Saturday, April 17, 2010

Kemurahan dan kekerasan Allah (Roma 11:11-24)

Pelajaran apakah yang kita terima tentang Allah dari sikap-Nya terhadap penolakan Israel dan dari bagaimana Ia menghasilkan   keselamatan bangsa-bangsa asal kafir?

Allah keras berpegang pada prinsip, tetapi bukan berarti kejam atau  sewenang-wenang. Maksudnya, Allah tidak berubah-ubah dalam  ketetapan, keadilan, dan kebenaran-Nya. Bahkan umat pilihan yang berkeras menolak anugerah dalam Kristus harus menanggung akibat   mengerikan, yaitu kebinasaan. Karena Allah keras dan tidak    main-main dengan ketetapan anugerah-Nya, maka Israel seolah adonan    bantat atau cabang pohon zaitun sejati yang tidak berbuah. Maka    dalam ketegasan kebenaran diri-Nya, Allah mengerat umat   pilihan-Nya itu. Namun Allah berlimpah kasih dan kemurahan. Ia    yang mengerat Israel adalah Ia yang mencangkokkan bangsa-bangsa    asal kafir. Melalui pelayanan Paulus ke berbagai penjuru, banyak    sekali dihasilkan orang yang asalnya bukan umat menjadi umat    pilihan. Mereka menyambut Kristus dan bersukacita dalam  keselamatan yang diwujudkan oleh Injil-Nya. Orang-orang beriman    pada Kristus yang berasal dari bangsa kafir, seumpama pohon zaitun   liar yang dicangkokkan di tempat keratan pohon zaitun asli yang    tidak berbuah itu.

Pelajaran keras yang Allah berikan kepada orang Yahudi sekaligus    merupakan kemurahan yang tak terselami keajaibannya (ayat 22).    Allah menjadikan pelayanan penginjilan Paulus begitu berhasil,    sehingga orang Yahudi yang menolak Injil boleh mengalami    kecemburuan suci (ayat 14). Menyaksikan betapa limpahnya anugerah    Allah atas orang-orang yang dulunya tidak kenal Allah, Paulus    berharap bahwa hal itu menimbulkan kesadaran orang Yahudi tentang    kerugian yang mereka tanggung. Dan mendorong mereka menyambut    berkat Allah.

Kesadaran akan kekerasan dan kemurahan Allah akan membuat kita juga    menjunjung tinggi kemuliaan-Nya! Maka dalam keseharian maupun    dalam pelayanan, jangan sembrono memperlakukan kemurahan Allah    agar kita tidak mengalami kekerasanNya!


Berbagi di Facebook

0 komentar:

Post a Comment