Wednesday, May 19, 2010

Pelayan Tuhan (1Tawarikh 6:1-30)

Ketika masih kecil, saya beberapa kali mendengar komentar orang-orang tua bahwa menjadi hamba Tuhan bukanlah profesi yang menjanjikan masa depan yang cerah. Saya rasa orang tua saya pun dulu demikian berpikirnya. Namun hari ini saya adalah seorang yang melayani Tuhan secara penuh waktu, dan orang tua saya tidak malu untuk mengatakan bahwa anaknya adalah seorang hamba Tuhan. Anak-anak saya pun bangga memiliki ayah seorang yang mengabdikan dirinya untuk pekerjaan Tuhan. Bahkan, saya bersyukur untuk putri sulung saya yang sudah mempersembahkan dirinya untuk melayani Tuhan penuh waktu.

Setelah menyajikan silsilah dari berbagai suku Israel, yang semuanya tentu menimbulkan kebanggaan bagi masing-masing orang, penulis Tawarikh sekarang memfokuskan pasal 6 untuk menuturkan silsilah dari suku Lewi. Tuhan telah memilih suku Lewi secara khusus untuk melayani Dia di rumah Tuhan. Tiga anak Lewi yang menjadi tiga keluarga besar, Gerson, Kehat, dan Merari, masing-masing memiliki tugas di dalam pengelolaan rumah Tuhan (lih. Bil. 3).
 
Dari keluarga Kehat dipilih secara lebih khusus keluarga Harun untuk menjabat sebagai imam besar turun temurun. Harun adalah cucu Kehat dari Amran. Keluarga Harun memiliki posisi sentral dalam ibadah rumah Tuhan. Oleh karena itu silsilahnya dipaparkan terlebih dahulu (ayat 4-15). Setelah itu berturut-turut keluarga Gerson (ayat 20-21), Kehat (ayat 22-28), dan Merari (ayat 29-30).

Kebanggaan karena merupakan keturunan seorang hamba Tuhan atau karena ada anggota keluarga yang berprofesi hamba Tuhan seharusnya bukan menimbulkan kesombongan, melainkan dorongan untuk ikut terjun
dalam pelayanan. Menjadi hamba Tuhan adalah panggilan dan pilihan Tuhan sesuai dengan anugerah-Nya. Bukan jabatan atau status yang diutamakan, tetapi pekerjaan yang dipercayakan Tuhan, yang harus disyukuri dan dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab.
Sumber : Sabda

0 komentar:

Post a Comment