Sunday, January 10, 2010

Etika Hati (Matius 5:21-48)


Bagaimana menjalankan kehidupan yang benar yang melampaui apa yang  dilakukan para pemuka agama Yahudi? Mulailah dengan hati, yakni  dari apa yang menjadi motivasi Anda melakukan hal tersebut.

Yesus memberikan contoh agar para murid melihat de-ngan jelas   bagaimana menjalani hidup yang benar yang sesuai dengan ajaran-   Nya. Yesus mengutip penafsiran keliru para pemimpin agama Yahudi akan Taurat, dan memberikan penafsiran-Nya yang benar dan   berotoritas. Ia menegaskan motivasi di balik melakukan Taurat.    Yaitu etika hati.

Yesus menentang penafsiran yang sempit dan yang membuka peluang untuk   dosa! Membunuh bukan semata-mata perbuatan fisik, marah dan    menfitnah juga bisa membunuh (21-26). Adalah munafik bila   melakukan ritual ibadah dengan hati mendendam. Perzinaan telah   dimulai dari hati yang kotor, berfantasi jorok melecehkan lawan   jenis, dan akhirnya bermuara pada perbuatan zina (27-30).  Melegalkan perceraian adalah sama dengan menolak penetapan Tuhan   mengenai pernikahan kudus (31-32). Apalagi pada zaman itu, ada   kekeliruan dalam menafsirkan Taurat, yakni perceraian boleh    dilakukan oleh seorang suami ketika ia menemukan ketidak-pantasan    apa pun dari istrinya. Bagaimana dengan bersumpah (33-37)? Pada    masa itu ada pandangan bahwa bersumpah asal tidak langsung dengan    nama Allah, dianggap tidak mengikat (34-36). Itu sebabnya Yesus    menegaskan bahwa bukan sumpah, tetapi adanya konsistensi kata    dengan perbu-atan: Jika Ya katakan Ya, jika Tidak katakan Tidak!   Dua contoh terakhir berhubungan erat dengan motivasi kasih (38-   48). Hukum mata ganti mata atau lex talionis yang merupakan    pembalasan digantikan pembalasan dengan kasih. Mengasihi harus    dengan kasih Ilahi, bukan semampunya manusia (48)!

Semua dimulai dari hati! Hati yang sudah diperbarui oleh Roh Kudus    yang melahirbarukan orang berdosa menjadi anak Tuhan. Dengan hati    yang sudah diperbarui, mari kita melakukan segala sesuatu dengan    pemahaman yang benar.

http://www.gkiisidikalang.co.cc
e-SH versi web:          http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/01/08/



Berbagi di Facebook

0 komentar:

Post a Comment