Tuesday, July 6, 2010

Pembelaan Allah dan Pembelaan Yakub (Kejadian 31:22-42)

Bagaimana kita harus menghadapi tuduhan dan tekanan dari orang yang membuat banyak masalah agar kita tidak terprovokasi? Sejauh mana kita patut memaparkan kebenaran kita kepada orang yang telah bersalah kepada kita?

Tanpa Yakub berbuat apa pun, Allah sendiri membela dia. Allah menampakkan diri kepada Laban dan memberi peringatan keras agar tidak bersikap macam-macam dan mengucapkan perkataan yang tidak pantas kepada Yakub. Bisa kita simpulkan bahwa peringatan keras ini harus Allah tegaskan karena Laban adalah tipe orang yang keras dan berkata seenak perut sendiri. Bahkan sesudah endapat peringatan pun, semua tuduhan yang ia lancarkan kepada Yakub masih terasa menekan. Melalui peristiwa ini Yakub sekali lagi mengalami bagaimana Allah memihak dia. Sebab Allah punya rencana agung melalui dia, dan Allah ingin agar Yakub masuk dalam relasi yang hidup dengan-Nya.

Ada tiga tuduhan Laban. Pertama, Yakub melarikan diri. Kedua, ia lari diam-diam. Tersirat bahwa Yakub dianggap melarikan harta yang masih dianggap milik Laban. Ketiga, Yakub mencuri sesembahannya. Semua tuduhan itu tidak benar kecuali yang ketiga, tetapi yang mencuri pun bukan Yakub melainkan Rahel. Yakub sudah meminta izin untuk kembali ke tanah leluhurnya, maka tuduhan bahwa ia lari tidak benar. Yakub memang merancang kepergian diam-diam sebab Laban menunjukkan gelagat tidak rela melepas.

Menghadapi tuduhan ini Yakub, yang sebetulnya berwatak lembut dan sudah berubah karena pembentukan Ilahi, terpancing membela diri dengan nada marah. Ada tempat untuk membela diri dan marah karena alasan yang benar, maka Yakub menelanjangi ketidakadilan Laban. Yang indah, di bagian akhir pembelaannya secara tersamar Yakub mengakui campur tangan Allah membela dan memelihara dirinya.

Tuduhan tidak adil yang harus Yakub tanggung, dan mungkin kita alami juga, dapat menjadi alat Allah untuk membimbing ke dalam relasi yang hidup yang Ia inginkan. E-sh

0 komentar:

Post a Comment