Thursday, November 25, 2010

Ketika Tuhan Meminta

Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Kejadian 22 : 1-2
Sering kali keinginan yang muncul dalam hati Anda terkadang merupakan cara Tuhan menaruh sebuah visi dalam hidup kita. Walaupun sepertinya keinginan tersebut sepertinya tidak berkaitan dengan panggilan kita, namun dalam perjalanan menuju penggenapan, maka kita akan menemukan bagaimana Tuhan menjalin semua itu menjadi sebuah kesatuan untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup Anda.
Namun dalam perjalanan menuju penggenapan janji atau visi itu, ada suatu saat dimana Anda mengalami seperti pengalaman Abraham. Saat Abraham sedang bersukacita dan menikmati waktunya bersama Ishak sang “anak perjanjian”, tiba-tiba Tuhan meminta agar anak tersebut dikorbankan dihadapan-Nya.

Bagaimana jika Anda menjadi Abraham? Mungkin Anda akan berkata, “Kok, Tuhan tega sekali sih.. Mengapa sesuatu yang sudah Dia berikan kok diminta lagi?” Namun tidak demikian dengan respon Abraham. Dia tidak mempertanyakan perintah Tuhan, karena dia percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Tanpa banyak alasan, dia menuju bukit pengorbanan itu.
Kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." Kejadian 22: 16-18
Tuhan disenangkan dengan respon Abraham. Yang Tuhan minta dari Abraham sebenarnya bukanlah Ishak, namun hati Abraham. Tuhan menguji hatinya, apakah hati Abraham masih milik Tuhan atau milik Ishak. Tetapi Tuhan menemukan bahwa hati Abraham masih tetap tertuju padanya dan tidak teralihkan sekalipun ia dilimpahi dengan berkat yang melimpah. Bagaimana dengan Anda, masihkah hati Anda tertuju pada Tuhan? Ketika Tuhan meminta sesuatu yang bagi kita merupakan sesuatu yang sangat berharga, kalau mau jujur sering kali kita menolak, hati kita sakit, kita menjadi kecewa dengan Tuhan. Tapi biarlah melalui pelajaran mengenai Abraham ini menguatkan kita.

Ad by PromoteBurner.com'; } ?>

0 komentar:

Post a Comment