Tuesday, April 20, 2010

Oleh Kasih Karunia (Roma 9:30-10:3)

Memperoleh keselamatan karena perbuatan baik merupakan konsep duniawi yang mudah dipahami. Hidup saleh pasti masuk surga, bukankah ini masuk akal?

Tampaknya setelah dihajar berkali-kali oleh Allah, bangsa Israel jadi bertobat dari penyembahan berhala. Setelah itu hanya Allah Abraham yang mereka sembah dan layani. Mereka bergiat dalam ibadah mereka kepada Allah (ayat 9:31, 10:2). Mereka berupaya memasyarakatkan Hukum Taurat agar setiap umat melakukannya dalam hidup mereka sesehari. Bahkan mereka berusaha melengkapi Hukum Taurat itu dengan peraturan-peraturan yang mereka buat sendiri. Namun sayang, semangat mereka tidak didasarkan pada pengetahuan yang benar (ayat 10:2). Mereka berusaha memperoleh pembenaran Allah dengan perbuatan baik dan kesalehan (ayat 10:3). Bukan dengan iman. Sulit bagi mereka untuk memahami konsep dibenarkan karena "kasih karunia". Mereka begitu bangga akan kesalehan mereka. Padahal dengan demikian mereka telah menggantikan Kristus dengan perbuatan baik. Dan akibatnya mereka tidak memperoleh kasih karunia Allah. Sementara bangsa-bangsa lain menerima kasih karunia Allah dengan iman. Dan mereka dibenarkan Allah.

Sampai kini pun masih banyak orang yang berusaha hidup saleh secara sungguh-sungguh, dengan harapan akan masuk surga ketika mereka meninggal dunia kelak. Namun sayangnya, kesungguhan hati dan kesalehan seseorang tidak akan pernah dapat menyelamatkan jiwanya. Ia tidak akan beroleh perkenan Allah maka kesudahannya adalah kebinasaannya. Paulus, yang ngeri membayangkan akhir hidup orang-orang sebangsanya, merindukan pertobatan mereka. Ia berdoa agar Allah menyelamatkan mereka (ayat 10:1).

Bagaimana dengan kita? Seberapa pedulikah kita pada orang-orang terhilang di sekitar kita? Adakah Anda pernah mengingat mereka dalam doa Anda? Adakah Anda memiliki kerinduan agar mereka diselamatkan? Masukkan mereka dalam pokok doa Anda mulai sekarang.
Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/sh/2010/04/13/

0 komentar:

Post a Comment