila penyakit ini masih ringan, penderita tidak memakai<br /> kekerasan atau memukul orang lain. Tetapi kalau penyakit telah<br /> serius, penderita akan memakai kekerasan, dan ia dapat saja<br /> memukul orang, bahkan dapat pula mengancam jiwa orang lain.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Kebanyakan dari mereka menyakiti diri sendiri dan memukul orang lain.<br /><br />5. Kekuatan yang Supranatural<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Kalau penyakit ini kambuh, kekuatan penderita menjadi luar biasa<br /> kuatnya. Tetapi kekuatan ini ada batasnya. Kadang-kadang juga<br /> terjadi bahwa penderita tidak memunyai kekuatan lagi.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Kekuatan orang yang kerasukan setan sangat luar biasa, sehingga<br /> tidak dapat ditaklukkan atau dikuasai. Kalau dirantai, ia dapat<br /> memutuskannya. Akan tetapi ada pula penderita yang terus<br /> berbaring di tempat tidur bagaikan sakit lumpuh.<br /><br />6. Pikiran dan Ingatannya<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Orang yang sakit jiwa ingatannya mungkin sama sekali hilang,<br /> bingung, dan tidak tahu apa pun. Ucapannya tidak memunyai logika atau sangat kacau.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Penderita masih memunyai ingatan. Bahkan, pada saat ia dirasuk<br /> setan, ia memunyai ingatan/insting yang luar biasa. Pada saat<br /> itu ia dapat meramal mengenai hal-hal yang akan terjadi, dan ia<br /> juga dapat mengetahui rahasia orang lain. Kalau seorang hamba<br /> Tuhan datang kepadanya, mungkin ia akan mengungkapkan<br /> dosa-dosanya, atau membongkar rahasia pribadinya, atau<br /> melontarkan ancaman-ancaman kepadanya.<br /><br />7. Kepribadian yang Ganda<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Orang yang menderita skizofrenia seakan-akan memunyai dua pribadi yang sangat berlainan, yang seakan-akan sudah terpecah.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Orang yang dirasuk setan merasa seolah-olah memunyai dua<br /> pribadi, yaitu yang satu di luar dan yang lain di dalam. Yang di<br /> luar adalah pribadi yang sesungguhnya dan yang di dalam adalah si<br /> iblis. Pada waktu kita bertanya sesuatu kepadanya, maka yang<br /> menjawab bukan orang itu sendiri, melainkan jawaban itu berasal<br /> dari setan. Suaranya terdengar berbeda, karena suara itu adalah<br /> suara iblis yang berseru dan terdengar sangat mengerikan.<br /><br />8. Konsep Terhadap Diri Sendiri<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Orang yang sakit jiwa selalu menganggap bahwa orang lain mau<br /> mencelakakan dia. Ia sangat sensitif terhadap orang lain. Orang<br /> yang sakit jiwa tidak suka kalau orang lain mengatakannya gila,<br /> sebaliknya ia mengatakan bahwa orang lainlah yang gila. Orang ini<br /> sangat takut kalau dirinya telah kerasukan setan dan apabila ia<br /> memunyai perasaan yang demikian, maka ia bukan kerasukan setan.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Penderita tidak berminat untuk bergaul dengan orang lain. Ia<br /> tidak senang tinggal bersama orang lain, ia senang menyendiri dan<br /> menyembunyikan diri. Seperti halnya apabila kita membaca kisah<br /> orang di Gerasa yang tinggal di kuburan-kuburan.<br /><br />9. Bahasanya<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Penderita tidak dapat berbahasa asing, bahasa daerah, atau bahasa<br /> lain. Seakan-akan ia lupa akan semua bahasa yang pernah ia<br /> pelajari dahulu. Orang ini suka berbicara kepada orang lain<br /> dengan kata-kata yang diucapkan berulang-ulang. Kadang-kadang, ia<br /> berbicara kepada dirinya sendiri.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Meskipun penderita sebelumnya belum pernah belajar bahasa asing,<br /> tetapi tiba-tiba ia dapat berbahasa asing, maupun bahasa daerah.<br /> Pernah terjadi, seseorang yang dirasuk setan dapat mengucapkan 25<br /> macam bahasa. Apabila ia seorang laki-laki, ia dapat bersuara<br /> wanita, demikian pula sebaliknya.<br /><br />10. Pendengarannya<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Penderita seakan-akan selalu mendengar suara yang bukan-bukan,<br /> suara itu seakan-akan memerintahnya untuk berbuat hal-hal yang<br /> aneh-aneh.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Penderita seakan-akan mendengar suara yang mengancam dirinya.<br /> Suara itu terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak boleh<br /> percaya kepada Tuhan, dan agar ia menolak orang yang hendak<br /> menolong dia.<br /><br />11. Tanya Jawab<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Apabila kita bertanya: "Apakah engkau percaya Tuhan Yesus adalah<br /> Anak Allah?" "Apakah engkau percaya darah Yesus dapat<br /> menyelamatkan engkau?" Maka penderita akan menjawab: mula-mula,<br /> ia menjawab mau, namun sebentar lagi ia menjawab tidak mau,<br /> tidak tahu, atau mungkin hanya tertawa saja.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Apabila kita bertanya seperti pertanyaan di atas, maka penderita<br /> dengan segera akan melawan kita. Kalau ia kita suruh menyebut<br /> nama Yesus, maka ia tidak mau, bahkan ia dapat menggertakkan<br /> gigi, mengolok-olok nama Tuhan Yesus, atau menghujat nama Tuhan<br /> Yesus.<br /><br />12. Cara Menolong<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Secepat mungkin mengirimkannya kepada spesialis penyakit jiwa<br /> atau psikiater, agar diberi obat atau "shock treatment".<br /> Penyembuhannya mungkin akan memerlukan jangka waktu yang lama.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Tidak dapat ditolong dengan obat-obatan macam apa pun. Jalan<br /> satu-satunya untuk menolong penderita adalah mengusir setan<br /> dengan beralaskan nama Tuhan Yesus. Setelah setan itu keluar,<br /> orang tersebut akan segera sembuh atau pulih kembali.<br /><br />13. Waktu Doa dan Mengusir Setan<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Orang yang sakit jiwa tidak tahu tentang apa yang akan kita<br /> perbuat. Mungkin juga penderita bereaksi aneh-aneh pada waktu<br /> kita sedang berdoa, misalnya menarik pakaian kita, tertawa,<br /> tidur, atau melarikan diri.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Pada waktu kita berdoa untuk mengusir setan beralaskan nama<br /> Tuhan Yesus, penderita akan melawan, memberontak, marah-marah,<br /> memaki, dan kadang-kadang menjadi kejang serta menggertakkan<br /> gigi, berteriak, jatuh, lalu pingsan. Pada waktu setan itu<br /> keluar, orang itu kelihatan seperti kejang, kemudian merasa<br /> letih dan lemah. Pada saat itu, ia dapat mengerti apa yang telah<br /> terjadi atas dirinya, bahwa setan sudah merasukinya dan kini<br /> telah keluar.<br /><br />14. Setelah Sembuh<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Setelah diberi "shock treatment", penderita sadar bahwa<br /> pikirannya kosong, letih, dan bingung. Ia tidak dapat mengingat<br /> apa yang telah terjadi atas dirinya.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Setelah setan diusir, penderita merasa letih dan lemah, tetapi<br /> saat itu juga ia dapat mengerti apa yang telah terjadi atas<br /> dirinya.<br /><br />15. Bimbingan Lanjutan<br /><br /> Sakit Jiwa<br /><br /> Setelah disembuhkan, penderita memerlukan damai sejahtera di<br /> dalam Tuhan Yesus, serta dikuatkan dalam firman Tuhan.<br /><br /> Kerasukan Setan<br /><br /> Setelah ia dibebaskan dari belenggu setan, pertama-tama ia harus<br /> bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat<br /> pribadinya.<br /><br />Prinsip-prinsip Mengusir Setan<br /><br />1. Pertama-tama, kita harus membedakan apakah penderita sakit jiwa<br /> atau dirasuk setan. Untuk itu, perlu diadakan pemeriksaan<br /> sekurang-kurangnya tiga kali, barulah kemudian ditentukan.<br /> Sebaiknya pemeriksaan itu dilakukan oleh dua atau tiga orang<br /> beriman beserta seorang dokter bersama-sama.<br /><br />2. Kita harus menanyakan dan menyelidiki latar belakang serta<br /> sebab-sebabnya kepada keluarga penderita. Perlu juga ditanyakan,<br /> apakah keluarga penderita pernah mengundang dukun atau memakai<br /> jimat-jimat. Kalau hal ini pernah dilakukan, maka kita harus<br /> menjelaskan bahwa mereka harus memutuskan hubungan dengan dukun<br /> itu dan jimat-jimat harus dibuang atau dibakar, sebelum penderita<br /> dapat disembuhkan. Pada waktu kita hendak mendoakan penderita<br /> (mungkin saat itu banyak orang yang belum percaya yang turut<br /> hadir di tempat itu), mintalah dengan hormat agar semua orang itu<br /> keluar. Yang terutama harus kita ingat pada waktu kita berdoa<br /> yaitu jangan menumpangkan tangan ke atas penderita sehingga kalau<br /> orang itu memberontak dan hendak menerkam kita, kita dapat<br /> memegangnya serta menekan dia, dan kita terus berdoa dan dengan<br /> menyebut demi nama Tuhan Yesus, kita mengusir setan.<br /><br />3. Mungkin hanya dengan sekali doa saja setan itu keluar, tetapi<br /> kadang-kadang ada yang kebal, setan itu kembali lagi serta<br /> mengancam hendak merasuk lagi. Dalam keadaan demikian, dengan<br /> tegas kita menjawab bahwa Tuhan Yesus dan Roh Kudus berada di<br /> dalam kita, dan kita adalah milik Tuhan Yesus. Apabila setan yang<br /> diusir itu berulang-ulang kembali, kita harus menanyakan apakah<br /> keluarga itu masih menyimpan jimat-jimat atau barang pemujaan<br /> yang lain, karena semua itu harus dibakar dan dibereskan terlebih<br /> dahulu.<br /><br />4. Apabila setan itu menuduhkan dosa-dosa kepada kita serta<br /> membongkar rahasia kita dengan tegas, kita menjawab bahwa kita<br /> sudah disucikan dan diampuni oleh darah Tuhan Yesus. Oleh karena<br /> itu, sebelum kita melakukan pekerjaan mengusir setan, kita harus<br /> memperbaiki diri kita sendiri di hadapan Tuhan terlebih dahulu.<br /><br />5. Sebaiknya jangan melakukan pekerjaan ini seorang diri. Kita perlu<br /> membentuk kelompok kerja (team work), seperti yang tertulis dalam<br /> Matius 18:18-20.<br /><br />6. Setelah setan itu diusir, penderita merasa letih, haus, dan lapar, sehingga kita harus memberi makan dan minum kepadanya. Kemudian kita harus mengabarkan Injil agar ia mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Selain itu, ia harus diajak untuk setia ke gereja dan imannya harus dipelihara. Kita juga harus mengajak dia agar dapat melengkapi dirinya dengan senjata rohani, seperti yang tertulis dalam Efesus 6:10, sehingga pada saat ia digoda lagi, ia dapat tetap teguh dalam Tuhan Yesus.<br /><br />Diambil dan disunting seperlunya dari:<br />Judul buku: Seri Diktat: Pembimbingan Penggembalaan<br />Penulis: Pdt. Lukas Tjandra<br />Penerbit: Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 1992<br />Halaman: 103 -- 109<br /><br />TIPS _________________________________________________________________<br /><br /> MASALAH-MASALAH SEPUTAR KERASUKAN SETAN<br /><br />Di tengah pelayanan-Nya, Tuhan Yesus sering kali mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan setan. Misalnya, dalam Markus 9 diceritakan tentang seorang pemuda yang dirasuk setan. Pemuda itu tidak dapat berbicara, dan sering kali dihempas-hempaskan di tanah oleh setan. Murid-murid Yesus tidak dapat berbuat apa-apa, oleh sebab itu Yesus mengusir setan itu dari tubuh pemuda tersebut dan menyembuhkannya.<br /><br />Apakah setan masih merasuk dan melakukan hal-hal yang sama hari ini? Ajaran Alkitab dan pengalaman-pengalaman dari orang-orang percaya di seluruh dunia menjawab "ya". Paulus mengingatkan bahwa kita sebenarnya tidak bergumul dengan "daging dan darah, melainkan dengan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu kegelapan dan roh-roh jahat di udara" (Ef. 6:12). Meskipun Roh Kudus yang tinggal dalam hidup orang percaya lebih berkuasa dari roh-roh yang ada di dunia itu (1 Yoh. 4:4), roh-roh jahat tetap masih berkeliaran di seluruh dunia, mencobai manusia seolah-olah malaikat terang, dan terus-menerus mencari mangsanya. Jelas bahwa setan dapat menjadi penyebab utama dari semua persoalan, karena pada umumnya dapat pula dikatakan bahwa pelayanan konseling kristen adalah usaha untuk mencegah dan menyingkirkan pengaruh kuasa kegelapan dalam hidup para konseli. Oleh karena itu, setiap konselor Kristen haruslah benar-benar menyadari bahwa hanya oleh kuasa Roh Kuduslah ia mampu berdiri teguh melawan kuasa-kuasa Iblis (Ef. 6:13-18).<br /><br />C.S. Lewis, seorang penulis Kristen yang terkenal, pernah mengatakan bahwa kita dapat melakukan dua kesalahan dalam memikirkan tentang setan. Kita dapat tidak memercayai keberadaan maupun pengaruhnya, atau kita percaya dan mengembangkan sikap yang berlebih-lebihan terhadapnya. Kedua sikap tersebut salah dan berbahaya dan keduanya sering kali nampak dalam pelayanan konseling. Ada konselor-konselor Kristen yang tidak mau memikirkan sama sekali tentang adanya setan dan bersikap seolah-olah setan memang tidak pernah ada sama sekali. Ada pula yang lain yang justru secara berlebih-lebihan menganggap bahwa setiap persoalan konseling adalah persoalan dengan kuasa kegelapan.<br /><br />Memang Alkitab menyaksikan bahwa dalam pelayanan Tuhan Yesus, kadang-kadang Ia mengusir setan, tetapi yang lebih sering Ia lakukan adalah menghadapi masalah-masalah hidup yang nyata dari orang banyak.<br /><br />Kalau kita memberikan konseling kepada seseorang secara konsisten<br />dan ternyata tidak pernah ada perbaikan sama sekali, kita boleh<br />mulai memikirkan kalau-kalau ada campur tangan kuasa kegelapan di<br />sana. Konselor boleh membacakan bagian dari Alkitab yang menyaksikan<br />tentang kuasa Kristus (mis. Fil. 2:6-11, Why. 1:5-6). Cobalah<br />meminta kepada konseli untuk menjelaskan artinya. Kalau dia tidak<br />dapat melakukan, kita dapat menduga adanya kemungkinan keterlibatan<br />setan dalam persoalannya. Cobalah membaca 1 Yoh. 2:3-6, 22-23, atau<br />3:7-10 dan tanyakan pada diri kita sendiri bagaimana ayat-ayat ini<br />dapat dihubungkan dengan diri konseli.<br /><br />Sebelum menganjurkan atau mencoba melakukan pengusiran setan,<br />bacalah Mrk. 9:4-29, dan rundingkanlah dengan tua-tua gereja kita.<br />Konselor yang menghadapi masalah seperti ini sangat membutuhkan<br />kebijaksanaan yang besar dan kuasa Allah, di samping ketekunan doa<br />dan dukungan dari saudara-saudara seiman.<br /><br />Diambil dan disunting seperlunya dari:<br />Judul buku: Konseling Kristen yang Efektif<br />Judul asli buku: Effective Christian Counseling<br />Penulis: Dr. Gary R. Collins<br />Penerjemah: Esther Susabda<br />Penerbit: SAAT, Malang 199<br />Halaman: 181 -- 182<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-23596807605232465632009-03-14T06:49:00.000-07:002009-03-14T06:52:09.483-07:00Kelahiran BaruMarkus 1:8<br />Anda tahu hukum gravitasi bumi? Lemparkan apa saja ke udara, pasti benda itu akan jatuh kembali. Hanya jika dalam suatu benda atau makhluk hidup bekerja hukum lain, mereka akan dapat terbang mengatasi gaya tarik bumi. Pesawat terbang, burung di udara adalah contohnya. Sayap-sayap mereka menyebabkan mereka dapat terbang dan gaya tarik bumi tidak dapat menarik mereka jatuh!<br /><br />Mengapa semua kita cenderung proaktif berbuat dosa dan proaktif menjauhi Allah serta kebenaran-Nya? Mengapa begitu gampang kita menyerah kepada godaan untuk berkompromi dengan dosa? Misalnya, tidak jujur, benci, pikiran cemar, sombong, serakah, tidak hormat kepada Allah. Mengapa? Karena sifat manusia kita sudah dicemari oleh dosa. Kita, anak-anak Adam dan Hawa, telah mewarisi kecenderungan berbuat salah. Kita tidak berdaya untuk terbang dalam kesucian Allah. Kita tunduk di bawah hukum gravitasi dosa!<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Yohanes Pembaptis berkhotbah dengan tegas dan tajam. Banyak orang diinsyafkan atas dosa-dosa mereka. Sebagai tanda keinsyafan dan pertobatan, mereka memberi diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.Itu ungkapan tekad mereka meninggalkan dosa dan harapan bahwa seterusnya mereka akan hidup dalam kesucian. Namun Yohanes Pembaptis mengingatkan bahwa baptisan yang ia berikan tidak dapat mengubah mereka menjadi suci. Pertobatan tidak sama dengan pembaruan hati. Manusia perlu dilahirkan kembali sebab dosa telah membuat kita mati. Kita butuh diciptakan ulang, dilahirkan kembali, diberi hati baru!<br /><br />Syukur bahwa Yesus Kristus berkuasa melakukan yang Yohanes Pembaptis tidak sanggup. Ia datang untuk menggenapi rencana penyelamatan dari Allah untuk manusia. Ia sudah memberikan hidup-Nya untuk menghidupkan kita yang mati rohani. Ia berkuasa membaptiskan kita dalam Roh Allah, yaitu baptisan pembaruan hati. Dengan dibaptiskan Roh kita dilahirkan baru. Sifat Kristus terbit dalam hati kita. Bahwa kita beriman kepada-Nya, mengasihi Dia, memiliki dorongan hati untuk menaati firman-Nya, adalah akibat dari Roh-Nya melahirkan kita kembali. Adakah tanda-tanda hidup dari Roh itu dalam Anda?<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/14/<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-4346398936344356832009-03-12T07:39:00.000-07:002009-03-12T07:48:31.204-07:00Potret Seorang AnakSeorang pria yang kaya raya dan anaknya lelakinya sangat senang mengkoleksi karya-karya seni yang eksklusif. Mereka memiliki karya-karya besar di dalam koleksi mereka, dari Picasso sampai Rafael. Mereka suka duduk bersama dan mengagumi karya-karya seni hebat tersebut.<br /><br />Pada saat pecahnya perang Vietnam, anak lelakinya pergi perang. Dia seorang yang sangat pemberani dan meninggal di medan perang pada saat menyelamatkan seorang tentara lainnya. Ayahnya menerima pemberitahuan tersebut dan sangat berduka-cita atas meninggalnya anak lelaki satu-satunya.<br /><br />Satu bulan kemudian, sebelum hari Natal tiba, ada ketukan pada pintu rumah pria tua tersebut. Seorang pria muda berdiri dengan membawa paket besar di tangannya. Dia berkata, "Tuan, Anda tidak mengenal saya, tetapi saya adalah tentara yang telah diselamatkan oleh anak Anda. Dia menyelamatkan banyak orang pada hari itu, dan dia membawa saya ke tempat yang aman dimana pada saat itu peluru menghantam dia pada jantungnya dan ia langsung meninggal. Dia sering bercerita mengenai Anda, dan cinta Anda pada karya seni."<br /><br />Pria muda itu memberikan paketnya.<br /><br />"Saya tahu ini tidak banyak. Saya bukan seorang pelukis yang besar, tetapi saya berpikir anak Anda menginginkan Anda untuk memiliki ini."<br /><span class="fullpost"><br /> Ayah itu membuka paketnya. Itu adalah potret anak lelakinya, dilukis oleh pria muda itu. Ayah itu memandang potret tersebut dengan sangat kagum. Tentara muda itu berhasil menggambarkan kepribadian anaknya pada lukisan tersebut. Ayah tersebut sangat tertarik dengan mata anaknya pada potret itu sehingga matanya sendiri dipenuhi dengan air mata. Dia berterima kasih kepada pria muda tersebut dan menawarkan untuk membayar lukisan tersebut.<br /><br /> "Oh, tidak tuan, saya tidak mungkin dapat pernah membayar apa yang telah anak Anda lakukan untuk saya. "Ini adalah hadiah."<br /><br />Ayah tersebut menggantung potret anaknya. Setiap ada tamu yang datang ke rumahnya dia membawa mereka untuk melihat potret anak lelakinya sebelum dia menunjukkan karya seni besar lainnya. Pria itu meninggal beberapa bulan kemudian. Lalu diadakan suatu lelang yg besar untuk lukisan-lukisannya. Banyak orang-orang penting yang berkumpul dan sangat antusias untuk dapat melihat karya-karya besar itu dan memiliki kesempatan untuk membeli salah satu dari koleksi tersebut. Pada panggung dipajang potret anak lelakinya.<br /><br />Petugas lelang itu memukulkan palunya. "Kami akan memulai lelang ini dengan menawarkan potret dari anak laki-lakinya. Siapa yang akan mulai menawar lukisan ini?" Keadaan menjadi sunyi senyap. Kemudian suara datang dari belakang ruangan berteriak "Kami ingin melihat lukisan-lukisan yang terkenal. Lewati saja yang ini. "Tetapi petugas lelang berkata dengan tegas, "Adakah yang akan menawar lukisan ini? Siapa yang ingin memulai pelelangan ini? $100, $200?" Ada suara lain yang berteriak dengan marah. "Kami tidak datang untuk melihat lukisan ini. Kami datang untuk melihat lukisan karya Van Goghs, Rembrandts. Mulailah penawaran yang sesungguhnya!" Tetapi petugas lelang tersebut masih terus berteriak. "Anak lelaki! Anak lelaki! Siapa yang akan mengambil anak lelaki ini?"<br /><br />Akhirnya, ada suara yang datangnya dari ruangan yang paling belakang. Itu adalah tukang kebun yang sudah bekerja sekian tahun dengan pria dan anaknya. Saya memberi $10 untuk lukisan itu." Sebagai orang yang miskin, itu adalah semua yang dapat dia berikan. "Ini ada penawaran $10, siapa yang akan menawar $20?" Tetapi orang banyak berteriak, "Berikan kepadanya untuk $10. Mari lihat karya-karya hebat lainnya." Petugas lelang berteriak lagi, "$10 adalah penawarannya, apakah ada yang mau menawar $20?"<br /><br />Hadirin mulai marah. Mereka tidak mau potret anak lelaki itu. Mereka hanya mau karya-karya seni yang berharga untuk menambah koleksi mereka. Petugas lelang itu memukulkan palunya. "Satu, dua, dan terjual seharga $10!" Seorang pria yang duduk di baris kedua berteriak. "Sekarang mari kita teruskan dengan koleksinya!"<br /><br />Petugas lelang meletakkan palunya.<br /><br />"Maafkan saya, pelelangan ini sudah berakhir. Ketika saya dipanggil untuk melaksanakan pelelangan ini, saya diberitahu akan permintaan rahasia di warisan pria itu. Saya tidak boleh membocorkan permintaan rahasia tersebut sampai pada saat pelelangan berakhir. Hanya lukisan anak lelaki itu yang akan dilelangkan. Siapapun yang membeli lukisan tersebut akan mewarisi seluruh kekayaan, termasuk lukisan-lukisan yang lain. Orang yang membeli anak lelaki itu mendapatkan semuanya!"<br /><br />Tuhan memberikan anaknya 2,000 tahun yang lalu untuk meninggal dengan kejamnya diatas kayu salib. Seperti kebanyakan dari pelelangan, Pesannya hari ini adalah, "Anak lelaki, anak lelaki, siapa yang mau menerima anak lelaki?<br /><br />- Anny H.<br />sumber : <a href="http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/potret_seorang_anak.htm">http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/potret_seorang_anak.htm</a><br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-76810787562779277852009-03-12T07:36:00.000-07:002009-03-12T07:38:23.795-07:00Ingat Bebek ItuAda seorang anak laki-laki, Johny berlibur di rumah kakek dan neneknya di pertanian. Dan dia diberikan mainan ketapel untuk bermain di hutan. Dia berlatih di hutan, tetapi dia tidak pernah dapat membidik suatu target. Dan karena kecapaian dia menjadi putus asa, dia kembali ke rumah untuk makan malam. Dalam perjalanannya kembali ke rumah dia melihat bebek peliharaan neneknya. Dengan tiba-tiba dia membidikkan ketapelnya dan mengenai bebek itu tepat di kepalanya, dan langsung membunuhnya. Dia sangat kaget dan berduka. Karena panik dia menyembunyikan bebek yang telah meninggal di antara tumpukan kayu, kemudian dia melihat kakak perempuannya Sally yang telah melihat kejadian itu, tetapi Sally tidak berkata apa-apa.<br /><br />Pada hari itu setelah makan siang nenek berkata, "Sally, mari kita mencuci piring." Tetapi Sally berkata, "Nek, Johny berkata kepada saya dia akan membantu di dapur hari ini, iyah-kan Johny?" dan kemudian dia berbisik kepadanya, "Ingat, bebek itu?" maka Johny mencuci piring-piring itu.<br /><br />Kemudian kakek bertanya apakah anak-anak ingin pergi memancing, dan nenek berkata, "Maaf tapi saya ingin Sally membantu untuk mempersiapkan makan malam." Tetapi Sally tersenyum dan berkata, "Oh, tidak apa-apa karena Johny berkata kepadaku dia ingin membantu." Dan kemudian dia berbisik lagi, "Ingat bebek itu?" Maka Sally pergi memancing dan Johny tidak. <br /><span class="fullpost"><br />Setelah beberapa hari Johny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas Sally. Dia akhirnya tidak tahan. Dia datang kepada neneknya dan mengakui dia telah membunuh bebek itu. Neneknya membungkuk dan memeluk Johny, dan berkata, "Sayang, nenek tahu. Nenek waktu itu berdiri di depan jendela dan melihat semua kejadian itu. Tetapi karena saya mengasihi-mu, saya memaafkan-mu. Tetapi nenek hanya berpikir berapa lama lagi kamu akan membiarkan Sally memperbudak kamu."<br /><br />Saya tidak tahu apa masa lalu-mu. Saya tidak tahu dosa apa yang musuh terus dilemparkan ke wajah-mu dan menghantui hati nurani-mu. Tetapi apapun itu, saya ingin kamu mengetahui sesuatu. Yesus berdiri di jendela. Dan dia melihat seluruhnya. Tetapi karena dia mengasihimu, Dia telah mengampuni-mu. Kemungkinan Dia juga berpikir berapa lama kamu akan membiarkan musuh memperbudak kamu. Sesuatu yang besar mengenai Tuhan adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga melupakan!!!<br /><br />Yohanes 1.9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.<br /><br />-ah<br />Sumber :<a href="http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/ingat_bebek_itu.htm">http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/ingat_bebek_itu.htm</a><br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-74091258516860854462009-03-12T07:13:00.000-07:002009-03-12T07:18:13.691-07:00Bukan Karena HartaMarkus 10:17-27<br /><br />"... Meskipun saya susah, menderita dalam dunia, saya mau ikut Yesus sampai s'lama-lamanya." Bagi Anda yang biasa menggunakan Kidung Jemaat, Anda tentu tahu penggalan lagu itu (KJ 375). Lagu itu sering dinyanyikan dengan nada sendu bagai ingin menunjukkan kesungguhan ikut Yesus. Namun bila kita tanyakan diri kita sendiri, seberapa jauh dan sungguhkah kita ingin ikut Yesus?<br /><br />Seorang kaya yang ingin memperoleh hidup kekal ternyata belum benar-benar serius memiliki keinginan itu. Ia memang telah melakukan semua hukum Taurat, bahkan sejak masa mudanya (ayat 20). Ia mengira bahwa ketaatannya itu bisa menjadi modal untuk memiliki kehidupan kekal. Namun ketika ada syarat yang Yesus ajukan, yaitu untuk menjual harta kekayaannya, ia merasa keberatan (ayat 22). Bagi dia, harta kekayaannya <br /><br /><span class="fullpost"><br />jauh lebih berharga daripada harta di surga yang belum kelihatan. Mungkin dia telah bersusah payah untuk mendapatkan harta sebanyak itu. Lalu bagaimana mungkin ia harus membagikannya begitu saja kepada orang lain, meski mereka miskin? Lagi pula bagaimana ia dapat hidup selanjutnya? Ternyata ia telah menyandarkan hidupnya pada hartanya. Penolakannya untuk berpisah dari hartanya memperlihatkan bahwa ia telah menjadikan harta sebagai berhala. Kekayaannya telah membuat dia menolak hidup kekal.<br /><br />Kekayaan memang dapat membuat orang merasa tidak memerlukan Allah. Haus harta dapat menggantikan kehausan akan kebenaran. Meski demikian, Yesus bukan sedang mengajarkan bahwa orang miskin lebih mudah masuk surga atau bahwa tiap orang harus melepaskan kekayaannya. Namun tiap orang harus menyadari kebutuhannya akan Allah. Semua orang harus sadar bahwa tidak ada sesuatu apapun yang bisa dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. Hidup kekal hanya bisa diperoleh dengan harga yang sangat mahal. Dan hanya Yesuslah yang dapat membayar harga itu.<br /><br />Syukur kepada Allah karena hidup kekal itu bisa kita terima dengan menerima Kristus sebagai Juruselamat kita.<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/12/<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-28358772984950204972009-03-11T08:47:00.000-07:002009-03-11T08:50:14.234-07:00MENGENAL DAN MEMOTIVASI ORANG-ORANG YANG KITA PIMPINMENGENAL DAN MEMOTIVASI ORANG-ORANG YANG KITA PIMPIN (I)<br /><br /> e-Leadership 42 -- 11/03/2009<br /><br />DAFTAR ISI<br />EDITORIAL<br />ARTIKEL: Mengerti Siapa Berarti Mengerti Bagaimana<br />KUTIPAN<br />INSPIRASI: Cara Berbeda untuk Orang Berbeda<br />JELAJAH SITUS: Christian Leadership Alliance<br />STOP PRESS: Baru! Publikasi e-Doa<br /><br />==================================**==================================<br />EDITORIAL<br /><br />Agar dapat menghadapi seseorang dengan baik, tentu saja kita harus mengenal orang tersebut terlebih dahulu; bagaimana karakternya dan bagaimana sebaiknya ia disikapi. Hal ini merupakan salah satu hal yang terpenting dalam dunia kepemimpinan. Seorang pemimpin sudah seharusnya mengenal orang-orang yang dipimpinnya sehingga pada akhirnya ia mampu menghadapi mereka dengan cara yang tepat.<br /><br />Artikel yang telah kami sediakan di bawah ini memaparkan beberapa jenis karakter besar manusia yang ditemui Yesus dalam tiga setengah tahun masa pelayanan-Nya, serta bagaimana Yesus menghadapi masing-masing jenis karakter manusia tersebut. Diharapkan, melalui artikel ini, kita semua dapat lebih mengenal karakter-karakter manusia dengan lebih baik dan pada akhirnya mampu menghadapi mereka dengan tepat serta membantu mereka menjadi termotivasi dan bertumbuh.<br /><br />Selamat menyimak, semoga artikel ini, beserta dengan bahan<br />inspiratif yang ada di kolom Inspirasi dan ulasan situs kepemimpinan<br />Kristen yang sudah kami siapkan, dapat menjadi berkat bagi Anda.<br /><br />Sampai jumpa di bagian kedua topik ini yang akan memaparkan seni<br />memotivasi orang lain.<br /><br />Pimpinan Redaksi e-Leadership,<br />Dian Pradana<br />http://lead.sabda.org<br />http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership<br /><br />"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong<br />dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)<br />< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ibrani+10:24 ><br /><br />==================================**==================================<br />ARTIKEL<br /><br /> MENGERTI SIAPA BERARTI MENGERTI BAGAIMANA<br /><br />Rata-rata pukulan kena pemain kasti meningkat seiring dengan kemampuannya memperkirakan jenis lemparan bola yang ditujukan kepadanya. Ketika dia telah memperkirakan lemparannya akan seperti apa, dia tahu bagaimana harus meresponsnya dan memampukannya untuk lebih sering memukul bola dengan tepat. Demikian juga dengan kepemimpinan; kepemimpinan melibatkan dua hal: perkiraan dan respons. Jika Anda mengetahui tipe orang yang Anda pimpin, Anda akan mengetahui bagaimana harus menghadapi mereka. Artikel ini bukanlah tentang strategi komprehensif kepemimpinan, namun sebuah cetak biru kepemimpinan. Dengan kerangka ini, Anda akan lebih cermat mengamati relasi Anda, baik dengan keluarga, teman, gereja, rekan sekerja, dan lain-lain.<br /><br />Tidak mudah menggolongkan manusia. Namun, ada tiga kategori besar manusia yang selalu muncul dalam masa pelayanan Yesus, yang sering kali juga kita temui dalam kehidupan kita. Yesus tidak hanya menemui tiga jenis karakter manusia, tapi Ia biasanya juga memiliki standar untuk merespons masing-masing karakter tersebut.<br /><br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />TIGA JENIS MANUSIA<br /><br />1. Orang yang terbeban adalah mereka yang mengalami masalah dalam kehidupannya -- penyakit keras, perceraian, dan kematian dalam keluarga, ketidakberuntungan dalam keuangan, serta beberapa malapetaka lainnya yang telah merampas sikap dan energi normal mereka. Dalam hal kedewasaan rohani, mereka sedang mengalami satu masa dalam kehidupan yang menuntut perhatian yang sifatnya mendesak. Mereka tidak bergerak untuk sementara, dilumpuhkan oleh beban masalah tersebut.<br /><br />2. Beda dengan orang-orang terbeban yang dibentuk oleh keadaan, orang-orang yang tak bisa diajar, dibentuk oleh kepercayaan diri yang terlalu berlebihan. Mereka tidak fleksibel, keras kepala, dan berhati keras. Dimotori dengan kebanggaan dan kepercayaan bahwa dirinya benar, hati mereka telah dilatih untuk menolak petunjuk atau pun koreksi. Mereka terancam oleh orang yang mereka anggap menggurui. Mereka menentang apa pun yang di luar kebiasaan. Hati mereka menolak petunjuk dan nasihat alkitabiah.<br /><br />3. Orang yang stabil adalah individu yang dapat diajar, yang bebas dari segala jenis masalah kehidupan. Sebagian besar orang Kristen seperti ini, baik yang masih muda maupun yang telah dewasa secara rohani. Dan lagi, mereka mudah didekati. Umumnya, hidup mereka bebas dari masalah dan teratur meski mereka sibuk dan memiliki sedikit masalah.<br /><br />MENGHIBUR YANG TERBEBAN<br /><br />Yesus memiliki sebuah respons strategis saat Dia bertemu dengan orang-orang yang terbeban. Yesus memimpin mereka dengan menghibur mereka. Ketika tangan anak Anda terluka karena mengabaikan peringatan Anda untuk tidak bermain dengan pisau, jika Anda bijak, Anda tentunya tidak akan memarahinya (setidaknya menundanya), namun menghiburnya. Yesus bertemu dengan banyak orang yang terbeban, dan Ia menghibur mereka. Ia sadar bahwa instruksi dan teguran tidak akan berhasil pada situasi seperti itu.<br /><br />Alkitab menceritakan lusinan kisah Yesus menghibur mereka yang terbeban. Sering kali, penghiburan itu berupa kesembuhan fisik. Yesus mentahirkan penderita kusta yang memohon kesembuhan (Markus 1:40-42). Yesus memulihkan Ibu mertua Petrus yang sakit (Matius 8:14-15). Yesus memberikan penghiburan kepada Bartimeus dengan mencelikan matanya (Markus 10:46-52). Yesus juga memberikan penghiburan kepada orang yang terbeban karena stres dan kehilangan orang yang dicintai. Yesus menyembuhkan seorang hamba orang Romawi yang berteriak-teriak memanggil Dirinya, sehingga tuannya disembuhkan (Matius 8:5-13). Yesus tidak berusaha mengajar seorang janda yang anak tunggalnya baru saja mati. Menyadari bahwa janda tersebut sedang bingung, Yesus memberikan penghiburan kepada janda itu dengan membangkitkan anaknya (Lukas 7:11-15). Sewaktu murid-murid mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya, Yesus memberikan penghiburan kepada mereka dengan memberikan waktu untuk berduka (Markus 6:27-32). Bahkan di kayu salib, Yesus menenangkan seorang kriminal yang disalib di sampingnya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43). Yesus menenangkan ibunya -- yang sangat terbeban karena penderitaan salib dan kematian yang harus dialami-Nya -- saat meminta Yohanes untuk menjaganya (Yohanes 19:26-27). Dia telah memberikan penghiburan kepada banyak orang dengan mukjizat dan firman selama karya pelayanannya, Yesus menyatakan diri setelah kebangkitannya dari maut dengan berkata kepada murid-murid: "Jangan takut" (Matius 28:10) dan "Damai sejahtera menyertai engkau" (Yohanes 20:19, 21, 26). Sewaktu Yesus bertemu dengan orang yang "lumpuh" karena beban masalah, Yesus memimpin mereka dengan menghibur mereka. Hal ini harus kita teladani.<br /><br />Saat seorang teman merasa sangat terbeban karena harus menitipkan orang tuanya ke panti jompo, dia membutuhkan penghiburan lebih daripada yang lain, dan saya merupakan alat Tuhan yang paling potensial untuk melakukannya. Bisa dengan mengunjunginya, mengirim karangan bunga, mengirim surat-surat yang menyemangatinya, berdoa bersama, atau sekadar menjadi pendengar yang baik (yang terbukti efektif bagi teman saya). Selain itu, saya juga telah menghibur banyak orang terbeban yang lain. Sikap berhati-hati di dalam membangun relasi memampukan saya melihat kesempatan-kesempatan itu dengan lebih jelas. Pikirkan seseorang yang sedang mengalami masalah hidup. Bagaimana Anda dapat membantunya?<br /> TEGAS TERHADAP YANG BEBAL<br /><br />Jika orang yang terbeban melihat sisi lembut Yesus, orang yang bebal<br />melihat sisi keras dari Yesus. Yesus tidak memberikan firman yang<br />menenangkan atau mengampuni perilaku mereka. Namun, kepemimpinan-Nya<br />keras. Dengan tegas dan lugas, Dia menegur orang yang keras hati,<br />tak peduli status dan jabatannya.<br /><br />Dalam pelayanan-Nya, sebagian besar orang-orang yang keras hatinya adalah para pemimpin agama. Yesus menentang ketidakfleksibelan pandangan orang Farisi tentang Sabat dengan menyembuhkan orang yang tangannya mati (Lukas 6:6-11; lihat juga teguran Yesus terhadap pegawai sinagoga yang menentang kegiatan-Nya pada hari Sabat dalam Lukas 13:10-17). Ketika orang Farisi yang bebal menguji Yesus tentang perceraian, Yesus menegur mereka (Matius 19:8). Yesus menolak dan menegur mereka saat orang-orang Farisi meminta sebuah tanda (Matius 12:38-45; lihat juga Matius 16:1-4 ketika Yesus menolak permintaan yang sama). Yesus menentang orang-orang Saduki yang merasa diri benar, padahal mereka salah memahami Injil (Matius 22:29). Yesus menentang Simon orang Farisi dengan perumpamaan dan pengajaran singkat mengenai kelemahlembutan setelah dia mempertanyakan kepantasan seorang perempuan yang membasuh kaki-Nya (Lukas 7:36-50).<br /><br />Yesus juga meluruskan kebodohan dengan teguran. Hal ini biasanya<br />nampak saat Dia memimpin para murid-Nya, yang kadang susah diajar.<br />Mereka ditegur karena tidak taat di Taman Getsemani (Matius 26:36-46) dan dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24:25-26). Yesus juga<br />menentang kebodohan mereka (Markus 7:18) dan ketidakpercayaaan<br />mereka (Matius 14:31; 17:20; Markus 4:40; Lukas 8:25; lihat juga di<br />Yohanes 20:27-29), dan kadang Dia menyatakan secara gamblang<br />kekerasan hati mereka (Markus 8:17; lihat juga Markus 6:52). Ketika<br />para murid membicarakan siapa yang tebesar di antara mereka, Yesus<br />menanggapi kesombongan diri mereka dengan sebuah pernyataan yang<br />tegas: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia<br />menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya"<br />(Markus 9:35). Yesus secara konsisten menegur orang yang tidak bisa<br />diajar.<br /><br />Sayangnya, kita semua mengetahui orang-orang dengan karakter seperti ini. Bahkan, saya dulu pun juga termasuk orang yang tidak mau diajar, sampai orang yang mengenalkanku pada Kristus menyodorkan sebuah ayat dan akhirnya saya bertobat.<br /><br />Teguran dapat berupa sebuah pertanyaan, sebuah bagian di dalam<br />Alkitab, atau pertentangan, yang semuanya harus dilakukan dengan<br />kelemahlembutan. Kemampuan Yesus yang dengan keras menegur orang<br />yang tidak bisa diajar, berakar dari kemampuan-Nya untuk memahami<br />hati manusia secara tepat. Karena kita kurang mampu seperti Yesus,<br />Paulus mengingatkan kita untuk "ramah terhadap semua orang ... dan<br />dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan (2<br />Timotius 2:24-25). Ketika harus menemui orang yang keras hati dan<br />bebal, mintalah kepada Tuhan roh kelemahlembutan dan keberanian<br />untuk menghadapi mereka.<br /><br />MENANTANG ORANG YANG STABIL<br /><br />Jutaan orang sehat berolahraga setiap hari supaya bertambah kuat dan sehat. Menyadari bahwa hidup orang seperti ini juga harus bertumbuh secara rohani, Yesus mencoba mendidik mereka dan membuat mereka "merasa tidak nyaman" dengan perkataan atau tindakan yang menantang.<br /><br />Para murid Yesus adalah orang-orang yang stabil saat Yesus menemui mereka untuk pertama kalinya, jadi Dia menantang mereka untuk meninggalkan cara hidup mereka dan mengikut-Nya (Matius 4:19; Lukas 5:27; Yohanes 1:43). Ia menantang Simon Petrus (seorang nelayan musiman yang kurang beruntung) untuk memercayai-Nya dengan menebarkan jala untuk kali terakhir (Lukas 5:4-6). Perempuan Samaria di sumur juga Ia tantang dengan suatu tantangan yang kemudian memperluas pemahamannya akan budaya, penyembahan, dan akhirnya identitas Yesus sendiri. Yesus menyatakan diri bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan, dan memberikan keselamatan padanya dan banyak orang di kotanya (Yohanes 4:7-42). Yesus menyingkapkan kesulitan-kesulitan dalam pemuridan kepada kedua belas murid-Nya yang stabil: "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Matius 10:38-39). Saat memberi makan 5.000 orang, Yesus menyuruh murid-murid-Nya, "Kamu harus memberi mereka makan!" (Markus 6:37); Yesus menantang mereka untuk mempertimbangkan persediaan makanan yang mereka miliki. Yesus pernah menantang para pengikut-Nya dengan "perkataan keras" yang membuat banyak orang meninggalkan-Nya (Yohanes 6:53-60). Ketika Petrus bertanya kepada Yesus tentang seberapa banyak ia harus mengampuni saudaranya, jawaban Yesus memperluas pemahaman Petrus tentang pengampunan (Matius 18:21- 22). Seorang pejabat muda yang kaya pergi dengan hati yang sedih karena tidak mampu memenuhi tantangan Yesus untuk merelakan segala hartanya (Matius 19:16-22). Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menantang Petrus untuk menggembalakan domba-Nya (Yohanes 21:15-17). Bahkan, Amanat Agung Tuhan pun menantang orang yang stabil dan menguji batas kemampuan mereka (Matius 28:18-20).<br /><br />Yesus biasanya tidak menantang orang bebal karena Yesus tahu mereka<br />akan menolaknya. Yesus juga tidak menantang orang-orang yang<br />berbeban berat karena masalah hidup, karena Dia tahu mereka tidak<br />dapat menanggapinya. Sebagai seorang pemimpin yang bijak, Yesus pun<br />menjadi seorang murid, dan menyimpan tindakan dan kata-kata-Nya yang<br />menantang untuk mereka yang stabil.<br /><br />Kebanyakan orang adalah orang yang stabil. Tuhan memakai mereka pada saat mereka dapat bertahan untuk dididik dalam perjalanan spiritual mereka. Saya pernah menantang seorang teman untuk menginjili, dan kini ia pun aktif menginjili. Kadang, cara terbaik untuk belajar menantang seseorang yang hidupnya stabil adalah dengan bertanya kepada mereka: "Kira-kira langkah apa yang harus Anda ambil dalam perjalanan Anda bersama Yesus Kristus?" Dengarkan dengan saksama jawaban mereka, dan tawarkan bantuan dan tanggung jawab Anda.<br /><br />Bukan Sebuah Formula yang Kaku<br /><br />Kepemimpinan tidak kaku; Yesus tidak selalu merespons seseorang dengan sesuai dengan jenis karakternya. Saat Lazarus sakit, Maria dan Marta memberi kabar kepada Yesus supaya datang dan menyembuhkan saudara mereka. Bukannya datang untuk menyembuhkan Lazarus, Yesus menunda kedatangan-Nya hingga Lazarus mati. Yesus mendidik mereka bahkan sewaktu mereka mengalami krisis hidup. Yesus akhirnya memberikan kelegaan kepada Maria dan Marta dengan membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 11). Sewaktu para murid membangunkan Yesus di tengah badai, pertama-tama Yesus menenangkan mereka dengan meredakan badai itu, dan kemudian Dia menegur hati mereka yang bebal: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Markus 4:40). Nikodemus, orang Farisi yang mendatangi Yesus waktu malam, awalnya ditantang dengan pengajaran baru tentang "kelahiran kembali", tapi Yesus juga menegurnya: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?" (Yohanes 3:10). Yang terakhir, seorang perempuan Kanaan yang meminta Yesus untuk menyembuhkan anak permpuannya yang kesurupan, imannya ditantang sebelum ia mendapatkan kelegaan (Matius 15:22-26). Kita seharusnya memerhatikan hal-hal ini dan juga pengecualian yang lain dalam memimpin, sering-seringlah memodifikasi "resep" daripada terus-menerus menggunakan resep yang sama.<br /><br />Tak Ada Orang yang Terlewat<br /><br />Mari kita hadapi: Memimpin adalah kerja keras. Keterlibatan mendalam<br />pada kehidupan orang lain tidaklah mudah. Kita telah dipanggil untuk<br />memimpin, dan setiap orang Kristen rindu akan pimpinan. Tidak ada<br />salahnya memiliki sebuah pelayanan yang khusus melayani salah satu<br />kategori di atas, tapi sebuah pelayanan yang menghindari dan<br />mengabaikan semua kategori anak-anak Tuhan adalah tidak seimbang.<br />Yesus memberi teladan sebuah pelayanan yang seimbang dengan<br />merespons secara tepat setiap orang yang Dia temui. Kalau kita<br />mengikuti teladan Yesus dalam pelayanan yang seimbang, kita tidak<br />akan melewatkan kebutuhan banyak orang di dalam kehidupan kita.<br /><br />Orang di setiap kategori bisa dengan mudah terlewatkan jika kita memunyai mentalitas yang sempit. Sayangnya, hal itu adalah sesuatu yang umum. Orang yang terbeban kadang terabaikan karena mereka terkesan berantakan. Padahal, mereka menangis meminta pertolongan. Lihat saja orang-orang terbeban yang berkenalan dengan Yesus: Yairus, yang anak perempuannya hampir mati (Markus 5:22-24, 35-42); perempuan penderita pendarahan selama dua belas tahun yang mendekati dan menjamah jubah Yesus (Markus 5:25-34); dua orang buta yang memanggil-manggil Yesus sewaktu Ia melintas (Matius 20:30-34). Orang yang terbeban meminta kelegaan, dan Yesus tak pernah melewatkan seorang pun. Orang bebal sering kali terlewatkan karena teguran itu sulit dan tidak enak untuk dilakukan. Namun, Yesus tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menegur orang bebal. Ia bahkan menghampiri mereka untuk menegur mereka. Orang yang stabil sering terlewatkan karena kestabilan tidak memerlukan respons yang mendesak. Banyak pemimpin terlalu sibuk untuk mengurusi "suara" orang yang terbeban sehingga tidak memerhatikan "kebisuan" orang yang stabil.<br /><br />Kesimpulan<br /><br />Pukulan setiap pemain kasti profesional bertambah baik dari waktu ke waktu; hal ini sama dengan kepemimpinan. Hanya Yesus yang memunyai rekor pukulan sempurna, dan Dia memberikan kepada kita banyak teladan untuk membantu kita meningkatkan pukulan kita. Kepemimpinan, layaknya kasti, memerlukan perkiraan dan respons. Jika kita mengenal tipe orang yang dengannya kita bekerja, kita akan mampu membantu orang yang kita pimpin untuk bertumbuh. (t/Dian dan Adwin)<br /><br />Diterjemahkan dan diringkas dari:<br />Nama situs: bible.org<br />Judul asli artikel: Customize Your Leadership: Knowing Who Means<br /> Knowing How<br />Penulis: Jeff Miller, Th. M.<br />Alamat URL: http://www.bible.org/page.php?page_id=5167<br /><br />==================================**==================================<br />KUTIPAN<br /><br />Setiap orang tidak sama -- mereka membutuhkan motivasi yang berbeda.<br /><br />==================================**==================================<br />INSPIRASI<br /><br /> CARA BERBEDA UNTUK ORANG BERBEDA<br /><br />Selama bertahun-tahun, orang mengira bahwa gaya kepemimpinan yang terbaik adalah gaya "partisipasif" -- gaya kepemimpinan yang menekankan pentingnya kemampuan untuk mendengarkan para pengikut Anda serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan otokratis -- gaya kepemimpinan di mana sang pemimpin memegang kendali dan menyuruh orang-orangnya bekerja -- dianggap tidak tepat.<br /><br />Pada tahun 1960-an, saya dan seorang teman, Paul Hersey, mempertanyakan asumsi-asumsi itu. Masalah yang kami temukan adalah bahwa dengan meminta anggota-anggota yang kurang berpengalaman dalam sebuah tim untuk berpastisipasi dalam suatu pengambilan keputusan malah berujung pada "kumpulan sikap cuek". Ada orang yang membutuhkan gaya kepemimpinan yang "memerintah" sehingga pengetahuan dan keterampilannya menjadi matang. Respons kami adalah mengembangkan konsep yang disebut "situational leadership", yang dapat dirangkum dengan kalimat, "Cara yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda."<br /><br />Jadi, gaya kepemimpinan yang manakah yang paling baik? Tentu saja yang cocok dengan perkembangan kebutuhan orang dengan siapa Anda bekerja.<br /><br />Diambil dan disunting seperlunya dari:<br />Judul buku: Hati Seorang Pemimpin<br />Judul asli buku: The Heart of A Leader<br />Penulis: Ken Blanchard<br />Penerjemah: Drs. Arvin Saputra<br />Penerbit: Interaksara, Batam Centre 2001<br />Halaman: 71<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-28242440076622112082009-03-11T08:32:00.000-07:002009-03-11T08:35:06.113-07:00Seperti Anak-Anakmarkus 10:13-16<br />Perhatian terhadap anak-anak di zaman modern ini sudah cukup baik. Orang tua masa kini mengupayakan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Makanan pun selalu diusahakan makanan sehat,bukan asal kenyang.<br /><br />Budaya Yahudi menganggap anak-anak tidak berarti apa-apa. Budaya tersebut mempengaruhi kesan awal para murid ketika orang membawa anak-anak kecil pada Yesus. Bagi mereka, anak-anak merupakan gangguan. Sebab itu mereka melarang orang membawa anak-anak kepada Yesus. Namun Yesus tidak berpikir begitu. Ia marah ketika anak-anak <br /><span class="fullpost"><br />itu dihalanghalangi untuk datang kepada-Nya (ayat 14). Akan tetapi, Yesus malah memeluk dan memberkati mereka. Tindakan ini memperlihatkan bahwa Tuhan tidak menyepelekan anak-anak. Ia menghargai anak-anak. Mereka adalah milik-Nya juga. Ia tahu bahwa mereka pun memerlukan Dia, dan karena itu mereka pun harus dilayani. Sebab itu orang dewasa seharusnya membuka jalan bagi anak-anak untuk datang pada Yesus dan bukan malah jadi penghalang.<br /><br />Selain itu, Yesus juga memperlihatkan kualitas seorang anak sebagai gambaran penting bagi orang yang ingin memasuki kerajaan Allah (ayat 14). Ia memang tidak menjabarkan kualitas macam apa yang dimiliki anak-anak. Namun mari kita perhatikan kualitas yang dimiliki anak-anak tanpa melihat latar belakang ras, budaya, atau apapun. Anak-anak dimanapun selalu berpikir sederhana. Mereka juga selalu merasa membutuhkan pertolongan orangtuanya. Maka bila merasa membutuhkan pertolongan dan perhatian, tanpa malu-malu mereka akan dengan segera berteriak meminta pertolongan dan perhatian orangtuanya. Inilah kualitas yang perlu ada dalam diri orang yang memasuki kerajaan Allah. Ketika me-nyadari bahwa diri kita perlu Tuhan, janganlah mempertimbangkan terlalu banyak hal yang memberatkan kita untuk datang pada Dia. Seperti seorang anak, datanglah segera secara spontan dan nyatakan bahwa kita memerlukan Dia. Niscaya Dia akan menyambut kita.<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/11/<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-57848072551186930612009-03-11T08:24:00.000-07:002009-03-11T08:27:45.703-07:00Memutilasi Diri?Markus 9:42-50<br /><br />Tuhan tidak menghendaki umat-Nya melakukan dosa. Karena itu bila ada orang yang menyebabkan orang lain berdosa, maka ia harus menerima ganjaran (ayat 42). Bahkan bila salah satu anggota tubuh kita menyebabkan kita berbuat dosa, Tuhan menyuruh kita<br />untuk membuangnya. Terdengar ekstrim? Memang. Namun Tuhan tidak akan memberikan perintah tanpa suatu sebab.<br /><br />Selanjutnya mari kita berpikir, apakah dengan memutilasi diri maka kita langsung dapat mengontrol dosa? Sesungguhnya dosa adalah masalah hati. Jika kita memotong tangan kanan, masih ada tangan kiri yang dapat melakukan dosa. Dan jika kita memotong semua anggota tubuh, masih ada pikiran dan hati yang dapat berbuat dosa. Maka kita melihat bahwa sesungguhnya yang Tuhan inginkan adalah keaktifan kita melawan segala sesuatu yang akan menjauhkan kita dari Tuhan. Sebab pencobaan datang melalui tangan dengan apa yang kita lakukan, melalui kaki dengan tujuan kita pergi, dan melalui mata dengan apa yang kita lihat. Aktif melawan dosa sangat perlu kita lakukan karena bila tidak, nerakalah yang akan menjadi bagian kita (ayat 47). Untuk itu murid Tuhan perlu melatih diri agar tidak kehilangan upah imannya.<br /><br /><span class="fullpost"><br /><br />Dalam kehidupan sebagai murid Tuhan, kita tidak akan lepas dari ujian-ujian yang diberikan Allah. Ujian itu bagai garam pada makanan yang akan memberi rasa serta mencegah pembusukan (band. ak. 1:2-4). Namun jika garam menjadi tawar, maka hasil yang diinginkan tak akan tercapai. Begitu pula jika kita tidak memandang penting ujian dari Allah, kita bisa menjadi kebal sehingga ujian itu tidak lagi mendatangkan manfaat bagi kita.<br /><br />Maka bagi kita yang telah memiliki anugerah yang menyelamatkan, berdoalah senantiasa agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Hiduplah dalam damai dan kasih dengan orang lain. Jangan mencari hal-hal besar, tetapi hiduplah dalam kerendahan hati. Semua hal<br />ini kelihatan sederhana, tetapi akan mendatangkan upah bagi kita.<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/03/09/<br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-41336321023042208302009-03-10T08:18:00.000-07:002009-03-10T08:21:54.805-07:00Doa Orang BerimanMarkus 7:24-30<br /><br />Kedatangan Yesus di daerah Tirus (kafir), walau diam-diam ternyata diketahui juga. Seorang perempuan Siro-Fenisia tidak dapat menahan diri untuk bertemu Yesus (ayat 25). Ada beban berat yang mendorong dia datang. Anak perempuannya dirasuk setan (ayat 26). Maka saat mendengar bahwa Yesus datang ke daerahnya, tanpa buang waktu ia segera menemui Yesus. Jawaban Yesus ternyata tidak sesuai harapan (ayat 27). Yesus menyebut dia sebagai anjing yang tidak layak menerima makanan yang disediakan bagi anak-anak. Bangsa Israel memang menyebut bangsa-bangsa kafir anjing, karena mereka dianggap najis. Yesus tidak menghina, Ia hanya mengingatkan posisi nonYahudi, yang tidak termasuk dalam perjanjian Allah. Namun si perempuan tidak mundur karena pernyataan ini. Ia sadar siapa dirinya. Ia memang tidak termasuk bangsa Israel yang dilayakkan untuk menerima kasih karunia Tuhan. Namun justru kesadaran itulah yang membuat dia berani berargumen dan meminta 'remah-remah' kasih karunia itu. Dan iman yang gigih ini diperkenan Tuhan. Kerendahan hati membuat harapannya dikabulkan (ayat 29-30)<br /><span class="fullpost"><br /><br />Pernahkah kita berdoa sedemikian gigih buat orang lain, siapapun dia? Kegigihan dalam berdoa memang perlu. Lamanya menanti jawaban doa kadang-kadang membuat kita merasa tidak ada gunanya berdoa lebih lama lagi. Apalagi bila kita melihat bahwa orang yang kita doakan tetap saja hidup dalam dosa. Namun mari kita bayangkan betapa bersukacitanya perempuan itu ketika menemukan anaknya su-dah dapat tidur karena setan sudah tidak lagi merasuki anaknya. Imannya kepada Kristus dan kegigihannya membuat ia mendapatkan apa yang ia minta dari Tuhan.<br /><br />Marilah kita tetap bertahan dalam doa-doa kita bagi orang lain. Sebutlah tiap nama yang kita ingin doakan, yang keras, yang berkelakuan paling buruk, maupun yang paling sulit untuk percaya pada Kristus. Mungkin saja kita tidak dapat dengan segera melihat jawaban Tuhan. Namun jangan putus asa, karena Tuhan pasti mendengar kita.<br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/02/24/<br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-27382907542539464062009-03-07T23:44:00.000-08:002009-03-08T00:02:26.653-08:00KEPERCAYAAN TRADISIONALBacaan : Kolose 2:6-15 <br />Setahun: Ulangan 26-28<br /><br />Dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Nature, pernah dibahas bahwa secara alami manusia adalah makhluk yang religius. Itu sebabnya dalam semua kebudayaan tradisional, biasanya ada sistem kepercayaan akan hal-hal gaib. Di Indonesia, hal ini tampak dalam ritual-ritual yang wajib dilakukan sebelum melakukan sesuatu, atau kepercayaan tentang hari-hari baik dan buruk, atau tentang tanda-tanda yang menubuatkan sesuatu akan terjadi.<br /><br />Sebagai pengikut Kristus, tidak semua tradisi tersebut bisa kita terima begitu saja. Sebab, semenjak kita percaya kepada Yesus, kita hidup hanya di dalam Dia (ayat 6,7). Sementara itu, kita tahu bahwa banyak dari kepercayaan tersebut yang justru membuat kita menjauh dari Dia dan mendekat kepada roh-roh atau hal-hal lain yang bukan Tuhan. Padahal, semua roh dan kekuatan lain tersebut telah ditaklukkan oleh Kristus (ayat 15), sehingga jika kita sudah ada di dalam Dia, maka tidak ada gunanya tunduk dan mengabdi kepada segala hal gaib tersebut.<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br /><br />Memang pada praktiknya, tidak mudah dan tidak selalu bijak pula kalau kita membuang begitu saja segala tradisi yang selama ini dipegang oleh keluarga dan kerabat kita. Oleh karena itu, sejauh yang kita bisa, kita dapat memodifikasi dan memaknai ulang tradisi yang ada sambil pelan-pelan memberi pemahaman kepada keluarga dan kerabat kita. Sebagai contoh, daripada melakukan ritual untuk mencegah roh jahat mengganggu acara yang akan dilaksanakan, lebih baik kita mengadakan acara pemberkatan dan pengucapan syukur kepada Tuhan sambil menjelaskan makna dan alasannya dengan sopan -ALS<br />BIJAK-BIJAKLAH MENYIKAPI KEPERCAYAAN TRADISIONAL<br /><br />DENGAN SELALU MENGINGAT BAHWA YESUSLAH TUHAN KITA<br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1812327279149813484.post-1982421240154911892009-03-07T23:36:00.000-08:002009-03-07T23:40:09.503-08:00Teori SubstitusiRoma 5:8-10<br /><br />Bagaimana mungkin kematian seorang Yesus dapat menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Dia? Jika Allah adil mengapa tidak tiap orang diperlakukan adil seturut kenyataan baik-buruk kehidupan masing-masing?<br /><br />Pertanyaan penting ini menyangkut inti iman Kristen. Kris-ten percaya bahwa mengimani Yesus yang mati dan bangkit (Rm. 3:24, 25) berakibat pada pembenaran. Bagaimana bisa demikian? Ayat tersebut membuka jalan bagi kesimpulan bahwa kematian Yesus adalah pengganti kita (substitusi). Mari kita memeriksa firman Allah memastikan apakah ajaran ini benar.<br /><br />Allah bersifat adil, kudus, baik, mengasihi, setia, dlsb., seperti yang Ia nyatakan dalam Alkitab. Karena kita diciptakan untuk bersekutu dengan-Nya, Ia memberi kita petunjuk untuk hidup. Ini diungkapkan Allah dalam berbagai firman yang Ia berikan, antara lain dalam Sepuluh Hukum. Maka kita harus hidup sesuai dengan aturan-aturan kekudusan, kebenaran, kejujuran, ke-setiaan, kemurnian ibadah, dengan sepenuh hati. Bukan saja terhadap Allah, tetapi juga kepada sesama. Masalahnya tidak ada orang yang sanggup secara sempurna memenuhi kriteria Allah. Ada dosa yang kadang atau sering membuat kita melanggar kekudusan Allah, bahkan sampai ketagihan melakukannya. Jika Allah adil, tak mungkin kebaikan kita menebus pelanggaran dosa kita. Kita harus binasa!<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Yesus tak pernah kedapatan berdosa. Hubungan-Nya dengan Allah serasi indah. Sikap dan kelakuan-Nya terhadap sesama, sempurna elok! Ia berhasil menjalani hidup yang gagal dijalani Adam dan kita semua. Ia mati bukan karena kesalahan-Nya, tetapi karena menggenapi misi Allah. Untuk apa? Untuk mewujudkan kasih Allah. Allah ingin menyela-matkan manusia dari belenggu dosa, dan membebaskan manusia dari murka-Nya. Namun Ia adil. Pengampunan tak boleh membuat Dia kompromi dengan dosa. Yesus yang hidup-Nya menyukakan Allah itu, layak memberikan nyawa-Nya yang kudus tak bercacat menjadi kurban penebusan dosa. Allah berkenan pada kurban Yesus. Inilah alasan mengapa kematian dan kebangkitan Yesus berkuasa menyelamatkan kita!<br /><br /><br />e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2009/02/28/<br /><br /><br /></span>Gomgom Freddy Situmoranghttp://www.blogger.com/profile/00245449212038608551noreply@blogger.com0