Wednesday, January 20, 2010

Menyikapi Pengajar Sesat (Matius 7:15-23)


Apa ciri yang perlu kita ketahui dari pengajar-pengajar sesat? Dari   buahnya kita mengenal mereka (16, 20). Pengajar sesat dapat  dikenali tentu dari ajarannya yang bertentangan dengan firman    Tuhan. Memang tidak mudah untuk mengenali ajaran yang salah kalau    kita sendiri tidak mengenal ajaran yang benar dari firman Tuhan.    Banyak ajaran sesat yang terlihat baik, menarik, dan relevan. Maka    dari itu, selain bisa membedakan ajaran salah dari ajaran benar,    kita perlu mengenal ciri- ciri pengajar sesat.

Yesus memperingatkan para murid bahwa tidak semua orang yang menyebut    Tuhan otomatis anak Tuhan. Bahkan mereka yang melakukan banyak    hal, termasuk hal yang spektakuler atas nama Tuhan tidak dengan    sendirinya anak Tuhan. Hanya mereka yang melakukan kehendak Tuhan,    itulah anak Tuhan (21). Dari buahnya kamu mengenal mereka!    Pertama, pengajar sesat mengajar bukan untuk kepentingan Tuhan,    apalagi umat Tuhan. Mereka mengajar untuk kepentingan mereka    sendiri, orientasi mereka uang, nama, dst. Kedua, pengajar sesat    berani memutarbalikkan firman dan memanipulasi jemaat untuk    kepentingan diri sendiri. Contoh, berapa banyak orang Kristen yang    ditipu untuk menyerahkan harta mereka dengan iming-iming berkat    rohani melimpah, padahal harta mereka memperkaya si pengajar   sesat. Ketiga, pengajar sesat sendiri, mungkin di penampilan luar   terlihat saleh dan rohani, tetapi mereka sebenarnya hamba nafsu    duniawi.

Apa kiat menghindari ditipu pengajar sesat? Kenali ajaran yang benar   dengan belajar firman Tuhan baik-baik. Belajar cara dan gaya hidup    Tuhan Yesus, sebagai model pengajar yang benar sehingga kita bisa    membedakan sikap yang tulus hamba Tuhan dari sikap munafik atau    dibuat-buat pengajar sesat. Selalu ada dalam persekutuan dengan    saudara-saudara seiman yang komit untuk melakukan firman Tuhan,    sehingga pengajar sesat tidak mudah menipu kita dengan ajaran-    ajarannya yang salah namun memikat.


e-SH versi web:          http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/17/



Berbagi di Facebook

0 komentar:

Post a Comment