Wednesday, April 1, 2009

SIAPA YANG MENYALIBKAN TUHAN YESUS?

Tanya:

Siapa yang menyalibkan Tuhan Yesus? Mengapa Ia harus disalib dan siapa yang bertanggung jawab atas kematian-Nya?

Jawab:

Suatu tragedi telah terjadi kurang lebih 2000 tahun yang lalu, tatkala seorang yang bernama Yesus dijatuhi hukuman mati dan disalib di atas Bukit Golgota. Bukankah di mata rakyat jelata, Yesus dianggap sebagai Nabi besar, bahkan dipandang sebagai seorang Mesias, yaitu seorang yang diutus Allah untuk membebaskan umat-Nya dari cengkeraman dosa dan kematian? Tetapi mengapa Yesus disalib? Siapa yang bertanggung jawab atas kematian-Nya?

Mungkin dengan spontan orang akan menjawab, Yudas Iskariotlah yang harus bertanggung jawab atas kematian Yesus. Memang Yudas adalah murid Tuhan Yesus, tetapi kemudian ia mengkhianati Tuhan. Ia berjanji sanggup menyerahkan Yesus di tangan orang-orang jahat, asal saja dengan imbalan jasa yang berupa uang. Hal ini disetujui, maka terjadilah penangkapan Yesus di taman yang sepi, Taman Getsemani.



Maka ada orang yang mengatakan bahwa Sanhedrinlah yang harus bertanggung jawab atas penyaliban Yesus. Dari Getsemani, Yesus dibawa ke pengadilan Yahudi, Sanhedrin namanya. Di situ, Yesus dikeroyok dengan tuduhan-tuduhan palsu yang bertubi-tubi. Karena palsu, tuduhan-tuduhan itu tidak mengenai sasarannya. Maka para Farisi merasa sangat jengkel dan mendesak Yesus untuk menjawab hanya satu pertanyaan saja: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah atau tidak?" Jawab Yesus: "Benar, engkau telah mengatakannya." Maka imam besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia sudah menghujat Allah, untuk apa kita perlu saksi lagi?" Dengan demikian, Sanhedrinlah yang telah menjatuhi hukuman mati atas Yesus.

Memang, oleh Sanhedrin, Yesus telah divonis sebagai orang yang tidak dapat diampuni dosanya. Karena Ia melanggar "kehormatan Allah". Tetapi Sanhedrin tidak berhak untuk menjalankan hukuman tersebut. Maka oleh orang Yahudi, Yesus telah dibawa ke pengadilan penguasa Romawi yang pada waktu itu menguasai bangsa Yahudi. Di dalam pengadilan kedua ini, Pontius Pilatus bertanya kepada penuduh: "Apa yang kau tuduhkan terhadap Yesus ini?" Jawab mereka: "Jikalau orang ini bukan orang jahat, tiada juga kami menyerahkan Dia kepada tuan." Alasan ini kurang jelas bagi Pilatus, karena itu ia mendesak supaya mereka mengajukan hal-hal yang konkret. Para pemimpin Yahudi berpikir: "Tentu Pilatus tidak mau menjatuhi hukman mati, kalau alasannya hanya Yesus mengaku Anak Allah", karena itu mereka datang dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat sebagai berikut:
1. Ia menyesatkan bangsa Yahudi,
2. Ia melarang orang membayar pajak,
3. Ia mengatakan diri-Nya sendiri Raja (dalam arti, untuk menandingi
dan melawan kaisar Romawi).

Setelah Pilatus mengadakan dialog dengan Yesus, Pilatus mengambil kesimpulan bahwa Yesus tidak bersalah apa-apa. Yesus tidak memunyai keinginan jahat, bukan orang yang memberontak terhadap pemerintahan Romawi. Lalu Pilatus keluar mendapatkan orang-orang Yahudi dan mengumumkan pembebasan Yesus dari tuduhan-tuduhan mereka: "Aku ini tidak mendapati suatu kesalahan pun pada-Nya."

Seharusnya sampai di sini proses pengadilan itu sudah dapat diakhiri dengan pembebasan Yesus. Akan tetapi, karena desakan-desakan politis, ancaman-ancaman, dan intimidasi dari pihak pemimpin agama Yahudi, Pilatus yang mula-mula berdiri tegak hendak melepaskan Yesus, akhirnya terpaksa menyerah kalah terhadap tuntutan-tuntutan orang Yahudi itu, sehingga karena habis akal ia menyerahkan Yesus ke tangan mereka untuk disalibkan.

Dari pembahasan di atas, seolah-olah ada tiga pihak yang harus bertanggung jawab atas kematian Yesus, yaitu: Yudas, pemimpin-pemimpin orang Yahudi, dan Pilatus. Tetapi hal ini masih belum menyatakan keseluruhan fakta, mengapa Yesus mati, sebab kematian Yesus sudah diizinkan, bahkan telah ditentukan, oleh Allah Bapa seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 27-28, "Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau tentukan dari semula ole kuasa dan kehendak-Mu."

Dengan demikian, kita mengetahui bahwa kematian Yesus adalah "maksud dan rencana" Allah Bapa. Namun, Bapa tidak pernah memaksakan Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya. Yesus berkata: "Tidak seorang pun mengambil dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali" (Yoh. 10:18).

Kalau begitu, Yesus sendirilah yang dengan rela hati menyerahkan nyawa-Nya untuk disalib dan mati. Dan Dialah yang bertanggung jawab atas kematian-Nya sendiri.

Tetapi hal ini pun belum membentangkan kisah yang sempurna tentang kematian Yesus. Mengapa Yesus merelakan diri-Nya untuk mati di atas kayu salib? Alkitab mengatakan bahwa "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci" (1 Kor. 15:3). "Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibr. 2:9). Paulus juga mengatakan bahwa Yesus "yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Gal.2:20)

Dengan demikian, kita boleh mengambil kesimpulan bahwa kitalah, yaitu umat manusia secara individual, yang telah menyalibkan Yesus. Orang-orang berdosa yang menyebabkan Yesus mati di atas kayu salib. Kitalah orang-orang durhaka yang harus bertanggung jawab atas kematian Kristus Yesus.

Demikianlah tragedi penyaliban Tuhan Yesus telah digenapi menurut rencana Allah dalam rangka menyelamatkan isi dunia ini. Memang Yesus sudah mati bagi dosa kita. Namun, pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati, membuktikan bahwa Ia telah sukses menunaikan misi yang dibebankan Bapa kepada-Nya, supaya barang siapa yang percaya akan Dia jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Menjawab Pertanyaan Kontemporer
Penulis: David Pan Purnono
Penerbit: Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 1994
Sumber online: Situs Christian Counseling Center Indonesia
Alamat url: http://c3i.sabda.org/bab_ii_tentang_yesus_kristus

TUJUAN YESUS MEMIKUL SALIB


Tujuan Yesus memikul salib dibagi dua. Yang pertama adalah menghapuskan dosa manusia (Mat. 26:28; Rm. 6:6-11). Yang kedua adalah Tuhan Allah dan Yesus datang kepada batin orang yang sudah dihapuskan dosanya, lalu bersatu dengannya (Kis. 2:36-38; Gal. 2:20; Rm. 8:9-11). Sebelum Yesus memikul kayu salib, Roh Allah belum diberikan kepada para pengikut-Nya (Yoh. 7:38-39). Yesus meniupkan napas-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, "Terimalah Roh Allah." Sebelum Yesus diangkat ke surga, Dia memberi perintah kepada mereka agar menunggu kedatangan Roh Allah yang sudah dijanjikan-Nya serta menjadi saksi-saksi untuk-Nya di Yerusalem, di seluruh Yudea di Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Kemudian, Dia diangkat ke surga (Kis. 1:4-8). Lalu, pada hari Pentakosta mereka dikuasai oleh Roh Allah dan menyebarkan kabar baik tentang Yesus Kristus(Kis. 2:1-4). Ini berarti bahwa Yesus memikul kayu salib untuk menghapuskan dosa para pengikut-Nya dan Roh Allah yang meninggalkan manusia karena dosanya, datang kembali kepada para pengikut-Nya yang tidak berdosa. Di manakah Tuhan Yesus yang memikul kayu salib untuk menghapuskan dosa kita? Mari kita baca firman-Nya dan percaya pada-Nya.

Gal. 2:20, "Sekarang bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya. Hidup ini yang saya hayati sekarang adalah hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi saya dan yang telah mengurbankan diri-Nya untuk saya." (BIS)

Yoh. 14:20, "Bila tiba hari itu, kalian akan tahu bahwa Aku bersatu dengan Bapa, kalian bersatu dengan Aku, dan Aku bersatu dengan kalian." (BIS)

Why. 3:20, "Lihat! Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk. Kalau ada orang yang mendengar suara-Ku, dan membuka pintu, Aku akan masuk menemui dia; Aku akan makan bersama-sama dia dan ia makan bersama-sama Aku." (BIS)

Gal. 4:6, "Karena kalian adalah anak-anak Allah, Allah menyuruh Roh Anak-Nya masuk ke dalam hati Saudara dan hati saya, yaitu Roh yang berseru, 'Bapa, ya Bapaku.'" (BIS)

Rm. 8:9-11, "Tetapi kalian tidak hidup menurut tabiat manusia. Kalian hidup menurut Roh Allah–kalau, tentunya, Roh Allah sungguh-sungguh memegang peranan di dalam dirimu. Orang yang tidak memunyai Roh Kristus, orang itu bukanlah kepunyaan Kristus. Tetapi kalau Kristus hidup di dalam dirimu, maka meskipun badanmu akan mati karena dosa, namun Roh Allah memberikan hidup kepadamu, sebab hubunganmu dengan Allah sudah baik. Kalau Roh Allah, yang menghidupkan Kristus dari kematian, hidup di dalam dirimu, maka Ia yang menghidupkan Kristus dari kematian itu, akan menghidupkan juga badanmu yang dapat mati itu. Ia melakukan itu dengan Roh-Nya yang hidup di dalammu." (BIS)

1 Kor. 3:9, "Kami adalah orang-orang yang sama-sama bekerja untuk Allah; dan kalian adalah seperti ladang Allah. Saudara-saudara adalah seperti gedung Allah juga." (BIS)

1 Kor 3:16, "Tahukah Saudara bahwa kalian adalah Rumah Allah? Dan bahwa Roh Allah tinggal di dalam kalian?" (BIS)

Why. 20:4, "Lalu saya melihat takhta-takhta, dan orang-orang yang duduk di takhta-takhta itu diberi kuasa untuk memutuskan hukuman. Saya melihat juga jiwa-jiwa orang-orang yang sudah dipenggal kepalanya karena mereka memberi kesaksian tentang Yesus, dan menyebarkan pesan dari Allah. Orang-orang itu tidak menyembah binatang, ataupun patungnya. Mereka pun tidak pernah menerima tanda binatang itu pada dahi atau pada tangan mereka. Maka mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama Kristus selama seribu tahun." (BIS)

Yesus tinggal di dalam hati kita setelah menghapuskan dosa kita sesuai dengan isi Alkitab. Inilah tujuan Yesus memikul kayu salib sekaligus merupakan harapan kita. Jika seseorang yang tidak tahu arti Alkitab dengan baik atau bukan umat Kristen, berbicara apa yang benar atau salah tentang isi Alkitab, maka dia melakukan kesalaha besar. Orang-orang seperti itu tidak layak untuk berbicara tentang Alkitab. Seharusnya mereka harus memberi kesaksian tentang Yesus setelah dikuasai oleh Roh Allah. Dengan demikian, mereka akan bersyukur setelah memahami dengan baik arti salib Yesus yang merupakan keselamatan dan kebanggaan bagi kita.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Healing All Nations
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://healingallnations.shinchonji.kr/lang/id/archives/23

KEMATIAN YESUS MENGHASILKAN KESELAMATAN UMAT MANUSIA YANG PASTI

10 April 2009 umat kistiani di seluruh dunia akan merayakan peringatan kematian Yesus. Dalam bahasa Indonesia, hari ini disebut Jumat Agung. Dalam bahasa Inggris disebut "Good Friday", artinya Jumat yang baik sekali. Berbeda-beda orang memberikan julukan kepada hari kematian Yesus Kristus. Pada hari Jumat Agung, banyak orang Kristen masuk gereja dengan baju hitam dan muka yang sedikit berkerut dari biasanya. Bahkan beberapa gereja sangatmenyakralkan Jumat Agung. Mereka memasuki gereja dengan berlutut sebagai tanda penghormatan mereka akan kematian Yesus Kristus. Tetapi, sebenarnya yang terpenting dalam kehidupan-kehidupan kristiani adalah makna dan kuasa salib Kristus yang harus kita miliki, hayati, dan hidupi.

1 Korintus 1:18: "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."

Ketika beberapa hari lalu saya berada di Finlandia, bersama Pdt. F.Pattiradjawane, kami dijamu makan oleh pejabat kedutaan besar RI di Finlandia. Beliau bertanya, mengapa di Finlandia yang mayoritas penduduknya Kristen, jarang kelihatan gedung gereja. Lalu seorang pendeta Finlandia yang bersama dengan kami menjawab bahwa sekarang di negara ini muncul satu "agama", yaitu agama materialisme. Banyak orang Finlandia mendewakan pekerjaan/keuangan, mendewakan penemuan-penemuan baru, mendewakan IT (Information Technology). Jadi walaupun negara itu berlandaskan agama Kristen Lutheran, bahkan benderanya dibubuhkan tanda salib, tetapi belum tentu masyarakatnya memiliki pemberitaan Injil keselamatan dari salib Kristus.

Bukan hanya sekarang, tetapi dari dulu sudah ada kelompok yang menganggap bahwa pemberitaan tentang salib Kristus itu adalah suatu kebodohan. Mereka beranggapan bahwa pemberitaan salib hanyalah bagi kisah agama orang yang melarat dan bagi orang-orang yang sudah mendekati ajalnya. Namun, Paulus berkata bahwa bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah, kuasa Allah.

Saya sangat gembira kalau sudah berada di kota Seoul, Korea. Di kota Seoul, berdiri sekitar 10 ribu gereja. Dan setiap gereja, di atasnya ada salib dengan lampu merah. Jadi, kalau malam kita melihat kota Seoul seperti hutan salib. Begitu indah. Salib menjadi satu simbol kristiani yang tegak berdiri walaupun banyak orang menentangnya.

Lukas 23:39-43. Ketika disalib, Yesus tidak sendirian. Di kanan kirinya ada dua orang kriminal, dua orang penyamun atau penjahat. Waktu itu Yesus betul-betul dalam keadaan menderita sekali. Paku ukuran 10 inci dihujamkan di kedua belah tangan-Nya. Dan paku satu lagi dihujamkan di kedua kaki-Nya yang disatukan. Sehingga oleh paku itu tubuh Yesus tergantung. Di kepala-Nya juga ada mahkota duri yang dihujamkan ke batok kepala-Nya. Jadi, bisa kita bayangkan bagaimana darah mengalir dari batok kepala, dua tangan, dan kaki-Nya. Belum lagi darah yang mengalir dari punggung-Nya oleh 120 cabikan daging karena cambukan serdadu Romawi. Kepalanya dipukul dan yang terakhir tombak dari serdadu Romawi menusuk lambung-Nya sehingga terjadi kucuran deras darah dan air.

Tetapi dalam keadaan yang sangat mengenaskan itu, Yesus berdoa kepada Bapa, katanya: "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" Lukas 23:34. Yesus mengampuni orang-orang yang menombak, membunuh, mencambuk, memakukan paku, dan menghujatnya-Nya. Inilah prinsip kristiani. Kristen tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Orang Kristen tidak boleh mengutuk dan menghujat orang. Pembalasan adalah haknya Allah. Allah adalah hakim yang adil. Orang Kristen selalu diajar untuk mengampuni.

Tetapi dalam keadaan sekarat, ada seorang penjahat di sebelahnya berkata: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Penjahat ini mengejek Yesus, menghina ke-Tuhanan dan ke-Mesias-an-Nya, karena "tak berdaya" di salib. Dia tidak mengetahui rencana Allah bahwa Yesus harus disalib untuk keselamatan umat manusia.

Tetapi seorang penjahat lainnya di sebelah Yesus berkata: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Dari ayat ini kita melihat bahwa terjadi pertobatan pada penjahat yang satu lagi. Dan inilah kelahiran baru seorang Kristen, apabila ia bertobat, menyadari bahwa ia orang berdosa. Bagus sekali kalau orang tua kita Kristen, lantas kita juga kristen. Tetapi kekristenan dimulai bukan karena diturunkan dari orang tua yang Kristen. Kekristenan dimulai jika ada satu jiwa yang bertobat, yang sadar bahwa dia adalah orang berdosa, dan percaya kepada Yesus yang tidak berdosa.

Penjahat itu kemudian berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Penjahat ini rindu keselamatan dan percaya bahwa Yesus adalah Raja Keselamatan. Ini adalah syarat keselamatan. Keselamatan diterima bukan waktu dibaptis semasa bayi atau karena memakai kalung atau anting salib, atau karena orang tua Kristen. Tidak! Keselamatan datang serta merta waktu kita bertobat dan percaya kepada Yesus.

Lalu Yesus berkata kepada orang jahat yang bertobat itu: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Ini sesuatu yang luar biasa. Seorang penjahat yang sudah dihukum gantung, yang seharusnya akan binasa, tetapi waktu ia bertobat dan percaya kepada Yesus, Yesus berkata bahwa pada hari itu juga ia akan bersama dengan Yesus di Firdaus. Yesus tidak pernah bekerja tunggu hari besok, tetapi selalu hari ini. Hari ini kalau engkau percaya kepada Yesus, engkau pasti selamat.

Roma 5:8-10, kematian Yesus menghasilkan:

Pertama: Kita DIBENARKAN. Oleh karena dosa, kita seharusnya dihukum mati, dikenai murka Allah. Tetapi karena Yesus menggantikan posisi kita, maka kita dibenarkan. Kita tidak lagi di bawah penghukuman. Kita berada di bawah anugerah (Roma 8:1).

Kedua: Kita DISELAMATKAN dan PASTI selamat. Beberapa waktu lalu, ada orang terkenal meninggal dan beberapa pemuka agama menyerukan doa supaya arwahnya diterima di sisi Tuhan. Mereka belum yakin kalau tidak didorong oleh banyak doa, orang itu tidak selamat. Tetapi bagi orang Kristen, keselamatan dalam Yesus adalah pasti. Bukan mudah-mudahan, atau moga-moga. Di dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit.

Ketiga: Oleh penyaliban Yesus, kita dibenarkan, tidak dihukum. Kita memperoleh anugerah keselamatan. Dan kita, umat manusia yang percaya, DIPERDAMAIKAN dengan Allah.

Oleh sebab itu, kita mesti bersyukur untuk korban Yesus di Golgota. Puji Tuhan! Selamat PASKAH! Haleluya!

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: gpdimaranatha.org
Penulis: Pdt. M.D. Wakkary
Alamat URL:
http://gpdimaranatha.org/index.php?option=com_content&task=view&id=241&Itemid=32

KETAKUTAN DAN KESUKAAN BESAR

Baca: Matius 28:1-10

"Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus." (Matius 28:8)

Maria dan beberapa wanita yang pergi bersamanya mengunjungi tempat pemakaman Yesus, tidaklah mengharapkan sambutan yang mereka terima di kubur. Mereka datang pada waktu dini hari untuk membalurkan rempah-rempah pada tubuh Teman mereka -- tanpa mengetahui bagaimana caranya untuk masuk ke dalam kubur. Mereka tercengang karena melihat batu besar telah tergeser dari lubangnya. Bahkan yang lebih menakjubkan, mereka melihat seorang malaikat sedang duduk di atasnya.

Tidaklah mengherankan jika mereka merasakan takut dan takjub. Akan tetapi, mereka juga merasakan sukacita yang besar setelah malaikat itu mengundang mereka masuk untuk melihat ke dalam kubur kosong, dan kemudian menyuruh mereka untuk pergi dan memberitahukan kepada para murid yang lain, bahwa Yesus telah bangkit.

Hampir 2000 tahun setelah pemberitahuan yang pertama tersebut, kita para pengikut Yesus juga memiliki perasaan yang tak menentu dalam membagikan berita baik seperti itu. Kita merasakan sukacita yang besar karena Yesus hidup, tetapi juga merasakan ketidaknyamanan di dalam menceritakan tentang Dia kepada orang lain. Para wanita merasa takjub karena melihat dan mendengar seorang malaikat di pintu kubur, tetapi ketakutan kita berbeda. Kita takut akan apa yang orang lain mungkin pikirkan tentang kita ketika kita memberitahukan mereka bahwa Yesus telah bangkit. Namun, sama seperti Maria dan wanita lainnya, kita memiliki tanggung jawab untuk memberitahukan orang
lain tentang kabar baik ini. Roh Allah akan menolong kita untuk mengatasi ketakutan dan membagikan sukacita kita yang besar. -- JDB

Oh, betapa sukacita -- Tuhan sudah bangkit!
Maut dikalahkan Anak Allah;
Beri kami keberanian 'tuk bersaksi, ya Tuhan;
Tuntun kami 'tuk mencari yang sesat. -- D.DE Haan

Kabar baik tentang kebangkitan terlalu baik
untuk disimpan bagi diri kita sendiri.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Kemenangan dalam Kebangkitan
Judul asli buku: Our Daily Bread Special Easter Edition 2005
Penulis: J. David Branon
Penerjemah: Tim RBC Indonesia
Penerbit: RBC Ministries, Jakarta 2004
Halaman: 48 -- 49

Artikel ini juga pernah ditampilkan di situs YLSA
==> http://www.ylsa.org/ketakutan_dan_kesukaan_besar